'Murray terlalu berambisi jadi populer'
A
A
A
Sindonews.com - Legenda renang Skotlandia, David Wilkie mengaku kegagalan Andy Murray mengamankan gelar juara di Grand Slam Australia Terbuka tahun ini, karena dia terlalu ambisius untuk mendapatkan predikat sebagai petenis nomor satu dunia.
"Murray merupakan seorang atlet profesional yang sangat sukses. Tapi saya pikir dia telah mencoba terlalu keras untuk menjadi populer dan masyarakat dapat melihat kejadian nyata itu," jelas Wilkie seperti dilansir Daily Record, Minggu (3/2/2013).
Sebenarnya antara karir Wilkie dengan Murray memiliki kesamaan. Pria yang kini berusia 58 tahun itu, sebelumnya menjadi orang Inggris pertama yang memenangkan medali emas (renang) di Olimpiade pada tahun 1976. Sementara Murray, tahun lalu menjadi orang Inggris pertama yang memenangkan emas di olahraga tunggal putra tenis di Olimpiade London, yang belum pernah didapatkannya sejak 1908. Bahkan, keduanya sama-sama mendapatkan dukungan dari keluarga serta orang-orang terdekatnya.
"Orang tua saya sedih, ketika saya tidak berhasil di Olimpiade. Tapi mereka bangga melihat saya berjuang di Olimpiade kedua pada tahun 1976. Itulah salah satu hal indah tentang Olimpiade. Jika Anda punya orang tua yang pernah mendukung Anda, mereka mendapatkan kesempatan untuk melihat Anda mewakili negara dan berharap Anda memenangkan medali," pungkasnya.
"Murray merupakan seorang atlet profesional yang sangat sukses. Tapi saya pikir dia telah mencoba terlalu keras untuk menjadi populer dan masyarakat dapat melihat kejadian nyata itu," jelas Wilkie seperti dilansir Daily Record, Minggu (3/2/2013).
Sebenarnya antara karir Wilkie dengan Murray memiliki kesamaan. Pria yang kini berusia 58 tahun itu, sebelumnya menjadi orang Inggris pertama yang memenangkan medali emas (renang) di Olimpiade pada tahun 1976. Sementara Murray, tahun lalu menjadi orang Inggris pertama yang memenangkan emas di olahraga tunggal putra tenis di Olimpiade London, yang belum pernah didapatkannya sejak 1908. Bahkan, keduanya sama-sama mendapatkan dukungan dari keluarga serta orang-orang terdekatnya.
"Orang tua saya sedih, ketika saya tidak berhasil di Olimpiade. Tapi mereka bangga melihat saya berjuang di Olimpiade kedua pada tahun 1976. Itulah salah satu hal indah tentang Olimpiade. Jika Anda punya orang tua yang pernah mendukung Anda, mereka mendapatkan kesempatan untuk melihat Anda mewakili negara dan berharap Anda memenangkan medali," pungkasnya.
(akr)