Singo Edan dipecundangi debutan

Senin, 21 Januari 2013 - 10:04 WIB
Singo Edan dipecundangi debutan
Singo Edan dipecundangi debutan
A A A
Sindonews.com --Arema Cronous gagal total melanjutkan episode positif di awal Indonesia Super League (ISL). Menantang tim debutan Barito Putra di Stadion Indrasari, Martapura, Kalimantan Selatan, Arema takluk melalui gol tunggal nan spektakuler yang diciptakan Coulibaly Djibril menit ke-5.

Gol yang sangat memukau dan terbaik di ISL sejauh ini. Menerima umpan silang dari sayap, Coulibaly menyambutnya dengan tendangan voli kaki kiri yang menusuk pojok kiri jala Kurnia Meiga. Kekalahan mengejutkan bagi Arema yang di atas kertas unggul segalanya dibanding tuan rumah.

Tiga striker seharga Rp4 miliar, Beto Goncalves, Christian Gonzales dan Kayamba Gumbs dibuat mati kutu. Buntunya daya gedor Arema diperburuk kacaunya penampilan duet Victor Igbonefo dan Thierry Gathuessi. Kedua sering terlalu murah memberikan kesempatan kepada striker lawan.

Kedua bek tengah ini justru bersyukur karena gawangnya tidak kebobolan lebih banyak. Paling tidak ada lima peluang dari Coulibaly Djibril, Yongki Ariwibowo dan pemain pengganti Nehemia Solossa yang berawal dari kesalahan mereka.

Arema juga sebenarnya diuntungkan karena Christian Gonzales dan Thierry Gathuessi terhindar dari kartu merah. Pelanggaran profesional dengan menyikut dan menanduk kepala pemain Barito Putra hanya menghasilkan kartu kuning. Keputusan yang buruk dari sang pengadil.

Mendapat gol cepat di babak pertama, sebenarnya Singo Edan langsung bereaksi dengan meningkatkan penetrasi. Tapi koordinasi antar lini sangat buruk. Serangan yang monoton melalui sayap tak pernah menemui target man, sedangkan tekanan dari tengah selalu kandas.

Alih-alih ingin berkembang di babak kedua, Arema justru merosot dan membuat Barito Putra lebih leluasa bertahan sembari melakukan serangan balik. Percobaan yang dilakukan Christian Gonzales, Kayamba Gumbs, Beto Goncalves hingga Joko Sasongko selalu mentah di tangan kiper Barito Dian Prasetyo.

Gelandang Barito Putra Mekan Nashirov pantas mendapat kredit tersendiri. Sebagai pemain tengah dia cukup cerdik mengatur ritme permainan timnya. Tenang, umpan nyaris sempurna dan tekun dalam membantu pertahanan membuat lini tengah Arema macet total.

"Kami bermain buruk. Penyelesaian selalu gagal dan pemain frustrasi karena tidak bisa memecah kebuntuan. Barito saya akui sangat disiplin dalam bertahan. Soal gol lawan, pertahanan lemah dan terlalu meremehkan," tukas pelatih Arema Rahmad 'RD' Darmawan.

Jika di laga lawan Persidafon lalu emosi RD saat jeda berbuah manis di babak kedua, kali ini rupanya kurang manjur. Walau telah memberikan reaksi keras atas penampilan di babak pertama, nyatanya Singo Edan tetap mendengkur di babak kedua.

Kekalahan ini sekaligus hadiah pahit bagi Aremania yang datang ke langsung ke Stadion Indrasari. Betapa tidak, supporter fanatik Arema di sana telah menunggu sembilan tahun untuk menyaksikan tim kesayangannya berlaga kembali di tanah Banjar.

Sementara, pelatih Barito Putra Salahudin menganggap kemenangan ini sebagai kejutan besar. Masuk ke stadion sebagai tim yang tidak diunggulkan, nyatanya timnya mampu membalikkan prediksi dan memberikan hasil membanggakan bagi supporter Bart-mania.

"Ini sungguh luar biasa. Kami menghadapi tim besar dan mampu meraih kemenangan. Pemain tampil dengan luar biasa dan sesuai dengan rencana sebelumnya. Kami sejak semula yakin bisa mendapatkan angka di pertandingan ini," cetus Salahudin.
(wbs)
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.5943 seconds (0.1#10.140)