Arema kalah segalanya dari Al Ettifaq
A
A
A
Sindonews.com - Peluang Arema untuk berjaya di AFC Cup nyaris tertutup. Pada leg pertama di Stadion Gajayana, Selasa (18/9) petang, Arema harus takluk 0-2 di kaki wakil Arab Saudi Al Ettifaq. Perbedaan kelas cukup mewakili kekalahan tersebut karena Al Ettifaq praktis menguasai sepanjang pertandingan.
Kekalahan dua gol di kandang, rasanya sulit bagi Arema yang membutuhkan tiga gol saat bermain di kandang Al Ettifaq 25 September mendatang. Kekalahan ini jelas tidak diduga sebelumnya oleh pelatih Arema Dejan Antonic yang menyimpan optimisme tinggi timnya mampu mengatasi perlawan tim asuhan Alain Geiger.
Gol kemenangan Al Ettifaq disuguhkan Yahia Sulaiman 66 dan Zamil Mohammed 90. Bisa dibilang permainan Arema ini merupakan penampilan terburuk di AFC Cup. Hanya menciptakan tiga peluang bagus, Arema tidak berkutik menghadapi postur pemain Al Ettifaq yang jauh lebih menjulang.
Walau mereguk kemenangan, Al Ettifaq belum mau bertepuk dada. "Kemenangan ini belum apa-apa. Kami memang tampil konsisten, tapi semua akan ditentukan pada leg kedua nanti," ujar Pelatih Al Ettifaq Alain Geiger.Soal insiden matinya lampu Stadion Gajayana di menit 20, menurutnya tak memengaruhi timnya untuk tetap bermain stabil.Lampu Stadion Gajayana memang menghentikan laga pada menit 55 dan harus menunggu hingga 20 menit sebelum menyala kembali."Hanya kondisi lapangan yang sempat menjadi kendala karena keras dan bergelombang, tapi pemain sudah siap dengan itu dan tidak ada masalah. Sekarang kami harus fokus di leg kedua," papar Geiger.
Sementara, Pelatih Arema Dejan Antonic mengakui dirinya sangat kecewa dengan kekalahan 0-2. Padahal dirinya berharap minimal menahan imbang. Dia menyatakan lawan bagus, sedangkan timnya tidak mampu menunjukkan permainan seperti di babak sebelumnya.
"Lawan sangat bagus. Kami lama tidak bertanding dan itu memengaruhi permainan tim secara keseluruhan. Saya tidak marah ke pemain, saya justru hormat karena mereka telah berusaha dengan keras. Saya rasa kekalahan ini murni disebabkan perbedaan teknis," beber Dejan Antonic.
Dejan marah kepada wasit Vo Minh Tri asal Vietnam yang memulai babak kedua. Wasit sudah meniup peluit kick off ketika ada pemain Arema yang masih berdoa di pinggir lapangan. Sudah begitu lampu mati yang diklaimnya sebagai perusak konsentrasi pemainnya di babak kedua.
"Permainan mulai naik, tapi terganggu mati lampu. Ya, itu sangat menganggu tensi pemain yang seharusnya terus naik. Tapi tidak masalah, karena kami kalah menghadapi tim yang bagus. Soal leg kedua, lihat saja nanti. Kami tetap akan profesional," tukasnya.
Al Ettifaq mengawali laga dengan mood lebih baik dibanding tuan rumah. Aliran bola dari lini tengah berjalan nyaris sempurna dan membuat Arema tertekan di pertahanan sendiri. Sepanjang 15 menit awal ball posession mutlak milik klub asal Arab Saudi tersebut.
Arema FC hanya mampu menyerang secara sporadis karena hanya mengandalkan serangan balik. Itu pun terlampau sulit karena tuan rumah yang mengusung pola 4-2-3-1 harus berlari jauh ke depan. Arema baru mendapat tendangan ke arah gawang pada menit 17 melalui Legimin Raharjo yang mampu diamankan kiper Al Ettifaq Faiz Hussain.
Arema yang biasanya menekan melalui kedua striker sayap, Putut Waringin Jati dan TA Musafri, kurang bergairah sore itu. Umpan silang maupun tekanan ke pertahanan Al Ettifaq sangat minim hingga Arema harus memaksakan tendangan jarak jauh yang sama sekali tak efektif.
Ditambah umpan-umpan yang sering salah, membuat Arema mempersulit dirinya sendiri. Hanya dua shot on target di babak pertama menggambarkan sulitnya tim asuhan Dejan Antonic mengimbangi perlawanan Al Ettifaq yang sebenarnya tidak terlalu ngotot dalam bermain.
Potensi gol baru terlihat di awal babak kedua. Hanya semenit setelah kick off, Al Ettifaq mempunyai peluang manis melalui Cassio Vargas via tendangan voli di dalam kotak enambelas. Beruntung kiper Arema Deniss Romanovs membuat penyelamatan brilian.
Menit 50 pertandingan terhenti karena lampu Stadion Gajayana mati. Setelah menunggu selama 20 menit, akhirnya lampu menyala dan pertandingan dilanjutkan. Insiden mati lampu tak mengubah bentuk permainan. Arema tetap terkungkung di pertahanan sendiri dan harus berjibaku menyapu gelombang serangan tim tamu.
Gawang Arema akhirnya bolong menit 66 melalui akselerasi memukau Yahia Sulaiman Alshehri memanfaatkan skrimit di depan gawang. Sebuah gol pantas dicetak Al Ettifaq melihat kesempatan yang mereka miliki sepanjang laga.
Bagi Arema, gol ini kerugian besar karena sejatinya mereka sudah mulai berkembang di babak kedua. Tuan rumah bertambah sulit karena Al Ettifaq sama sekali tak mengendurkan tempo. Al Ettifaq yang diprediksi kehabisan energi karena juga bermain di kompetisi nyatanya jauh lebih bertenaga.
Di masa injury time, Arema semakin tenggelam berkat gol Zamil Mohammed. Tendangan lengkung dari luar kotak enambelas tak mampu dijangkau kiper Deniss Romanovs. Arema tinggal berharap kejaiban pada leg kedua 25 September nanti
Kekalahan dua gol di kandang, rasanya sulit bagi Arema yang membutuhkan tiga gol saat bermain di kandang Al Ettifaq 25 September mendatang. Kekalahan ini jelas tidak diduga sebelumnya oleh pelatih Arema Dejan Antonic yang menyimpan optimisme tinggi timnya mampu mengatasi perlawan tim asuhan Alain Geiger.
Gol kemenangan Al Ettifaq disuguhkan Yahia Sulaiman 66 dan Zamil Mohammed 90. Bisa dibilang permainan Arema ini merupakan penampilan terburuk di AFC Cup. Hanya menciptakan tiga peluang bagus, Arema tidak berkutik menghadapi postur pemain Al Ettifaq yang jauh lebih menjulang.
Walau mereguk kemenangan, Al Ettifaq belum mau bertepuk dada. "Kemenangan ini belum apa-apa. Kami memang tampil konsisten, tapi semua akan ditentukan pada leg kedua nanti," ujar Pelatih Al Ettifaq Alain Geiger.Soal insiden matinya lampu Stadion Gajayana di menit 20, menurutnya tak memengaruhi timnya untuk tetap bermain stabil.Lampu Stadion Gajayana memang menghentikan laga pada menit 55 dan harus menunggu hingga 20 menit sebelum menyala kembali."Hanya kondisi lapangan yang sempat menjadi kendala karena keras dan bergelombang, tapi pemain sudah siap dengan itu dan tidak ada masalah. Sekarang kami harus fokus di leg kedua," papar Geiger.
Sementara, Pelatih Arema Dejan Antonic mengakui dirinya sangat kecewa dengan kekalahan 0-2. Padahal dirinya berharap minimal menahan imbang. Dia menyatakan lawan bagus, sedangkan timnya tidak mampu menunjukkan permainan seperti di babak sebelumnya.
"Lawan sangat bagus. Kami lama tidak bertanding dan itu memengaruhi permainan tim secara keseluruhan. Saya tidak marah ke pemain, saya justru hormat karena mereka telah berusaha dengan keras. Saya rasa kekalahan ini murni disebabkan perbedaan teknis," beber Dejan Antonic.
Dejan marah kepada wasit Vo Minh Tri asal Vietnam yang memulai babak kedua. Wasit sudah meniup peluit kick off ketika ada pemain Arema yang masih berdoa di pinggir lapangan. Sudah begitu lampu mati yang diklaimnya sebagai perusak konsentrasi pemainnya di babak kedua.
"Permainan mulai naik, tapi terganggu mati lampu. Ya, itu sangat menganggu tensi pemain yang seharusnya terus naik. Tapi tidak masalah, karena kami kalah menghadapi tim yang bagus. Soal leg kedua, lihat saja nanti. Kami tetap akan profesional," tukasnya.
Al Ettifaq mengawali laga dengan mood lebih baik dibanding tuan rumah. Aliran bola dari lini tengah berjalan nyaris sempurna dan membuat Arema tertekan di pertahanan sendiri. Sepanjang 15 menit awal ball posession mutlak milik klub asal Arab Saudi tersebut.
Arema FC hanya mampu menyerang secara sporadis karena hanya mengandalkan serangan balik. Itu pun terlampau sulit karena tuan rumah yang mengusung pola 4-2-3-1 harus berlari jauh ke depan. Arema baru mendapat tendangan ke arah gawang pada menit 17 melalui Legimin Raharjo yang mampu diamankan kiper Al Ettifaq Faiz Hussain.
Arema yang biasanya menekan melalui kedua striker sayap, Putut Waringin Jati dan TA Musafri, kurang bergairah sore itu. Umpan silang maupun tekanan ke pertahanan Al Ettifaq sangat minim hingga Arema harus memaksakan tendangan jarak jauh yang sama sekali tak efektif.
Ditambah umpan-umpan yang sering salah, membuat Arema mempersulit dirinya sendiri. Hanya dua shot on target di babak pertama menggambarkan sulitnya tim asuhan Dejan Antonic mengimbangi perlawanan Al Ettifaq yang sebenarnya tidak terlalu ngotot dalam bermain.
Potensi gol baru terlihat di awal babak kedua. Hanya semenit setelah kick off, Al Ettifaq mempunyai peluang manis melalui Cassio Vargas via tendangan voli di dalam kotak enambelas. Beruntung kiper Arema Deniss Romanovs membuat penyelamatan brilian.
Menit 50 pertandingan terhenti karena lampu Stadion Gajayana mati. Setelah menunggu selama 20 menit, akhirnya lampu menyala dan pertandingan dilanjutkan. Insiden mati lampu tak mengubah bentuk permainan. Arema tetap terkungkung di pertahanan sendiri dan harus berjibaku menyapu gelombang serangan tim tamu.
Gawang Arema akhirnya bolong menit 66 melalui akselerasi memukau Yahia Sulaiman Alshehri memanfaatkan skrimit di depan gawang. Sebuah gol pantas dicetak Al Ettifaq melihat kesempatan yang mereka miliki sepanjang laga.
Bagi Arema, gol ini kerugian besar karena sejatinya mereka sudah mulai berkembang di babak kedua. Tuan rumah bertambah sulit karena Al Ettifaq sama sekali tak mengendurkan tempo. Al Ettifaq yang diprediksi kehabisan energi karena juga bermain di kompetisi nyatanya jauh lebih bertenaga.
Di masa injury time, Arema semakin tenggelam berkat gol Zamil Mohammed. Tendangan lengkung dari luar kotak enambelas tak mampu dijangkau kiper Deniss Romanovs. Arema tinggal berharap kejaiban pada leg kedua 25 September nanti
(aww)