Atlet taekwondo junior Indonesia punya potensi
A
A
A
Sindonews.com - Hasil Kejuaraan Asia Taekwondo Junior 2013 akan dijadikan bahan evaluasi PB TI untuk meningkatkan pembinaan prestasi taekwondo di Tanah Air. Evaluasi itu akan segera dilakukan setelah merampungkan seluruh event di Tenis Indoor Senayan, Jakarta, kemarin.
Pada pertandingan terakhir, Indonesia hanya mengamankan satu medali perunggu di kelas kyorugi melalui Dinggo Ardian. Dia mampu mencapai semifinal sebelum dikalahkan taekwondoin asal Yordania Anas Alorani 4-14. Sementara Unggul Pangestu yang bertarung di nomor 48 kg takluk 5-7 dari Malek Ahmad di babak perempat final. Sementara Apriliandi FN Raung yang turun di nomor 55 kg dikalahkan taekwondoin asal Thailand Suttisak Janthong pada babak pertama.
Dengan begitu, Indonesia berhasil mengumpulkan lima medali perunggu di ajang tersebut. Menurut Pelatih Taekwondo Indonesia Rahmi Kurnia, potensi juara anak asuhnya masih sangat tinggi. Masalahnya, mereka hanya kurang pengalaman bertanding. Peraih medali perak Olimpiade 1992 ini sangat yakin kontribusi anak asuhnya akan meningkat setelah menjalani kejuaraan tersebut.
“Bila dilihat dari jalannya pertandingan, skillanak-anak sebetulnya sudah bagus. Cuma masalahnya dalam penerapan strategi dan mental bertanding. Ini sangat wajar mengingat pengalaman tanding mereka di event internasional belum begitu banyak. Mudah-mudahan selepas dari event ini, mereka akan kembali digodok dalam pelatnas jangka panjang PB TI,” papar Rahmi.
Rahmi menginginkan taekwondoin muda Indonesia mendapat perhatian dan dukungan dari semua pihak terlepas dari hasil kurang memuaskan di kejuaraan Asia tersebut. Dia yakin dukungan maksimal akan semakin mengasah kualitas mereka. “Prinsipnya, kami sudah punya banyak bibit unggul yang dapat menyaingi keunggulan atlet negara lain. Tentu saja pengalaman bertanding di setiap eventseperti kejuaraan Asia ini menjadi modal untuk menambah jam terbang atlet,” ujar Rahmi.
Kendati demikian, Rahmi mengaku laga persaingan di kejuaraan Asia ini amat ketat. Kemampuan skillatlet dari negaranegara peserta sudah merata dan sulit diprediksi siapa menang maupun kalah di masing-masing nomor yang dipertandingkan. Hanya, tim nasional Indonesia harus terus mempersiapkan diri menghadapi event internasional lain di masa mendatang.
Dengan persiapan matang, Rahmi optimistis Indonesia akan mampu mengungguli pencapaian Korea Selatan, Iran, maupun Taiwan yang begitu dominan di Jakarta. Sementara itu, Ketua Bidang Pembinaan dan Prestasi PB TI Dasantyo Prihadi menilai persaingan sudah begitu ketat mengingat kekuatan yang merata dari beberapa negara peserta. Hal ini memberikan gambaran mengenai tantangan dan peluang Indonesia dalam menghadapi Olimpiade 2016 di Brasil.
“Bila sudah mencanangkan target untuk meraih prestasi Olimpiade, kami tidak bisa berleha-leha seusai kejuaraan ini. Apalagi, peta kekuatan cabang taekwondo sudah mulai merata. Saya pikir masih cukup waktu untuk membina mereka agar siap tampil maksimal di Olimpiade mendatang,” papar Dasantyo.
Pada pertandingan terakhir, Indonesia hanya mengamankan satu medali perunggu di kelas kyorugi melalui Dinggo Ardian. Dia mampu mencapai semifinal sebelum dikalahkan taekwondoin asal Yordania Anas Alorani 4-14. Sementara Unggul Pangestu yang bertarung di nomor 48 kg takluk 5-7 dari Malek Ahmad di babak perempat final. Sementara Apriliandi FN Raung yang turun di nomor 55 kg dikalahkan taekwondoin asal Thailand Suttisak Janthong pada babak pertama.
Dengan begitu, Indonesia berhasil mengumpulkan lima medali perunggu di ajang tersebut. Menurut Pelatih Taekwondo Indonesia Rahmi Kurnia, potensi juara anak asuhnya masih sangat tinggi. Masalahnya, mereka hanya kurang pengalaman bertanding. Peraih medali perak Olimpiade 1992 ini sangat yakin kontribusi anak asuhnya akan meningkat setelah menjalani kejuaraan tersebut.
“Bila dilihat dari jalannya pertandingan, skillanak-anak sebetulnya sudah bagus. Cuma masalahnya dalam penerapan strategi dan mental bertanding. Ini sangat wajar mengingat pengalaman tanding mereka di event internasional belum begitu banyak. Mudah-mudahan selepas dari event ini, mereka akan kembali digodok dalam pelatnas jangka panjang PB TI,” papar Rahmi.
Rahmi menginginkan taekwondoin muda Indonesia mendapat perhatian dan dukungan dari semua pihak terlepas dari hasil kurang memuaskan di kejuaraan Asia tersebut. Dia yakin dukungan maksimal akan semakin mengasah kualitas mereka. “Prinsipnya, kami sudah punya banyak bibit unggul yang dapat menyaingi keunggulan atlet negara lain. Tentu saja pengalaman bertanding di setiap eventseperti kejuaraan Asia ini menjadi modal untuk menambah jam terbang atlet,” ujar Rahmi.
Kendati demikian, Rahmi mengaku laga persaingan di kejuaraan Asia ini amat ketat. Kemampuan skillatlet dari negaranegara peserta sudah merata dan sulit diprediksi siapa menang maupun kalah di masing-masing nomor yang dipertandingkan. Hanya, tim nasional Indonesia harus terus mempersiapkan diri menghadapi event internasional lain di masa mendatang.
Dengan persiapan matang, Rahmi optimistis Indonesia akan mampu mengungguli pencapaian Korea Selatan, Iran, maupun Taiwan yang begitu dominan di Jakarta. Sementara itu, Ketua Bidang Pembinaan dan Prestasi PB TI Dasantyo Prihadi menilai persaingan sudah begitu ketat mengingat kekuatan yang merata dari beberapa negara peserta. Hal ini memberikan gambaran mengenai tantangan dan peluang Indonesia dalam menghadapi Olimpiade 2016 di Brasil.
“Bila sudah mencanangkan target untuk meraih prestasi Olimpiade, kami tidak bisa berleha-leha seusai kejuaraan ini. Apalagi, peta kekuatan cabang taekwondo sudah mulai merata. Saya pikir masih cukup waktu untuk membina mereka agar siap tampil maksimal di Olimpiade mendatang,” papar Dasantyo.
(wir)