Kekuatan depan-belakang berkurang
A
A
A
Sindonews.com —Persoalan kebugaran tampaknya menjadi masalah klasik di Arema Cronous musim ini. Sejak mengawali Indonesia Super League (ISL) 2013, Singo Edan tidak pernah memiliki kekuatan komplit. Selalu ada pemain yang menyingkir karena masalah cedera.
Itu juga terjadi jelang pertarungan kontra Persija Jakarta di Stadion Utama Gelora Bung Karno (SUGBK), Sabtu (16/2). Arema dipastikan tidak bisa diperkuat empat pemain terbaiknya, yakni Greg Nwokolo, Muhammad Ridhuan, Ahmad Alfarizi, serta Purwaka Yudhi.
Greg dan Alfarizi sudah menghilang sejak pertandingan di kandang PSPS karena cedera. Sedangkan Ridhuan dan Purwaka yang dimainkan di kandang PSPS, kembali harus masuk ruang medis. Ridhuan fisiknya drop, sedangkan Purwaka mengalami gangguan otot paha.
Lengkap sudah penderitaan Arema ketika dituntut untuk memenangi pertandingan di luar kandang. Absennya empat pemain itu praktis mengurangi kekuatan di lini depan dan belakang. Tanpa Greg yang sebenarnya juga baru kembali dari cedera, Arema bakal kembali mengandalkan Christian Gonzales, Beto Goncalves dan Kayamba Gumbs.
Sebenarnya kehadiran Greg cukup memberikan warna tersendiri seiring menurunnya produktifitas Beto Goncalves. “Mungkin empat pemain itu tidak bisa bermain. Sulit untuk memaksakan mereka main, jadi kami harus memanfaatkan pemain yang bugar,” tutur Rahmad Darmawan.
Di lini pertahanan, absennya Alfarizi dan Purwaka mungkin sedikit terasa karena mereka relatif stabil musim ini. Walau begitu Rahmad Darmawan memiliki banyak stok, seperti Hasyim Kipuw, Benny Wakyudi, Thierry Gathuessy, Munhar, hingga Victor Igbonefo dan Hendro Siswanto.
Lini depan pantas menjadi perhatian khusus menghadapi Macan Kemayoran. Secara statistik, striker-striker Singo Edan sangat mengecewakan di pertandingan tandang. Tridente Gonzales, Beto dan Gumbs, sudah terbukti tidak efektif walau disebut-sebut sebagai tukang jebol kelas wahid.
Apakah ada perubahan? “Saya akan lihat dulu. Jelasnya kami membutuhkan gol untuk lepas dari tekanan. Saya yakin jika kami sudah berhasil mencetak gol di pertandingan away, itu akan memberikan perubahan bagi pemain. Yang kami butuhkan saat ini adalah gol,” cetus RD, sapaan akrab pelatih asal Lampung ini.
Gol, menjadi barang langka ketika Arema berjibaku di luar Malang. Tak heran jika RD semakin 'geregetan' melihat timnya sulit memecah kebuntuan walau secara permainan sudah bisa mengurung lawan. Dari tiga laga away, permainan di PSPS sebenarnya menjadi laga terbaik dari sisi permainan.
Dibanding dengan laga kontra Barito Putra dan Persiba Balikpapan, performa Kurnia Meiga dkk paling agresif. Sayang semuanya menjadi sia-sia ketika pemain depan tidak mampu membelah jala tuan rumah. Berbagai komposisi yang dicoba RD juga tak menemui hasil berarti.
Sementara itu, setibanya di Jakarta, tim Arema Cronous ber-home base di sebuah hotal di wilayah Jakarta Barat. Sedangkan untuk memberikan materi latihan sebagai persiapan laga, RD membawa pasukannya ke lapangan di daerah Kuningan. RD berencana memanggil pemain tamabahan dari Malang karena hanya 16 pemain yang bugar.
Itu juga terjadi jelang pertarungan kontra Persija Jakarta di Stadion Utama Gelora Bung Karno (SUGBK), Sabtu (16/2). Arema dipastikan tidak bisa diperkuat empat pemain terbaiknya, yakni Greg Nwokolo, Muhammad Ridhuan, Ahmad Alfarizi, serta Purwaka Yudhi.
Greg dan Alfarizi sudah menghilang sejak pertandingan di kandang PSPS karena cedera. Sedangkan Ridhuan dan Purwaka yang dimainkan di kandang PSPS, kembali harus masuk ruang medis. Ridhuan fisiknya drop, sedangkan Purwaka mengalami gangguan otot paha.
Lengkap sudah penderitaan Arema ketika dituntut untuk memenangi pertandingan di luar kandang. Absennya empat pemain itu praktis mengurangi kekuatan di lini depan dan belakang. Tanpa Greg yang sebenarnya juga baru kembali dari cedera, Arema bakal kembali mengandalkan Christian Gonzales, Beto Goncalves dan Kayamba Gumbs.
Sebenarnya kehadiran Greg cukup memberikan warna tersendiri seiring menurunnya produktifitas Beto Goncalves. “Mungkin empat pemain itu tidak bisa bermain. Sulit untuk memaksakan mereka main, jadi kami harus memanfaatkan pemain yang bugar,” tutur Rahmad Darmawan.
Di lini pertahanan, absennya Alfarizi dan Purwaka mungkin sedikit terasa karena mereka relatif stabil musim ini. Walau begitu Rahmad Darmawan memiliki banyak stok, seperti Hasyim Kipuw, Benny Wakyudi, Thierry Gathuessy, Munhar, hingga Victor Igbonefo dan Hendro Siswanto.
Lini depan pantas menjadi perhatian khusus menghadapi Macan Kemayoran. Secara statistik, striker-striker Singo Edan sangat mengecewakan di pertandingan tandang. Tridente Gonzales, Beto dan Gumbs, sudah terbukti tidak efektif walau disebut-sebut sebagai tukang jebol kelas wahid.
Apakah ada perubahan? “Saya akan lihat dulu. Jelasnya kami membutuhkan gol untuk lepas dari tekanan. Saya yakin jika kami sudah berhasil mencetak gol di pertandingan away, itu akan memberikan perubahan bagi pemain. Yang kami butuhkan saat ini adalah gol,” cetus RD, sapaan akrab pelatih asal Lampung ini.
Gol, menjadi barang langka ketika Arema berjibaku di luar Malang. Tak heran jika RD semakin 'geregetan' melihat timnya sulit memecah kebuntuan walau secara permainan sudah bisa mengurung lawan. Dari tiga laga away, permainan di PSPS sebenarnya menjadi laga terbaik dari sisi permainan.
Dibanding dengan laga kontra Barito Putra dan Persiba Balikpapan, performa Kurnia Meiga dkk paling agresif. Sayang semuanya menjadi sia-sia ketika pemain depan tidak mampu membelah jala tuan rumah. Berbagai komposisi yang dicoba RD juga tak menemui hasil berarti.
Sementara itu, setibanya di Jakarta, tim Arema Cronous ber-home base di sebuah hotal di wilayah Jakarta Barat. Sedangkan untuk memberikan materi latihan sebagai persiapan laga, RD membawa pasukannya ke lapangan di daerah Kuningan. RD berencana memanggil pemain tamabahan dari Malang karena hanya 16 pemain yang bugar.
(wbs)