Petinju rentan terkena penyakit Alzheimer
A
A
A
Sindonews.com - Ahli neuroscientist dan biologi molekuler dari University College London (UCL), John Hardy, mengaku merasa ngeri melihat atlet tinju perempuan bertarung di Olimpiade. Hardy juga tidak ingin melihat peraih emas Olimpiade London, Katie Taylor dari Irlandia, mendapatkan pukulan ketika bertanding di Olimpiade London 2012.
Menurutnya, dalam pertarungan tinju, dua atlet tinju yang bertarung rentan menderita cedera otak. "Kita seharusnya tidak mendapatkan kesenangan ketika menyaksikan petinju yang bisa menimbulkan kerusakan otak terhadap satu sama lain," kata Hardy, dikutip Super Sport.
Hardy sedikit ragu, seiring dengan perkembangan pengetahuan medis, tinju akan dilarang, kendati ia akan menerima kemungkinan adanya banyak adu argumen antara ahli otak dengan otoritas olahraga yang bersangkutan.
Ahli yang lebih banyak berfokus pada Alzheimer dan jenis lain demensia yakin bahwa ikut bertandingnya atlet tinju perempuan dalam ring tinju Olimpiade merupakan hal yang sangat mengerikan. Hal itu bukan karena perempuan harus berkompetisi dengan atlet pria, namun lebih karena dengan terdapat banyaknya perempuan yang ikut bertinju, maka itu berarti semakin banyak orang yang berisiko mendapatkan kerusakan pada otaknya. Dan pada gilirannya, itu sangat memungkinan lebih banyak orang menderita penyakit seperti Alzheimer.
Kemajuan yang terjadi dalam ilmu saraf modern membuat ilmuwan lebih banyak tahu dari sebelumnya mengenai kerusakan otak kronis dan trauma jangka panjang yang dapat terjadi akibat sering terpukulnya kepala para petinju.
Menurutnya, dalam pertarungan tinju, dua atlet tinju yang bertarung rentan menderita cedera otak. "Kita seharusnya tidak mendapatkan kesenangan ketika menyaksikan petinju yang bisa menimbulkan kerusakan otak terhadap satu sama lain," kata Hardy, dikutip Super Sport.
Hardy sedikit ragu, seiring dengan perkembangan pengetahuan medis, tinju akan dilarang, kendati ia akan menerima kemungkinan adanya banyak adu argumen antara ahli otak dengan otoritas olahraga yang bersangkutan.
Ahli yang lebih banyak berfokus pada Alzheimer dan jenis lain demensia yakin bahwa ikut bertandingnya atlet tinju perempuan dalam ring tinju Olimpiade merupakan hal yang sangat mengerikan. Hal itu bukan karena perempuan harus berkompetisi dengan atlet pria, namun lebih karena dengan terdapat banyaknya perempuan yang ikut bertinju, maka itu berarti semakin banyak orang yang berisiko mendapatkan kerusakan pada otaknya. Dan pada gilirannya, itu sangat memungkinan lebih banyak orang menderita penyakit seperti Alzheimer.
Kemajuan yang terjadi dalam ilmu saraf modern membuat ilmuwan lebih banyak tahu dari sebelumnya mengenai kerusakan otak kronis dan trauma jangka panjang yang dapat terjadi akibat sering terpukulnya kepala para petinju.
(nug)