RD: Apa pun yang terjadi, saya bertanggung jawab

Selasa, 29 Januari 2013 - 20:31 WIB
RD: Apa pun yang terjadi,...
RD: Apa pun yang terjadi, saya bertanggung jawab
A A A
Sindonews.com - Kekalahan demi kekalahan membuat pelatih Arema Cronous Rahmad Darmawan makin tertekan. Tekanan dari suporter Aremania yang sempat muncul pada pramusim karena buruknya performa tim, kembali kambuh setelah meraih dua kekalahan di Kalimantan.

Kontra Barito Putra dan Persiba Balikpapan yang idealnya bisa dijadikan lumbung angka, nyatanya Singo Edan tersungkur. Ekspektasi yang terlampau tinggi musim ini membuat sebagian Aremania mulai tidak sabar melihat gelagat kurang bagus tim kesayangannya.

Secara fisik, ungkapan Aremania sudah dibuktikan dengan 'menyerang' bus tim Arema sepulang dari Balikpapan. Beberapa Aremania mengungkapkan kekecewaan dengan melempar telur dan batu. Tradisi melempar telur tergolong sudah lama tidak dilakukan Aremania.

Terakhir kali aksi serupa menimpa tim Arema pada 2005 silam ketika ditangani Pelatih Benny Dolo. Aremania mencegat bus Arema sepulang pertandingan away dan melempari telur sebagai bentuk kekecewaan sekaligus kritik atas permainan tim yang tak sesuai harapan.

Bagaimana pun, pelemparan telur sudah menjadi ukuran bahwa Aremania telah hilang kesabaran. Sikap tersebut otomatis memberikan beban yang semakin berat kepada pelatih Rahmad Darmawan sekaligus elemen tim. Pemain pun telah beramai-ramai meminta maaf kepada suporter melalui akun twitter.

Kendati mendapat tekanan dan pelemparan telur, pelatih Rahmad 'RD' Darmawan mengaku itu sebuah fenomena yang normal. Dia pilih berpikir positif dan menyadari bahwa suporter menaruh ekspektasi tinggi kepada tim sejak awal kompetisi. “Itu kritik dan saya rasa reaksi yang normal,” ujarnya.

''Kritik itu membuktikan suporter masih sangat peduli dengan klub. Saya juga tidak antikritik sejauh disampaikan dengan cara yang bijaksana. Semua elemen di tim ini tidak ingin kalah dan terus berupaya memberikan yang terbaik. Apa pun yang terjadi, saya siap bertanggung jawab,” tutur RD.

Media Officer Arema Sudarmaji meminta kritikan Aremania disampaikan secara elegan sehingga tidak membuat pemain down. “Saya paham Aremania memang sangat kritis menyampaikan kritik. Itu sangat bagus dan memang dibutuhkan tim. Namun jangan sampai menjadi bumerang dan membuat pemain down,” demikian Sudarmaji.

Tekanan dari Aremania muncul sejak Arema gagal di sejumlah turnamen pra musim, yakni Trofeo Persija, Inter Island Cup, hingga Piala Gubernur Jatim. Beban tim sedikit mereda ketika Arema Cronous dengan gemilang meruntuhkan Persidafon Dafonsoro dan Persiram Raja Ampat di dua laga awal ISL.

Tapi tren positif tak bisa dipertahankan ketika dikalahkan Barito Putra di Martapura. Situasi memburuk saat kembali tumbang di Balikpapan. Penampilan di Balikpapan itulah yang menyulut reaksi keras dari sebagian Aremania. Sebab, penampilan Singo Edan memang menunjukkan mereka tidak pantas menang.

Salah satu pendapat soal permainan Arema diungkapkanDwi Rahman, dari korwil Lawang. Dia melihat Arema tidak memiliki fighting spirit yang memadai kala dikalahkan Persiba. Permainan seperti itu menurutnya tidak menghargai Aremania yang hadir langsung di Stadion Persiba.

''Kami tak melihat ada semangat untuk menang. Itu sangat mengecewakan Aremania yang datang ke stadion. Kami berharap ke depannya Arema lebih fokus pada kemenangan bagaimana pun caranya, bukan hanya permainan. Tim Arema layak untuk mendapatkan hasil lebih bagus,” tuturnya.
(aww)
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.6794 seconds (0.1#10.140)