Duet Go-Go berlomba bikin gol
A
A
A
Sindonews.com - Keputusan Arema Cronous merekrut Christian Gonzales awal musim ini terbukti sebuah keputusan brilian. Penyerang berdarah Uruguay tersebut melengkapi keberadaan Alberto Goncalves yang terlebih dulu bergabung Pelita Jaya sebelum merger dengan Arema FC.
Duet Gonzales-Goncalves (Go-Go) berlomba mencatatkan diri sebagai top scorer sementara di Indonesia Super League (ISL). Gonzales sejauh ini telah menciptakan sembilan gol dari 11 pertandingan. Sedangkan Goncalves mengejar dengan delapan gol.
Keduanya mencatat perkembangan luar biasa dan menjadi duet paling menakutkan di ISL sekarang ini. Terhitung dalam tiga pertandingan terakhir, keduanya mutlak menjadi biang kemenangan Arema Cronous, yakni kontra Sriwijaya FC, Pelita Bandung Raya dan Gresik United.
Bagaimana tidak, di tiga pertandingan itu Go-Go masing-masing sudah mencetak lima gol. Goncalves alias Beto yang agak seret di awal musim bersama Arema, akhirnya menemukan sentuhan yang pernah diperlihatkan kala dia menjadi top scorer ISL musim lalu bersama Persipura Jayapura.
Aremania, supporter Arema, seperti sudah sedikit melupakan sosok Greg Nwokolo yang lebih sering disibukkan dengan cedera. Sepak terjang Go-Go membuktikan bahwa tim biru sudah sangat mengerikan bagi pertahanan lawan. Lantas, apa yang membuat keduanya menakutkan?
Saling melengkapi. Ya, Pelatih Rahmad Darmawan menyebut dua algojonya tersebut mempunyai karakter berbeda yang saling mendukung. Christian Gonzales yang cenderung lambat dan tak banyak bergerak, diplot sebagai target man yang beroperasi lebih banyak di dalam kotak enambelas lawan.
Sedangkan Beto Goncalves penyerang yang enerjik dan sering melakukan tusukan melalui dribble. Tugasnya selain mencetak gol adalah mengacaukan pertahanan lawan dengan mobilitasnya, sekaligus membuka ruang. Tak heran jika daerah sekitar kotak pinalti lawan menjadi wilayah jajahannya.
“Keduanya memang memiliki kualitas bawaan yang bagus. Selain itu memiliki karakter unik dan sangat berbeda. Gonzales tidak begitu memunyai kecepatan tapi nalurinya bagus. Sedangkan Beto lebih unggul dalam kecepatan dan dribble. Saya rasa dua karakter ini saling melengkapi,” menurut Rahmad ‘RD’ Darmawan.
Posisi Beto Goncalves memang sedikit dalam dibanding Gonzales yang jarang turun. Beto diberi keleluasaan dalam berkreasi (free role), baik bergerak ke sayap, tengah atau berganti posisi dengan Gonzales. Naluri Beto yang membaik juga dianggap mewakili mentalnya sebagai pemain level atas.
“Pertama di Arema Beto kesulitan mencetak gol dan itu wajar karena di klub baru. Sekarang Beto membuktikan bahwa dirinya pemain spesial dan bisa terus berkembang, baik secara permainan maupun produktifitas. Saya senang melihat kontribusi Beto dan Gonzales,” puji RD.
Pujian lain juga datang dari CEO Arema Cronous Iwan Budianto. Menurutnya duet Go-Go bakal menjadi duet terbaik hingga akhir ISL musim ini jika permainan mereka tetap stabil. “Semua klub tentu bangga dan ingin mempunyai pemain sekaliber mereka,” ujar Iwan.
“Beto dan Gonzales bukan hanya pemain yang lihai mencetak gol, tapi juga bisa bermain sebagai bagian dari sebuah tim. Kami sempat kehilangan Greg (Nwokolo) dan Sunarto yang cedera. Tapi keduanya memberikan kontribusi lebih untuk kemenangan tim,” sebut mantan manajer Persik Kediri ini.
Duet Go-Go yang menghasilkan 17 gol sejauh ini, melesat jauh dibanding duet klub lain. Terdekat adalah duet Ferdinand Sinaga dan Lancine Kone (persisam Samarinda) yang total mencetak 13 gol.
Duet Gonzales-Goncalves (Go-Go) berlomba mencatatkan diri sebagai top scorer sementara di Indonesia Super League (ISL). Gonzales sejauh ini telah menciptakan sembilan gol dari 11 pertandingan. Sedangkan Goncalves mengejar dengan delapan gol.
Keduanya mencatat perkembangan luar biasa dan menjadi duet paling menakutkan di ISL sekarang ini. Terhitung dalam tiga pertandingan terakhir, keduanya mutlak menjadi biang kemenangan Arema Cronous, yakni kontra Sriwijaya FC, Pelita Bandung Raya dan Gresik United.
Bagaimana tidak, di tiga pertandingan itu Go-Go masing-masing sudah mencetak lima gol. Goncalves alias Beto yang agak seret di awal musim bersama Arema, akhirnya menemukan sentuhan yang pernah diperlihatkan kala dia menjadi top scorer ISL musim lalu bersama Persipura Jayapura.
Aremania, supporter Arema, seperti sudah sedikit melupakan sosok Greg Nwokolo yang lebih sering disibukkan dengan cedera. Sepak terjang Go-Go membuktikan bahwa tim biru sudah sangat mengerikan bagi pertahanan lawan. Lantas, apa yang membuat keduanya menakutkan?
Saling melengkapi. Ya, Pelatih Rahmad Darmawan menyebut dua algojonya tersebut mempunyai karakter berbeda yang saling mendukung. Christian Gonzales yang cenderung lambat dan tak banyak bergerak, diplot sebagai target man yang beroperasi lebih banyak di dalam kotak enambelas lawan.
Sedangkan Beto Goncalves penyerang yang enerjik dan sering melakukan tusukan melalui dribble. Tugasnya selain mencetak gol adalah mengacaukan pertahanan lawan dengan mobilitasnya, sekaligus membuka ruang. Tak heran jika daerah sekitar kotak pinalti lawan menjadi wilayah jajahannya.
“Keduanya memang memiliki kualitas bawaan yang bagus. Selain itu memiliki karakter unik dan sangat berbeda. Gonzales tidak begitu memunyai kecepatan tapi nalurinya bagus. Sedangkan Beto lebih unggul dalam kecepatan dan dribble. Saya rasa dua karakter ini saling melengkapi,” menurut Rahmad ‘RD’ Darmawan.
Posisi Beto Goncalves memang sedikit dalam dibanding Gonzales yang jarang turun. Beto diberi keleluasaan dalam berkreasi (free role), baik bergerak ke sayap, tengah atau berganti posisi dengan Gonzales. Naluri Beto yang membaik juga dianggap mewakili mentalnya sebagai pemain level atas.
“Pertama di Arema Beto kesulitan mencetak gol dan itu wajar karena di klub baru. Sekarang Beto membuktikan bahwa dirinya pemain spesial dan bisa terus berkembang, baik secara permainan maupun produktifitas. Saya senang melihat kontribusi Beto dan Gonzales,” puji RD.
Pujian lain juga datang dari CEO Arema Cronous Iwan Budianto. Menurutnya duet Go-Go bakal menjadi duet terbaik hingga akhir ISL musim ini jika permainan mereka tetap stabil. “Semua klub tentu bangga dan ingin mempunyai pemain sekaliber mereka,” ujar Iwan.
“Beto dan Gonzales bukan hanya pemain yang lihai mencetak gol, tapi juga bisa bermain sebagai bagian dari sebuah tim. Kami sempat kehilangan Greg (Nwokolo) dan Sunarto yang cedera. Tapi keduanya memberikan kontribusi lebih untuk kemenangan tim,” sebut mantan manajer Persik Kediri ini.
Duet Go-Go yang menghasilkan 17 gol sejauh ini, melesat jauh dibanding duet klub lain. Terdekat adalah duet Ferdinand Sinaga dan Lancine Kone (persisam Samarinda) yang total mencetak 13 gol.
(aww)