Cinta produk Malang, Arema ISL puas pakai Ultras
A
A
A
Sindonews.com - Arema FC versi Indonesia Super League (ISL) cinta produk lokal. Buktinya, saat klub-klub bangga bekerja sama dengan sponsor apparel dari luar negeri seperti Joma, Umbro, Lotto, hingga yang paling anyar Stobi, Arema ISL justru cinta produk lokal. Ya, Arema ISL lebih memilih Ultras yang notabene produk lokal Malang.
Ultras adalah sebuah perusahaan apparel yang menyediakan merchandise Arema sejak belasan tahun lalu di Kota Malang. Tepatnya sejak pertengahan musim ISL 2011-2012 silam, Singo Edan resmi memakai produk Ultras sebagai penyedia perlengkapan klub.
Di tengah gencarnya iming-iming dari produsen apparel asing, Arema ISL sama sekali tidak tergiur. Manajemen menilai secara kualitas produk Ultras tidak kalah dengan apparel asing. Selain itu penguatan konten lokal menjadi salah satu konsep klub berlogo kepala Singa.
''Nominal bukan segalanya. Kami menilai Ultras memiliki banyak sisi positif, antara lain produk lokal, desain bagus, kerja sama yang ditawarkan juga positif. Musim lalu kami sangat puas bekerjasama dengan Ultras dan kami akan meneruskannya musim depan,” ucap Sudarmaji, Media Officer Arema ISL.
Ultras menjadi satu-satunya apparel lokal di antara klub-klub ISL, bahkan mungkin di Indonesia. Mereka menyediakan berbagai perlengkapan tim seperti jaket, tas, kaos kaki, peralatan latihan, kecuali bola dan sepatu. Sudarmaji mengaku pihaknya juga menerima banyak tawaran dari produsen apparel asing.
''Ada banyak produsen yang menawari kerjasama. Namun kami sudah sepakat untuk tetap memakai Ultras. Statusnya sebagai produsen lokal menjadi salah satu daya tarik,” tambah Sudarmaji. Ultras sendiri sudah tidak asing bagi Aremania.
Sejak belasan tahun lalu, Ultras dipandang sebagai salah satu produsen apparel bergengsi di Malang. Eksistensinya dalam penjualan merchandise Arema sudah tak diragukan lagi walau dalam beberapa tahun terakhir bermunculan produsen-produsen baru.
Kostum yang dipakai Arema dalam beberapa pertandingan pra musim juga terlihat menarik. Dengan desain sederhana, kostum Keith Kayamba Gumbs dkk justru lebih menarik dibandingkan kostum yang diluncurkan produsen apparel asing.
Jika apparel asing lebih banyak bermain warna, produk Ultras terlihat simpel dengan tetap menonjolkan warna dominan biru. Manajer Ultras Ivan Syahrul mengatakan pihaknya akan tetap berupaya membuat kostum Arema memiliki corak yang berbeda namun menarik.
''Warna tetap sesuai dengan karakter Arema, yakni dominan warna biru. Yang pasti kami ingin membuat kostum Arema berbeda namun tetap memiliki makna tersendiri. Kami percaya diri tak kalah dengan produk asing,” jelasnya. Dia juga berkomitmen produknya tidak kalah dengan apparel-apparel asing.
Musim lalu, dia mengatakan penjualan apparel resmi Singo Edan cukup fantastis hingga pihaknya kuwalahan memenuhi order dari Aremania. “Saya optimistis musim depan penjualan apparel resmi ini semakin meningkat seiring dengan keseriusan Arema membangun tim,” tegasnya.
Ultras memang beruntung. Sebagai produk lokal mereka bisa menjadi penyedia perlengkapan bagi Arema ISL yang dipandang sebagai klub kaya dan bertabur bintang. Ultras bisa menjadi contoh bahwa brand lokal tidak kalah dengan produk-produk asing.
Ultras adalah sebuah perusahaan apparel yang menyediakan merchandise Arema sejak belasan tahun lalu di Kota Malang. Tepatnya sejak pertengahan musim ISL 2011-2012 silam, Singo Edan resmi memakai produk Ultras sebagai penyedia perlengkapan klub.
Di tengah gencarnya iming-iming dari produsen apparel asing, Arema ISL sama sekali tidak tergiur. Manajemen menilai secara kualitas produk Ultras tidak kalah dengan apparel asing. Selain itu penguatan konten lokal menjadi salah satu konsep klub berlogo kepala Singa.
''Nominal bukan segalanya. Kami menilai Ultras memiliki banyak sisi positif, antara lain produk lokal, desain bagus, kerja sama yang ditawarkan juga positif. Musim lalu kami sangat puas bekerjasama dengan Ultras dan kami akan meneruskannya musim depan,” ucap Sudarmaji, Media Officer Arema ISL.
Ultras menjadi satu-satunya apparel lokal di antara klub-klub ISL, bahkan mungkin di Indonesia. Mereka menyediakan berbagai perlengkapan tim seperti jaket, tas, kaos kaki, peralatan latihan, kecuali bola dan sepatu. Sudarmaji mengaku pihaknya juga menerima banyak tawaran dari produsen apparel asing.
''Ada banyak produsen yang menawari kerjasama. Namun kami sudah sepakat untuk tetap memakai Ultras. Statusnya sebagai produsen lokal menjadi salah satu daya tarik,” tambah Sudarmaji. Ultras sendiri sudah tidak asing bagi Aremania.
Sejak belasan tahun lalu, Ultras dipandang sebagai salah satu produsen apparel bergengsi di Malang. Eksistensinya dalam penjualan merchandise Arema sudah tak diragukan lagi walau dalam beberapa tahun terakhir bermunculan produsen-produsen baru.
Kostum yang dipakai Arema dalam beberapa pertandingan pra musim juga terlihat menarik. Dengan desain sederhana, kostum Keith Kayamba Gumbs dkk justru lebih menarik dibandingkan kostum yang diluncurkan produsen apparel asing.
Jika apparel asing lebih banyak bermain warna, produk Ultras terlihat simpel dengan tetap menonjolkan warna dominan biru. Manajer Ultras Ivan Syahrul mengatakan pihaknya akan tetap berupaya membuat kostum Arema memiliki corak yang berbeda namun menarik.
''Warna tetap sesuai dengan karakter Arema, yakni dominan warna biru. Yang pasti kami ingin membuat kostum Arema berbeda namun tetap memiliki makna tersendiri. Kami percaya diri tak kalah dengan produk asing,” jelasnya. Dia juga berkomitmen produknya tidak kalah dengan apparel-apparel asing.
Musim lalu, dia mengatakan penjualan apparel resmi Singo Edan cukup fantastis hingga pihaknya kuwalahan memenuhi order dari Aremania. “Saya optimistis musim depan penjualan apparel resmi ini semakin meningkat seiring dengan keseriusan Arema membangun tim,” tegasnya.
Ultras memang beruntung. Sebagai produk lokal mereka bisa menjadi penyedia perlengkapan bagi Arema ISL yang dipandang sebagai klub kaya dan bertabur bintang. Ultras bisa menjadi contoh bahwa brand lokal tidak kalah dengan produk-produk asing.
(aww)