Wushu Sumsel gagal penuhi target
Kamis, 13 September 2012 - 21:08 WIB

Wushu Sumsel gagal penuhi target
A
A
A
Sindonews.com - Cabang olahraga wushu gagal menyumbangkan medali untuk kontingen Sumatera Selatan (Sumsel). Itu setelah empat atlet andalannya tumbang sebelum mencapai babak final. Padahal Komite Olahraga Nasional Indonesia (KONI) Sumsel menargetkan dicabang ini dapat meraih 1 medali emas dan 1 perak pada Pekan Olahraga Nasional (PON) XVIII.
Bahkan Sasli Sais yang menjadi tumpuan untuk mendapatkan medali di nomor Sanda 75 Kg putra harus pulang lebih awal bersama rekannya Nurhadi di nomor Sanda 65 Kg. Keduanya harus tersingkir pada babak perempat final setelah dikalahkan oleh Victoria asal Jabar dan Jefri Topan asal DKI Jakarta.
"Memang untuk target dari KONI Sumsel kita diharapkan bisa meraih satu emas dan satu perak. Namun apa boleh buat tim kita masih belum beruntung," kata Pelatih Kepala Wushu Sumsel, Ahmad Yani dengan didampingi Manajer Tim Wushu Sumsel, Sutarwo usai pertandingan di Hall Bela Diri Sport Center, Kamis (13/9).
Atas hasil ini, sebagai pelatih Ahmad Yani meminta maaf kepada seluruh publik Sumatera Selatan, karena belum mampu mempersembahkan hasil yang terbaik. Dikatakannya kegagalan timnya ini bisa dibilang disebabkan oleh banyak faktor, mulai dari minimnya waktu latihan hingga ke sarana dan prasarana yang memadai.
Dia melanjutkan, Nurhadi memang sejak awal tidak ditargetkan. Sementara untuk Sasli Rais tampaknya belum begitu panas mengingat persiapan yang terbilang mepet. Apalagi dia baru dua bulan terakhir ikut program latiahan, karena menunggu dispensasi dari Kodam II Sriwijaya karena dia merupakan anggita TNI dari Jasdam.
Sedangkan atlet wushu putri Sumsel, Fuliana dan Nabila yang turun pada nomor taijiquan dan taijijian harus mengakui keunggulan tim lawan, setelah skor yang diraih cukup jauh dari yang diharapkan. Pada nomor taijiquan, Fuliana harus puas berada di peringkat kelima dengan meraih skor 8.85, dan Nabila menguntit dibelakangnya di dengan skor 8.81.
Begitupun pada nomor taijin, Fuliana dan Nabila tampaknya mesti berlapang dada karena harus angkat koper dengan tangan hampa. Pasalnya, Fuliana yang ditargetkan meraih perunggu pada event ini masih belum beruntung, karena hanya mencatatkan skor 8,68. Begitupun dengan Nabila hanya mencatatkan skor 8,65.
"Untuk nomor taici ini saja kita masih belum punya peralatan yang memadai. Tempat latihan kita di Tribun Timur JSC masih dirasakan kurang maksimal, tempatnya tidak begitu luas. Jadi latihan tidak bisa digelar maksimal," ungkapnya.
Akan tetapi karena kedua atlet ini masih muda, maka pada ajang PON ini, Yani menilai even ini bisa dibilang untuk menambah jam terbang dan pengalaman. Terkhusus bagi Nabila, bisa dikatakan peluangnya untuk lebih berkembang sangat terbuka lebar, mengingat usianya masih sangat muda.
"Nabila ini memang sejak awal tidak kita berikan target, karena dia debutan dalam PON ini. Targetnya sekitar 4 tahun lagi untuk bisa lebih baik lagi dan meraih prestasi. Dari SDM (Sumber Daya Manusia), Sumsel tidak kalah dari atlet lainnya, tinggal lagi pemenuhan sarana dan prasarananya saja," ulas Ahmad Yani.
Bahkan Sasli Sais yang menjadi tumpuan untuk mendapatkan medali di nomor Sanda 75 Kg putra harus pulang lebih awal bersama rekannya Nurhadi di nomor Sanda 65 Kg. Keduanya harus tersingkir pada babak perempat final setelah dikalahkan oleh Victoria asal Jabar dan Jefri Topan asal DKI Jakarta.
"Memang untuk target dari KONI Sumsel kita diharapkan bisa meraih satu emas dan satu perak. Namun apa boleh buat tim kita masih belum beruntung," kata Pelatih Kepala Wushu Sumsel, Ahmad Yani dengan didampingi Manajer Tim Wushu Sumsel, Sutarwo usai pertandingan di Hall Bela Diri Sport Center, Kamis (13/9).
Atas hasil ini, sebagai pelatih Ahmad Yani meminta maaf kepada seluruh publik Sumatera Selatan, karena belum mampu mempersembahkan hasil yang terbaik. Dikatakannya kegagalan timnya ini bisa dibilang disebabkan oleh banyak faktor, mulai dari minimnya waktu latihan hingga ke sarana dan prasarana yang memadai.
Dia melanjutkan, Nurhadi memang sejak awal tidak ditargetkan. Sementara untuk Sasli Rais tampaknya belum begitu panas mengingat persiapan yang terbilang mepet. Apalagi dia baru dua bulan terakhir ikut program latiahan, karena menunggu dispensasi dari Kodam II Sriwijaya karena dia merupakan anggita TNI dari Jasdam.
Sedangkan atlet wushu putri Sumsel, Fuliana dan Nabila yang turun pada nomor taijiquan dan taijijian harus mengakui keunggulan tim lawan, setelah skor yang diraih cukup jauh dari yang diharapkan. Pada nomor taijiquan, Fuliana harus puas berada di peringkat kelima dengan meraih skor 8.85, dan Nabila menguntit dibelakangnya di dengan skor 8.81.
Begitupun pada nomor taijin, Fuliana dan Nabila tampaknya mesti berlapang dada karena harus angkat koper dengan tangan hampa. Pasalnya, Fuliana yang ditargetkan meraih perunggu pada event ini masih belum beruntung, karena hanya mencatatkan skor 8,68. Begitupun dengan Nabila hanya mencatatkan skor 8,65.
"Untuk nomor taici ini saja kita masih belum punya peralatan yang memadai. Tempat latihan kita di Tribun Timur JSC masih dirasakan kurang maksimal, tempatnya tidak begitu luas. Jadi latihan tidak bisa digelar maksimal," ungkapnya.
Akan tetapi karena kedua atlet ini masih muda, maka pada ajang PON ini, Yani menilai even ini bisa dibilang untuk menambah jam terbang dan pengalaman. Terkhusus bagi Nabila, bisa dikatakan peluangnya untuk lebih berkembang sangat terbuka lebar, mengingat usianya masih sangat muda.
"Nabila ini memang sejak awal tidak kita berikan target, karena dia debutan dalam PON ini. Targetnya sekitar 4 tahun lagi untuk bisa lebih baik lagi dan meraih prestasi. Dari SDM (Sumber Daya Manusia), Sumsel tidak kalah dari atlet lainnya, tinggal lagi pemenuhan sarana dan prasarananya saja," ulas Ahmad Yani.
(aww)