Dilema pemain muslim terhadap sponsor klub
A
A
A
Sindonews.com – Seiring datangnya bulan Ramadan, pemain muslim di Liga Inggris menghadapi kesulitan dengan sponsor. Banyak dari sponsor klub bertentangan dengan hukum Islam.
Tidak dipungkiri ada beberapa klub yang disponsori oleh sebuah perusahaan judi online, kasino dan ada juga yang dari minuman beralkohol.
Striker Crewe Nathan Ellington yang juga pernah bermain untuk Wigan dan West Brom, mengatakan dirinya sama sekali tidak memiliki kekuatan soal sponsor karena itu wewenang dari klubnya.
“Saya pikir itu di luar dari kuasa seorang pemain Muslim. Meskipun dia tidak diizinkan untuk berjudi, itu adalah sesuatu yang Anda tidak bisa pengaruhi,” katanya.
Kiper Wigan, Ali Al Habsi sepakat dengan Ellington. “Kami pemain dan ini adalah hal-hal yang datang dari klub sepak bola. Kita tidak bisa berbuat apa-apa, kita hanya melakukan pekerjaan kami.”
Awal bulan ini, striker Newcastle Papiss Cisse telah keberatan atas dasar agama dan etika untuk mengenakan baju yang mengusung logo sponsor baru klub, sebuah perusahaan pinjaman suku bunga tinggi.
Banyaknya pemain muslim tidak dipungkiri akan mampu memberikan pengaruh dan juga memberikan pendidikan kepada suporter akan berbagai hal yang dilakukan seorang muslim.
Lihat saja, aksi anak-anak yang bermain sepak bola di taman Newcastle dimana mereka melakukan selebrasi gol dengan bersujud, meniru mantan pemain mereka Demba Ba.
Meskipun banyak anak-anak tidak tahu apa artinya, banyak yang menilai itu sebagai tanda kalau praktik muslim menjadi bagian lebih akrab dari budaya populer Inggris. Inggris adalah rumah bagi minoritas muslim yang cukup besar dengan jumlah hampir 2,7 juta orang.
Tidak dipungkiri ada beberapa klub yang disponsori oleh sebuah perusahaan judi online, kasino dan ada juga yang dari minuman beralkohol.
Striker Crewe Nathan Ellington yang juga pernah bermain untuk Wigan dan West Brom, mengatakan dirinya sama sekali tidak memiliki kekuatan soal sponsor karena itu wewenang dari klubnya.
“Saya pikir itu di luar dari kuasa seorang pemain Muslim. Meskipun dia tidak diizinkan untuk berjudi, itu adalah sesuatu yang Anda tidak bisa pengaruhi,” katanya.
Kiper Wigan, Ali Al Habsi sepakat dengan Ellington. “Kami pemain dan ini adalah hal-hal yang datang dari klub sepak bola. Kita tidak bisa berbuat apa-apa, kita hanya melakukan pekerjaan kami.”
Awal bulan ini, striker Newcastle Papiss Cisse telah keberatan atas dasar agama dan etika untuk mengenakan baju yang mengusung logo sponsor baru klub, sebuah perusahaan pinjaman suku bunga tinggi.
Banyaknya pemain muslim tidak dipungkiri akan mampu memberikan pengaruh dan juga memberikan pendidikan kepada suporter akan berbagai hal yang dilakukan seorang muslim.
Lihat saja, aksi anak-anak yang bermain sepak bola di taman Newcastle dimana mereka melakukan selebrasi gol dengan bersujud, meniru mantan pemain mereka Demba Ba.
Meskipun banyak anak-anak tidak tahu apa artinya, banyak yang menilai itu sebagai tanda kalau praktik muslim menjadi bagian lebih akrab dari budaya populer Inggris. Inggris adalah rumah bagi minoritas muslim yang cukup besar dengan jumlah hampir 2,7 juta orang.
(irc)