Pasific Surabaya unggul tipis atas NSH GMC Riau
A
A
A
Sindonews.com - Duel sengit terjadi antara NSH GMC Riau versus Pacific Caesar Surabaya dalam lanjutan Speedy NBL Indonesia 2012-2013 seri II Jakarta, di Hall A Senayan, Minggu (13/1).
Bentrok dua tim yang baru bergabung NBL Indonesia musim kemarin ini membutuhkan masa perpanjangan waktu untuk menentukan pemenang. Kehebatan Airlangga Sabara pada masa overtime (babak tambahan) menyelamatkan Pacific. Tim polesan Eddy Santoso ini menutup laga dengan keunggulan tipis, 71-70.
Kuarter pertama menjadi milik NSH GMC. Ryan Febriyan yang ditempatkan sebagai starter mampu membuat Pacific kesulitan. Airlangga Sabara yang terlihat menjaga Ryan tidak mampu berbuat banyak. Dua post-up Ryan tidak berhasil dihentikan Airlangga. Empat poin Ryan mengawal keunggulan NSH GMC, 18-11, di akhir kuarter pertama.
Permainan cepat ditunjukan kedua tim di kuarter kedua. Tidak terlalu baik saat bertahan, Airlangga menutup celanya dengan serangan-serangan agresif. Forward yang sebelumnya bermain untuk Tonga BSC Jakarta ini sukses mengisi delapan poin di kuarter kedua dan membawa Pacific mendekat dengan kedudukan 31-29. NSH GMC masih unggul dua poin.
Sebuah jump shot dari Airlangga akhirnya membawa Pacific menyamakan kedudukan di awal kuarter ketiga. Sebuah tembakan lay-up hasil dari serangan fast break dari Gege Nagata membawa Pacific berbalik unggul 33-31. Pacific berlari meninggalkan NSH GMC dengan cukup kencang, 11-1 di pertengahan kuarter ketiga. Sebuah tembakan buzzer beater dari Yunus Efendi di akhir kuarter membawa Pacific tertinggal empat poin saja, 49-45.
Kejar-mengejar angka tidak terhindarkan di kuarter terakhir. Ryan kembali beradu dengan Airlangga, sementara Yunus, pemain NSH GMC, dan para pemain Pacific bergantian menghujani ring lawan dengan tembakan-tembakan akurat. Tertinggal 60-57 di detik-detik akhir, NSH GMC selamat melalui tembakan tiga angka Ryan Febriyan tepat ketika bel akhir pertandingan berbunyi. Skor imbang 60-60.
Ryan kembali memasukan dua angka di akhir babak overtime. Namun dua poin tersebut tidak lagi memberi oksigen tambahan bagi NSH GMC. Dengan total 14 poin, Ryan menjadi pengumpul angka terbanyak bagi timnya, disusul oleh Juliano Gandhi yang berhasil mencetak double-double pertama sepanjang karirnya di NBL Indonesia, menyusul sumbangan 13 poin dan 12 rebound. Pada kubu Pacific, Airlangga Sabara memimpin dengan donasi 24 poin.
”Turnover sebanyak 27 kali adalah bukti bahwa anak-anak bermain terlalu terburu-buru. Kalau anak-anak bermain normal, saya yakin kami bisa menang dengan nyaman tanpa perlu memaksakan overtime,” ujar Eddy Santoso, head coach Pacific.
Bentrok dua tim yang baru bergabung NBL Indonesia musim kemarin ini membutuhkan masa perpanjangan waktu untuk menentukan pemenang. Kehebatan Airlangga Sabara pada masa overtime (babak tambahan) menyelamatkan Pacific. Tim polesan Eddy Santoso ini menutup laga dengan keunggulan tipis, 71-70.
Kuarter pertama menjadi milik NSH GMC. Ryan Febriyan yang ditempatkan sebagai starter mampu membuat Pacific kesulitan. Airlangga Sabara yang terlihat menjaga Ryan tidak mampu berbuat banyak. Dua post-up Ryan tidak berhasil dihentikan Airlangga. Empat poin Ryan mengawal keunggulan NSH GMC, 18-11, di akhir kuarter pertama.
Permainan cepat ditunjukan kedua tim di kuarter kedua. Tidak terlalu baik saat bertahan, Airlangga menutup celanya dengan serangan-serangan agresif. Forward yang sebelumnya bermain untuk Tonga BSC Jakarta ini sukses mengisi delapan poin di kuarter kedua dan membawa Pacific mendekat dengan kedudukan 31-29. NSH GMC masih unggul dua poin.
Sebuah jump shot dari Airlangga akhirnya membawa Pacific menyamakan kedudukan di awal kuarter ketiga. Sebuah tembakan lay-up hasil dari serangan fast break dari Gege Nagata membawa Pacific berbalik unggul 33-31. Pacific berlari meninggalkan NSH GMC dengan cukup kencang, 11-1 di pertengahan kuarter ketiga. Sebuah tembakan buzzer beater dari Yunus Efendi di akhir kuarter membawa Pacific tertinggal empat poin saja, 49-45.
Kejar-mengejar angka tidak terhindarkan di kuarter terakhir. Ryan kembali beradu dengan Airlangga, sementara Yunus, pemain NSH GMC, dan para pemain Pacific bergantian menghujani ring lawan dengan tembakan-tembakan akurat. Tertinggal 60-57 di detik-detik akhir, NSH GMC selamat melalui tembakan tiga angka Ryan Febriyan tepat ketika bel akhir pertandingan berbunyi. Skor imbang 60-60.
Ryan kembali memasukan dua angka di akhir babak overtime. Namun dua poin tersebut tidak lagi memberi oksigen tambahan bagi NSH GMC. Dengan total 14 poin, Ryan menjadi pengumpul angka terbanyak bagi timnya, disusul oleh Juliano Gandhi yang berhasil mencetak double-double pertama sepanjang karirnya di NBL Indonesia, menyusul sumbangan 13 poin dan 12 rebound. Pada kubu Pacific, Airlangga Sabara memimpin dengan donasi 24 poin.
”Turnover sebanyak 27 kali adalah bukti bahwa anak-anak bermain terlalu terburu-buru. Kalau anak-anak bermain normal, saya yakin kami bisa menang dengan nyaman tanpa perlu memaksakan overtime,” ujar Eddy Santoso, head coach Pacific.
(aww)