Anak muda Liverpool rusak pesta Young Boys

Sabtu, 22 September 2012 - 09:16 WIB
Anak muda Liverpool rusak pesta Young Boys
Anak muda Liverpool rusak pesta Young Boys
A A A
Sindonews.com - Inilah nasib negara yang industri sepak bolanya menempati kasta ketiga di ranah Eropa. BSC Young Boys salah satu klub mapan di Swiss sama sekali tidak dikenal punggawa Liverpool. Setidaknya bagi Nuri Sahin, pemain pinjaman Real Madrid .

“Terus terang,saya tak tahu Young Boys. Tapi,kalau mereka masuk putaran penyisihan Liga Europa,tentu tidak patut diremehkan,” kata Sahin,di depan ratusan wartawan Swiss dan Inggris,sehari jelang pertandingan.

Tidak mengenal Young Boys boleh jadi benar. Tapi, tidak meremehkannya agaknya sulit dipercaya kalangan wartawan. Terbukti, Liverpool mendarat di Swiss tanpa pemain bintang. Ratusan fans berat The Reds, julukan Liverpool yang menunggu sejak pagi di pelataran Hotel Schweizerhof, Bern harus menelan kekecewaan karena Steven Gerrard, Luis Suarez atau Pepe Reina tidak dibawa Pelatih Brendan Rodgers. Terhitung cuma Sahin dan Jamie Carragher yang dikenal.

Rodgers justru menurunkan darah muda semacam Suso, Andre Wisdom, Qoussama Assaidi atau SamedYesil dalam usaha melumat Young Boys. Kebijakan ini jelas menunjukkan prioritas Rodgers yang lebih mementingkan Liga Primer. Apalagi tim asuhannya mesti berhadapan dengan Manchester United di Anfield, Minggu 23 Agustus 2012. Rodgers ingin memenangi pertandingan tersebut demi memperlapang jalan Liverpool kembali ke Liga Champions yang terakhir kali diikuti pada 2009/2010.

Kubu Young Boys justru menerapkan filosofi berbeda. Semua pemain inti dipasang Pelatih Martin Rueda.Ujung tombak Raul Bobadilla pemain berdarah Argentina yang tak hanya tajam di Liga Swiss menjadi andalan. Kiper nomor dua tim nasional Swiss Marco Woelfi menjaga mistar Young Boys. Sementara nama pemain andalan lainnya seperti Christoph Spycher, Scott Sutter atau Mario Raimondi,juga dipasang untuk membendung serangan darah muda The Reds.

Perbedaan komposisi tim itu ternyata tidak berpengaruh terhadap ramalan terkait hasil pertandingan di Stade de Suisse yang nyaris sold out. Meski mendapat dukungan fanatik, akhirnya Woelfi harus memungut kulit bundar dari gawangnya. Bek Christoph Spycher melakukan kesalahan dengan menyundul bola ke tubuh Juhani Ojala sehingga berbuah gol bunuh diri.

Selanjutnya, setidaknya hingga menit ke 35 tak ada kejutan berarti. Kedua kesebelasan bermain imbang silih berganti membuka serangan meski tidak sampai membahayakan gawang lawan. Baru pada menit ke-38 Young Boys berhasil menyamakan kedudukan.

Setelah terjadi kemelut di kotak penalti The Reds, Raphael Nuzzolo memanfaatkan kecerobohan Jose Enrique yang ingin membuang bola. Stade de Suisse bergetar lima kembang api menyala di sektor D, tempat fans Young Boys berkumpul dan bernyanyi. Namun belum redup kembang api terlarang itu menyala pukulan telak harus diterima Young Boys. Andre Wisdom merobek jala Woelfi beberapa menit berselang. Stadion kembali gempita hanya kali ini datang dari fans tim tamu yang memenuhi sektor B.

Dalam keadaan tertinggal Young Boys mengambil inisiatif selepas jeda. Hasilnya berbuah manis. Ojala menebus kesalahan dengan menaklukkan kiper nomor dua Liverpool Brad Jones untuk menyamakan kedudukan. Aksi kepahlawanan tuan rumah berlanjut di menit ke-63, ketika Gonzalo Zarate meneruskan umpan menyusur tanah Bobadilla demi membuahkan gol indah. Stade de Suisse kembali bergetar.

Sayang selebrasi pendukung kembali hanya bertahan sebentar. The Reds bangkit dari kekalahan dan menyamakan kedudukan melalui Sebastian Coates tiga menit berselang. Woelfi terlihat gusar lantaran barian belakang Young Boys kembali lengah. Petaka tuan rumah akhirnya lengkap menyusul aksi brilian Jonjo Shelvey yang melengkapi kemenangan 5-3 Liverpool. “Pertahanan kami kacau,tiga gol kami hadiahkan cuma-cuma kepada mereka,” kata Woelfi seusai pertandingan.

Kesempatan Young Boys mengukir kemenangan bersejarah akhirnya tak tercapai setelah Michael Koukoulakis, wasit asal Yunani meniup peluit panjang.Liverpool, meski datang dengan pasukan lapis kedua, tetap tak bisa dikalahkan di bumi Swiss.
(akr)
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.8123 seconds (0.1#10.140)