Pelatih bilang Murray kurang beruntung
A
A
A
Sindonews.com - Kendati mimpinya untuk kembali meraih gelar grand slam telah dirusak oleh Novak Djokovic, ketika tunduk di final Australia Terbuka, petenis putra terbaik Inggris Raya, Andy Murray, masih tetap memandang positif masa depannya. Petenis kelahiran Skotlandia itu menderita kekalahan 6-7, 7-6, 6-2, 6-3 dari Djokovic di Melbourne, kemarin (27/1).
"Beberapa bulan terakhir menjadi permainan tenis terbaik dalam karir saya. Saya menembus final Wimbledon, memenangkan Olimpiade (London), memenangi AS Terbuka. Dan saya datang (ke Melbourne) juga nyaris menjadi juara. Itu sudah sangat dekat," tutur Murray, seperti dikutip Sky Sports, Senin (28/1).
Menurut Murray, belum ada satu pemain pun di era Terbuka yang langsung memenangkan grand slam dalam waktu dekat setelah meraih gelar grand slam pertamanya. Dan hal tersebut, kata petenis berusia 25 tahun itu, bukanlah hal yang mudah untuk dilakukan, meskipun dirinya nyaris menabrak mitos tersebut.
"Jadi saya harus melihat sisi positif dari beberapa bulan terakhir dan saya pikir saya berada ke arah yang benar. Saya merasa jauh lebih nyaman di lapangan di final di sini daripada yang telah saya lakukan di AS Terbuka, sehingga itu merupakan sesuatu yang positif."
Ia mengakui bahwa sebelum menjalani permainan di AS Terbuka tahun lalu dirinya sangat luar biasa gugup, dan sempat ragu. "Tapi di sini (Australia Terbuka), saya tidak pernah merasa ragu. Saya datang ke lapangan dengan perasaan cukup tenang sejak awal."
Setelah kekalahan dari Djokovic di laga pamungkas Australia, Murray sempat berdiskusi dengan pelatihnya, Ivan Lendl. Ia berkonsultasi hal apa yang perlu dievaluasi dan yang harus dilakukan nantinya. "Dia hanya bilang 'kurang beruntung'. Itu saja," ungkap Murray.
"Beberapa bulan terakhir menjadi permainan tenis terbaik dalam karir saya. Saya menembus final Wimbledon, memenangkan Olimpiade (London), memenangi AS Terbuka. Dan saya datang (ke Melbourne) juga nyaris menjadi juara. Itu sudah sangat dekat," tutur Murray, seperti dikutip Sky Sports, Senin (28/1).
Menurut Murray, belum ada satu pemain pun di era Terbuka yang langsung memenangkan grand slam dalam waktu dekat setelah meraih gelar grand slam pertamanya. Dan hal tersebut, kata petenis berusia 25 tahun itu, bukanlah hal yang mudah untuk dilakukan, meskipun dirinya nyaris menabrak mitos tersebut.
"Jadi saya harus melihat sisi positif dari beberapa bulan terakhir dan saya pikir saya berada ke arah yang benar. Saya merasa jauh lebih nyaman di lapangan di final di sini daripada yang telah saya lakukan di AS Terbuka, sehingga itu merupakan sesuatu yang positif."
Ia mengakui bahwa sebelum menjalani permainan di AS Terbuka tahun lalu dirinya sangat luar biasa gugup, dan sempat ragu. "Tapi di sini (Australia Terbuka), saya tidak pernah merasa ragu. Saya datang ke lapangan dengan perasaan cukup tenang sejak awal."
Setelah kekalahan dari Djokovic di laga pamungkas Australia, Murray sempat berdiskusi dengan pelatihnya, Ivan Lendl. Ia berkonsultasi hal apa yang perlu dievaluasi dan yang harus dilakukan nantinya. "Dia hanya bilang 'kurang beruntung'. Itu saja," ungkap Murray.
(nug)