Pelatih karate Jateng lempar kursi, suporter perang botol

Pelatih karate Jateng lempar kursi, suporter perang botol
A
A
A
Sindonews.com - Pertandingan cabang karate PON XVIII, Kamis (13/9) siang, sempat terhenti selama lebih kurang 20 menit, menyusul keributan pada pertandingan kelas -55 kilogram antara karateka Jawa Tengah, Imam Tauhid, melawan Tebing dari DKI Jakarta.
Pelatih Jawa Tengah, Mongonsidi, yang juga ayah kandung Imam, melempar kursi ke tengah lapangan pertandingan. Dia kecewa atas keputusan juri yang mengalahkan anaknya dengan skor 2-4. Mongonsidi mengamuk dan mengumpat kepada para wasit yang ditudingnya lebih memihak atlet DKI. Suporter Jateng yang berada di tribun kanan ikut marah dengan melempar botol minuman ke arah juri di tengah lapangan.
Lemparan Jateng kemudian dibalas lemparan botol juga oleh pendukung DKI yang berada di tribun kiri. Saling lempar akhirnya berhenti setelah petugas keamanan meminta para suporter tidak melakukan aksi pelemparan botol ke tengah lapangan.
Beberapa petugas keamanan dan pengurus karate Jateng mengamankan Mongonsidi. Dia dibawa ke arah pintu belakang untuk menenangkan diri, tetapi raut wajahnya sangat tegang dan umpatannya masih terus keluar.
Kemarahan Mongonsidi diawali rasa kecewa melihat juri yang tidak kunjung memberi angka saat pukulan dan tendangan Imam yang dianggapnya bersih masuk ke arah lawannya. Setidaknya ada tiga tendangan yang dianggapnya masuk ke arah kepala lawan. Apabila satu saja tendangan itu diberi nilai, maka Imam yang sebelumnya ketinggalan 2-4 akan berbalik unggul 5-4.
Pertandingan antara Imam dan Tebing adalah penentuan juara pool A atau sekaligus penentuan untuk maju ke babak final. Manajer Tim Karate Jateng, Arya Bima Yudiantoro, akhirnya mengajukan protes resmi ke dewan hakim. Mereka melengkapi protes dengan rekaman video pertandingan.
Setelah kondisi mereda, pertandingan akhirnya dapat dilanjutkan. Hanya saja, Imam tetap tidak melaju ke final. Pada penentuan juara ketiga, Imam akhirnya meraih medali perunggu setelah mengalahkan Duhril dari Sulawesi Selatan dengan skor telak 8-0. Adapun Tebing meraih medali emas setelah mengalahkan Arimbawa dari Bali, 4-1.
Pelatih Jawa Tengah, Mongonsidi, yang juga ayah kandung Imam, melempar kursi ke tengah lapangan pertandingan. Dia kecewa atas keputusan juri yang mengalahkan anaknya dengan skor 2-4. Mongonsidi mengamuk dan mengumpat kepada para wasit yang ditudingnya lebih memihak atlet DKI. Suporter Jateng yang berada di tribun kanan ikut marah dengan melempar botol minuman ke arah juri di tengah lapangan.
Lemparan Jateng kemudian dibalas lemparan botol juga oleh pendukung DKI yang berada di tribun kiri. Saling lempar akhirnya berhenti setelah petugas keamanan meminta para suporter tidak melakukan aksi pelemparan botol ke tengah lapangan.
Beberapa petugas keamanan dan pengurus karate Jateng mengamankan Mongonsidi. Dia dibawa ke arah pintu belakang untuk menenangkan diri, tetapi raut wajahnya sangat tegang dan umpatannya masih terus keluar.
Kemarahan Mongonsidi diawali rasa kecewa melihat juri yang tidak kunjung memberi angka saat pukulan dan tendangan Imam yang dianggapnya bersih masuk ke arah lawannya. Setidaknya ada tiga tendangan yang dianggapnya masuk ke arah kepala lawan. Apabila satu saja tendangan itu diberi nilai, maka Imam yang sebelumnya ketinggalan 2-4 akan berbalik unggul 5-4.
Pertandingan antara Imam dan Tebing adalah penentuan juara pool A atau sekaligus penentuan untuk maju ke babak final. Manajer Tim Karate Jateng, Arya Bima Yudiantoro, akhirnya mengajukan protes resmi ke dewan hakim. Mereka melengkapi protes dengan rekaman video pertandingan.
Setelah kondisi mereda, pertandingan akhirnya dapat dilanjutkan. Hanya saja, Imam tetap tidak melaju ke final. Pada penentuan juara ketiga, Imam akhirnya meraih medali perunggu setelah mengalahkan Duhril dari Sulawesi Selatan dengan skor telak 8-0. Adapun Tebing meraih medali emas setelah mengalahkan Arimbawa dari Bali, 4-1.
(aww)