Krisis keuangan, Persija genjot tiket penonton
Kamis, 01 November 2012 - 21:51 WIB

Krisis keuangan, Persija genjot tiket penonton
A
A
A
Sindonews.com - Krisis finansial yang dialami manajemen Persija Jakarta di kompetisi Indonesia Super League (ISL) musim 2011/2012, tengah dicarikan solusi terbaik. Manajemen klub berjuluk Macan Kemayoran, memang sedang mengalami masalah keuangan.
Dari beberapa kabar terakhir yang didapat, klub kebanggaan The Jak Mania tersebut, belum melunasi pembayaran gaji sebagian besar para pemainnya. Dari isu yang berkembang, manajemen Persija menunggak hampir enam bulan gaji para pemain.
Agar kondisi tersebut tidak kembali terulang di musim kompetisi 2012/2013, manajemen Persija pun menyiapkan beberapa alternatif. Dan satu cara yang diambil adalah, memaksimalkan penjualan tiket penonton. Menurut manajemen Macan Kemayoran, harga penjualan tiket di setiap laga yang dimainkan Persija masih terbilang rendah.
"Harga tiket kami masih di bawah rata-rata, sehingga pemasukan tiket dengan pengeluaran klub sangatlah bertolak belakang. Kami merasa, harga penjualan tiket tidak bisa dimaksimalkan," ungkap ketua umum (ketum) Persija, Ferry Paulus.
Dalam kesempatan kali ini, Ferry pun sangat berharap kepada seluruh The Jak Mania untuk bisa lebih sadar dalam membeli tiket sesuai ketetapan manajemen atau panitia pelaksana Persija. Ferry pun menjelaskan, dibandingkan dua klub besar lainnya, Persib Bandung dan Arema Indonesia, tim yang sudah 12 tahun puasa gelar itu kedapatan harga tiket yang minim dibandingkan dua klub tersebut.
Menurut data yang dimiliki manajelem Persija, untuk Arema saja mematok harga tiket terendah dikisaran Rp50 ribu. Sedangkan Maung Bandung, julukan Persib, mematok harga terendah untuk setiap laga kanda Persib dikisaran Rp40 ribu. Kedua klub di atas menetapkan harga lebih tinggi, karena tiket terendah Persija hanya Rp30 ribu.
”Jadi kami minus setiap pertandingan. Keamanan dan sewa Stadion Utama Gelora Bung Karno (SUGBK) sangat mahal dan tidak imbang dengan pemasukan,” jelas Ferry, yang juga pemilik Sekolah Sepak Bola (SSB) Villa 2000 tersebut.
Sementara itu, Ketua The Jak Mania, Lariko Ranggamone, menjelaskan, bahwa kebanyakan suporter Persija diisi oleh para pelajar atau anak-anak sekolah. Tapi Lariko tetap menjelaskan, jika dirinya tetap menginstruksi agar para anggotanya tetap membeli tiket jika memang ingin Persija tetap eksis.
”Kalau memang cinta Persija, harus beli tiket di musim depan. Ini selalu saya tegaskan kepada semua koordinator wilayah (korwil) dan semua anggota The Jak Mania,” papar Lariko.
Dari beberapa kabar terakhir yang didapat, klub kebanggaan The Jak Mania tersebut, belum melunasi pembayaran gaji sebagian besar para pemainnya. Dari isu yang berkembang, manajemen Persija menunggak hampir enam bulan gaji para pemain.
Agar kondisi tersebut tidak kembali terulang di musim kompetisi 2012/2013, manajemen Persija pun menyiapkan beberapa alternatif. Dan satu cara yang diambil adalah, memaksimalkan penjualan tiket penonton. Menurut manajemen Macan Kemayoran, harga penjualan tiket di setiap laga yang dimainkan Persija masih terbilang rendah.
"Harga tiket kami masih di bawah rata-rata, sehingga pemasukan tiket dengan pengeluaran klub sangatlah bertolak belakang. Kami merasa, harga penjualan tiket tidak bisa dimaksimalkan," ungkap ketua umum (ketum) Persija, Ferry Paulus.
Dalam kesempatan kali ini, Ferry pun sangat berharap kepada seluruh The Jak Mania untuk bisa lebih sadar dalam membeli tiket sesuai ketetapan manajemen atau panitia pelaksana Persija. Ferry pun menjelaskan, dibandingkan dua klub besar lainnya, Persib Bandung dan Arema Indonesia, tim yang sudah 12 tahun puasa gelar itu kedapatan harga tiket yang minim dibandingkan dua klub tersebut.
Menurut data yang dimiliki manajelem Persija, untuk Arema saja mematok harga tiket terendah dikisaran Rp50 ribu. Sedangkan Maung Bandung, julukan Persib, mematok harga terendah untuk setiap laga kanda Persib dikisaran Rp40 ribu. Kedua klub di atas menetapkan harga lebih tinggi, karena tiket terendah Persija hanya Rp30 ribu.
”Jadi kami minus setiap pertandingan. Keamanan dan sewa Stadion Utama Gelora Bung Karno (SUGBK) sangat mahal dan tidak imbang dengan pemasukan,” jelas Ferry, yang juga pemilik Sekolah Sepak Bola (SSB) Villa 2000 tersebut.
Sementara itu, Ketua The Jak Mania, Lariko Ranggamone, menjelaskan, bahwa kebanyakan suporter Persija diisi oleh para pelajar atau anak-anak sekolah. Tapi Lariko tetap menjelaskan, jika dirinya tetap menginstruksi agar para anggotanya tetap membeli tiket jika memang ingin Persija tetap eksis.
”Kalau memang cinta Persija, harus beli tiket di musim depan. Ini selalu saya tegaskan kepada semua koordinator wilayah (korwil) dan semua anggota The Jak Mania,” papar Lariko.
(aww)