Waduh, masa depan Persija buram
Selasa, 14 Agustus 2012 - 05:54 WIB

Waduh, masa depan Persija buram
A
A
A
Sindonews.com - Nasib Persija Jakarta tidak jelas. Klub yang musim lalu terpuruk di posisi sembilan klasemen akhir Indonesian Premier League (IPL), seakan tidak tahu soal masa depan klub dimusim kompetisi yang akan datang.
Kondisi menyedihkan dirasakan seluruh awak klub berjuluk Macan Kemayoran tersebut di akhir kompetisi IPL. Sama seperti sebagian besar klub IPL lainnya, sampai saat ini para pemain, pelatih, dan seluruh ofisial tim sudah tiga bulan lamanya belum mendapatkan gaji.
Kondisi yang serba tidak jelas tersebut, membuat tim seperti enggan berfikir soal masa depan Persija di musim kompetisi yang akan datang. Kondisi tersebut tentu saja menyakitkan. Di saat beberapa tim sibuk mempercantik tim dengan berusaha melakukan perekrutan pemain atau pelatih baru, bisa dibilang seperti hidup segan mati tak mau.
“Jujur saya kami tidak tahun harus bagaimana kedepannya. Untuk masalah gaji pemain tiga bulan terakhir saja belum ada kejelasan sama sekali, jadi bagaimana kami mau berfikir soal tim ini kedepannya. Saya tidak tahu bagaimana nasib Persija kedepannya,” ungkap pelatih Persija, Toyo Haryono, saat dihubungi wartawan, kemarin.
Toyo seolah prihatin dengan kondisi anak-anak asuhannya saat ini. Disaat berbagai kebutuhan tidak bisa dihindari, klub yang seharusnya jadi penopang pemain dan seluruh awak klub, malah seakan ditinggalkan begitu saja. Toyo pun melihat, ini adalah bagian dari ketidak profesionalan manajemen Persija dalam bekerja.
“Kebutuhan pemain tentu tidak bisa dikesampingkan, karena mereka juga mempunyai keluarga yang harus dinafkahi. Ya apalagin sekarang, sudah mau dekat dengan hari raya Idul Fitri. Bisa dikatakan, mereka tidak sama sekali profesional dalam menjalankan klub,” papar Toyo.
Kondisi semraut yang ada di tubuh manajemen klub berkostum orange tersebut menurut Toyo, dimulai dari perubahan tonggak kepengurusan Persija. Pergantian manajemen dari tangan Bambang Soejipto ke Hadi Basalamah, adalah awal ketidakjelasan masa depan Persija bermula.
“Pertama Pak Bambang yang memegang Persija, tapi di pertengahan kompetisi sudah pak Hadi yang menghendel semua. Disaat masalah seperti ini terjadi, pemain dan pelatih menjadi bingung kemana harus meminta pertanggung jawaban. Karena saat mencoba menghubungi Pak Bambang, dirinya sudah angkat tangan,” jelasnya.
“Kami seperti terombang ambing tanpa kejelasan saat ini. Kemana harus mengadu, sudah semakin sulit. Ya itu tadi, terlalu jauh jika memikirkan soal masa depan klub ini akan seperti apa, jika menanyakan masalah hak pemain saja sulit untuk dilakukan,” sambung Toyo.
Sementara itu, manajemen Persija yang coba dihubungi seperti enggan untuk memberikan penjelasan soal masalah yang ada di internal Persija. Jika manajemen sudah menghindar, tentu akan semakin mempersulit kondisi pemain dan seluruh awak tim.
"Saya sedang ada acara, nanti saya akan coba hubungi lagi," kata Manager Persija, Ardhi Tjahyoko, saat coba diminta keterangan.
Kondisi menyedihkan dirasakan seluruh awak klub berjuluk Macan Kemayoran tersebut di akhir kompetisi IPL. Sama seperti sebagian besar klub IPL lainnya, sampai saat ini para pemain, pelatih, dan seluruh ofisial tim sudah tiga bulan lamanya belum mendapatkan gaji.
Kondisi yang serba tidak jelas tersebut, membuat tim seperti enggan berfikir soal masa depan Persija di musim kompetisi yang akan datang. Kondisi tersebut tentu saja menyakitkan. Di saat beberapa tim sibuk mempercantik tim dengan berusaha melakukan perekrutan pemain atau pelatih baru, bisa dibilang seperti hidup segan mati tak mau.
“Jujur saya kami tidak tahun harus bagaimana kedepannya. Untuk masalah gaji pemain tiga bulan terakhir saja belum ada kejelasan sama sekali, jadi bagaimana kami mau berfikir soal tim ini kedepannya. Saya tidak tahu bagaimana nasib Persija kedepannya,” ungkap pelatih Persija, Toyo Haryono, saat dihubungi wartawan, kemarin.
Toyo seolah prihatin dengan kondisi anak-anak asuhannya saat ini. Disaat berbagai kebutuhan tidak bisa dihindari, klub yang seharusnya jadi penopang pemain dan seluruh awak klub, malah seakan ditinggalkan begitu saja. Toyo pun melihat, ini adalah bagian dari ketidak profesionalan manajemen Persija dalam bekerja.
“Kebutuhan pemain tentu tidak bisa dikesampingkan, karena mereka juga mempunyai keluarga yang harus dinafkahi. Ya apalagin sekarang, sudah mau dekat dengan hari raya Idul Fitri. Bisa dikatakan, mereka tidak sama sekali profesional dalam menjalankan klub,” papar Toyo.
Kondisi semraut yang ada di tubuh manajemen klub berkostum orange tersebut menurut Toyo, dimulai dari perubahan tonggak kepengurusan Persija. Pergantian manajemen dari tangan Bambang Soejipto ke Hadi Basalamah, adalah awal ketidakjelasan masa depan Persija bermula.
“Pertama Pak Bambang yang memegang Persija, tapi di pertengahan kompetisi sudah pak Hadi yang menghendel semua. Disaat masalah seperti ini terjadi, pemain dan pelatih menjadi bingung kemana harus meminta pertanggung jawaban. Karena saat mencoba menghubungi Pak Bambang, dirinya sudah angkat tangan,” jelasnya.
“Kami seperti terombang ambing tanpa kejelasan saat ini. Kemana harus mengadu, sudah semakin sulit. Ya itu tadi, terlalu jauh jika memikirkan soal masa depan klub ini akan seperti apa, jika menanyakan masalah hak pemain saja sulit untuk dilakukan,” sambung Toyo.
Sementara itu, manajemen Persija yang coba dihubungi seperti enggan untuk memberikan penjelasan soal masalah yang ada di internal Persija. Jika manajemen sudah menghindar, tentu akan semakin mempersulit kondisi pemain dan seluruh awak tim.
"Saya sedang ada acara, nanti saya akan coba hubungi lagi," kata Manager Persija, Ardhi Tjahyoko, saat coba diminta keterangan.
(aww)