Didik akhiri paceklik
A
A
A
Sindonews.com -- Perubahan posisi kepelatihan Persela Lamongan sementara memberikan hasil memuaskan. Didik Ludiyanto, asisten pelatih yang ditunjuk menggantikan tugas Gomes de Oliviera, sukses memberikan kemenangan kala Persela Lamongan menghabisi Mitra Kukar 2-0 di Stadion Surajaya, Lamongan, Rabu (6/3) sore.
Sentuhan Didik mengakhiri paceklik kemenangan Laskar Joko Tingkir di tiga pertandingan sebelumnya. Walau belum beringsut dari papan bawah klasemen sementara Indonesia Super League (ISL), namun paling tidak kemenangan ini menjadi penyegar tim karena tidak lagi menjadi juru kunci klasemen.
Didik, pelatih yang pernah menangani Persela U-21, sebenarnya tidak melakukan perubahan besar pada komposisi tim utama tim biru laut. Dia tinggal menutupi posisi di jantung pertahanan yang ditinggal Han Sang Min karena akumulasi kartu kuning. Sementara posisi lain relatif tak berubah.
Mario Costas, Zaenal Arifin, Jimmy Suparno, Gustavo Lopez, Inkyun Oh, masih menjadi kekuatan utama tim kebanggaan LA Mania. Lantas, apa yang berbeda di laga tersebut? "Motivasi dan kemauan," sebut Didik Ludiyanto. Dia mengatakan timnya sepakat mengakhiri hasil kurang memuaskan selama ini.
"Kami menyadari situasi sedang kurang bagus. Sedangkan pertandingan kandang idealnya harus menjadi kesempatan meraih kemenangan. Segenap elemen tim sudah berkomitmen untuk membuat perubahan dan kami akhirnya berhasil," ungkap Didik Ludiyanto.
Didik mengapresiasi pemain yang membuktikan kedisiplinan sekaligua memiliki keyakinan untuk bangkit. Dia juga berterima kasih kepada LA Mania yang sabar dan terus mendukung timnya walau sedang dalam kondisi tak menguntungkan.
"Kami sadar tidak mudah bangkit dari keterpurukan. Tapi dengan komitmen dan semangat bersama, pemain bisa membuktikan itu. Soal strategi di lapangan, yang menjadi keberhasilan kami salah satunya adalah sukses mematikan pergerakan sayap Mitra Kukar," sebut Didik.
Mitra Kukar tak mampu mengejar gol yang diciptakan Roman Golian dan Samsul Arif, karena winger Zulham Zamrun dan Arif Suyono nyaris tak memberikan kontribusi berarti. Apalagi kesempatan melalui titik putih juga gagal diselesaikan Esteban Herrera yang tendangannya menuju langit.
Lapangan tengah yang digalang Frangipane juga macet dan tidak bisa memberikan suplai bola ke lini depan. Praktis permainan menjadi milik Persela yang tak henti melakukan tekanan ke pertahanan Mitra Kukar dengan bersumber pada Gustavo Lopez.
"Pertandingan yang sangat buruk bagi kami, padahal banyak pemain timnas di tim. Kami terlalu memandang remeh Persela. Mereka membuktikan kami tidak bisa menang dengan permainan yang biasa-biasa saja," kata pelatih Mitra Kukar Stefan Hansson mengkritik timnya.
Sementara, pada pertandingan ISL lain, Persepam Madura United gagal mengulang sukses di Gelora Bangkalan. Menjamu Persisam Samarinda, tuan rumah dipaksa bermain imbang 2-2. Gol Lancine Kone dan Anoure Obiora, membuyarkan keunggulan tuan rumah lewat Osas Saha.
Sentuhan Didik mengakhiri paceklik kemenangan Laskar Joko Tingkir di tiga pertandingan sebelumnya. Walau belum beringsut dari papan bawah klasemen sementara Indonesia Super League (ISL), namun paling tidak kemenangan ini menjadi penyegar tim karena tidak lagi menjadi juru kunci klasemen.
Didik, pelatih yang pernah menangani Persela U-21, sebenarnya tidak melakukan perubahan besar pada komposisi tim utama tim biru laut. Dia tinggal menutupi posisi di jantung pertahanan yang ditinggal Han Sang Min karena akumulasi kartu kuning. Sementara posisi lain relatif tak berubah.
Mario Costas, Zaenal Arifin, Jimmy Suparno, Gustavo Lopez, Inkyun Oh, masih menjadi kekuatan utama tim kebanggaan LA Mania. Lantas, apa yang berbeda di laga tersebut? "Motivasi dan kemauan," sebut Didik Ludiyanto. Dia mengatakan timnya sepakat mengakhiri hasil kurang memuaskan selama ini.
"Kami menyadari situasi sedang kurang bagus. Sedangkan pertandingan kandang idealnya harus menjadi kesempatan meraih kemenangan. Segenap elemen tim sudah berkomitmen untuk membuat perubahan dan kami akhirnya berhasil," ungkap Didik Ludiyanto.
Didik mengapresiasi pemain yang membuktikan kedisiplinan sekaligua memiliki keyakinan untuk bangkit. Dia juga berterima kasih kepada LA Mania yang sabar dan terus mendukung timnya walau sedang dalam kondisi tak menguntungkan.
"Kami sadar tidak mudah bangkit dari keterpurukan. Tapi dengan komitmen dan semangat bersama, pemain bisa membuktikan itu. Soal strategi di lapangan, yang menjadi keberhasilan kami salah satunya adalah sukses mematikan pergerakan sayap Mitra Kukar," sebut Didik.
Mitra Kukar tak mampu mengejar gol yang diciptakan Roman Golian dan Samsul Arif, karena winger Zulham Zamrun dan Arif Suyono nyaris tak memberikan kontribusi berarti. Apalagi kesempatan melalui titik putih juga gagal diselesaikan Esteban Herrera yang tendangannya menuju langit.
Lapangan tengah yang digalang Frangipane juga macet dan tidak bisa memberikan suplai bola ke lini depan. Praktis permainan menjadi milik Persela yang tak henti melakukan tekanan ke pertahanan Mitra Kukar dengan bersumber pada Gustavo Lopez.
"Pertandingan yang sangat buruk bagi kami, padahal banyak pemain timnas di tim. Kami terlalu memandang remeh Persela. Mereka membuktikan kami tidak bisa menang dengan permainan yang biasa-biasa saja," kata pelatih Mitra Kukar Stefan Hansson mengkritik timnya.
Sementara, pada pertandingan ISL lain, Persepam Madura United gagal mengulang sukses di Gelora Bangkalan. Menjamu Persisam Samarinda, tuan rumah dipaksa bermain imbang 2-2. Gol Lancine Kone dan Anoure Obiora, membuyarkan keunggulan tuan rumah lewat Osas Saha.
(wbs)