Kalah 7-0, Persibo kontestan terburuk
A
A
A
Sindonews.com - Persibo Bojonegoro menjadi klub Indonesia yang meraih hasil terburuk di ajang AFC Cup setelah digunduli New Radiant 0-7 di Stadion Manahan, Solo. Sebelumnya tidak ada klub negeri ini yang menderita kekalahan dengan skor setebal itu.
Dalam dua musim terakhir, ada tiga klub Indonesia yang berlaga di level ini, yakni Arema IPL (AFC 2012), serta Persipura Jayapura dan Sriwijaya FC (AFC Cup 2011). Pada 2010 juga memunculkan nama Sriwijaya FC yang lolos bersama Persiwa Wamena. Dalam tiga edisi sebelumnya, hanya Persiwa Wamena yang gagal lolos dari fase grup.
Persipura Jayapura, Sriwijaya FC dan Arema IPL bisa menyejajarkan diri dengan kontestan lain di fase grup. Rata-rata kontestan dari Indonesia sangat tangguh ketika tampil di kandang sendiri. Misalnya Sriwijaya Fc dan persipura yang tak terkalahkan di depan publik sendiri pada 2011 lalu.
Kekalahan di kandang terbesar sebelumnya adalah ketika Arema menghadapi Kelantan FA di Stadion Gajayana, 2012 silam. Arema saat itu digilas Kelantan FA dengan skor 1-3. Namun, di akhir fase grup, Singo Edan menggantinya dengan kemenangan besar 6-2 atas Saigon Navybank.
Persibo? Sejauh ini menjadi kontestan paling buruk di AFC Cup. Dari semua klub Indonesia yang pernah bertarung di level ini, Persibo mempunyai kekuatan paling buruk. Bahkan Arema FC yang sebelumnya diterpa badai dualisme manajemen dan tim, maih jauh lebih bagus dibanding Persibo.
Pelatih Persibo Gusnul Yakin tidak menampik hal itu. Kekalahan berat yang diderita timnya di Manahan, disebutnya karena faktor kualitas pemain. Gusnul juga mengakui dirinya memiliki kekuatan paling tidak kompetitif di Grup F, walaupun tetap menyimpan motivasi tinggi.
''Kami sangat termotivasi berlaga di AFC Cup, karena menjadi sejarah bagi Persibo. Tapi motivasi dan semangat tidak selalu bisa menutupi kekuarangan dalam hal kualitas. Anda bisa melihat sendiri bagaimana perbedaan antara pemain New Radiant dan Persibo,” tutur Gusnul Yakin.
Pelatih asal Malang ini menyadari kekalahan itu sangat menyakitkan dan memalukan bagi Persibo maupun supporter Boromania. Namun dirinya hanya bisa mengatakan kekuatan yang diturunkannya adalah properti terbaik yang dimiliki Laskar Angling Dharma.
''Saya tidak bisa menyalahkan pemain karena mereka sudah memberikan upaya keras di lapangan. Apalagi mereka juga sudah berupaya memotivasi diri sendiri karena belum juga mendapatkan kontrak. Saya hanya berharap kekalahan ini tak berpengaruh besar pada penampilan tim selanjutnya,” tukas Gusnul.
Melihat rekor kemasukan 10 gol dan sama sekali tak mampu membobol jala lawan di dua laga AFC Cup, jalan tim oranye di fase grup bakal sangat berat. Namun jika dianalisa lebih jauh, memang tidak ada sisi positif apa pun yang menaungi Laskar Angling Dharma.
Persiapan serba serabutan, belum mampu mengontrak pemain, stok pemain terbatas baik secara kuantitas maupun kualitas, ditambah venue kandang di Stadion Manahan. Walau kekalahan atas New Radiant sangat memalukan, itu menjadi harga yang setimpal bagi Persibo.
Sebuah tamparan untuk manajemen yang tidak pernah mampu mencari sumber dana untuk membangun kekuatan musim ini. “Pada akhirnya kami merasakan efek dari buruknya situasi di manajemen Persibo selama ini. Sangat memalukan dan semoga ini bisa menyadarkan manajemen agar lebih keras bekerta,” tuding Reza Pahlevi, salah satu Boromania.
Dalam dua musim terakhir, ada tiga klub Indonesia yang berlaga di level ini, yakni Arema IPL (AFC 2012), serta Persipura Jayapura dan Sriwijaya FC (AFC Cup 2011). Pada 2010 juga memunculkan nama Sriwijaya FC yang lolos bersama Persiwa Wamena. Dalam tiga edisi sebelumnya, hanya Persiwa Wamena yang gagal lolos dari fase grup.
Persipura Jayapura, Sriwijaya FC dan Arema IPL bisa menyejajarkan diri dengan kontestan lain di fase grup. Rata-rata kontestan dari Indonesia sangat tangguh ketika tampil di kandang sendiri. Misalnya Sriwijaya Fc dan persipura yang tak terkalahkan di depan publik sendiri pada 2011 lalu.
Kekalahan di kandang terbesar sebelumnya adalah ketika Arema menghadapi Kelantan FA di Stadion Gajayana, 2012 silam. Arema saat itu digilas Kelantan FA dengan skor 1-3. Namun, di akhir fase grup, Singo Edan menggantinya dengan kemenangan besar 6-2 atas Saigon Navybank.
Persibo? Sejauh ini menjadi kontestan paling buruk di AFC Cup. Dari semua klub Indonesia yang pernah bertarung di level ini, Persibo mempunyai kekuatan paling buruk. Bahkan Arema FC yang sebelumnya diterpa badai dualisme manajemen dan tim, maih jauh lebih bagus dibanding Persibo.
Pelatih Persibo Gusnul Yakin tidak menampik hal itu. Kekalahan berat yang diderita timnya di Manahan, disebutnya karena faktor kualitas pemain. Gusnul juga mengakui dirinya memiliki kekuatan paling tidak kompetitif di Grup F, walaupun tetap menyimpan motivasi tinggi.
''Kami sangat termotivasi berlaga di AFC Cup, karena menjadi sejarah bagi Persibo. Tapi motivasi dan semangat tidak selalu bisa menutupi kekuarangan dalam hal kualitas. Anda bisa melihat sendiri bagaimana perbedaan antara pemain New Radiant dan Persibo,” tutur Gusnul Yakin.
Pelatih asal Malang ini menyadari kekalahan itu sangat menyakitkan dan memalukan bagi Persibo maupun supporter Boromania. Namun dirinya hanya bisa mengatakan kekuatan yang diturunkannya adalah properti terbaik yang dimiliki Laskar Angling Dharma.
''Saya tidak bisa menyalahkan pemain karena mereka sudah memberikan upaya keras di lapangan. Apalagi mereka juga sudah berupaya memotivasi diri sendiri karena belum juga mendapatkan kontrak. Saya hanya berharap kekalahan ini tak berpengaruh besar pada penampilan tim selanjutnya,” tukas Gusnul.
Melihat rekor kemasukan 10 gol dan sama sekali tak mampu membobol jala lawan di dua laga AFC Cup, jalan tim oranye di fase grup bakal sangat berat. Namun jika dianalisa lebih jauh, memang tidak ada sisi positif apa pun yang menaungi Laskar Angling Dharma.
Persiapan serba serabutan, belum mampu mengontrak pemain, stok pemain terbatas baik secara kuantitas maupun kualitas, ditambah venue kandang di Stadion Manahan. Walau kekalahan atas New Radiant sangat memalukan, itu menjadi harga yang setimpal bagi Persibo.
Sebuah tamparan untuk manajemen yang tidak pernah mampu mencari sumber dana untuk membangun kekuatan musim ini. “Pada akhirnya kami merasakan efek dari buruknya situasi di manajemen Persibo selama ini. Sangat memalukan dan semoga ini bisa menyadarkan manajemen agar lebih keras bekerta,” tuding Reza Pahlevi, salah satu Boromania.
(aww)