Persela bermodalkan Pede Ke Papua

Jum'at, 12 Juli 2013 - 15:08 WIB
Persela bermodalkan...
Persela bermodalkan Pede Ke Papua
A A A
Sindonews.com - Persela Lamongan bisa pulang dengan kepala tegak setelah meraih satu angka di kandang Sriwijaya FC. Walau masih diliputi rasa penasaran karena kemenangan dirusak keputusan pinalti wasit, namun mendulang satu angka di Stadion Jakabaring, Palembang, jelas sebuah hasil yang sangat positif.

Tanpa diperkuat kapten Gustavo Lopez, Persela membuktikan bisa kompetitif dibanding saat tur Kalimantan dua pekan lalu. Pelatih Caretaker Persela Didik Ludiyanto tidak mau memikirkan dua pinalti yang menggagalkan kemenangan timnya, namun lebih pilih mengapresiasi perjuangan pemain di lapangan.

"Pemain telah melakukan tugas dengan sangat baik. Mencetak dua gol ke gawang Sriwijaya FC jelas bukan pekerjaan mudah. Satu poin harus disyukuri karena banyak tim kesulitan mendapatkannya di Palembang. Ini tentu penting untuk pertandingan selanjutnya," terang Didik Ludiyanto.

Perubahan skema yang dilakukan Didik pantas mendapat acungan jempol. Merasa kehilangan Gustavo sebagai mercusuar di lapangan tengah, mantan pelatih Persela U-21 ini merombah formasi paten 4-4-2 menjadi 4-5-1 dengan menempatkan Mario Costas sebagai lone striker alias penyerang tunggal.

Lapangan tengah dijejali lima pemain, yakni Jimmy Suparno, Fandi Eko Utomo, Fajar Handika, Catur Pamungkas, serta Zaenal Arifin. Hasilnya, Laskar Joko Tingkir berhasil mempersempit gerak sekaligus membuat frustrasi gelandang Sriwijaya seperti Ponaryo Astaman, Eric Weeks, serta Boakay Foday.

"Sriwijaya kuat di lapangan tengah. Jadi kami mencari cara agar tidak memberikan ruang kepada mereka. Saya lihat mereka kesulitan karena kami punya lima pemain di tengah yang tidak takut melakukan tekanan secara fisikn" tutur Didik. Secara mengejutkan, Persela malah sempat membalikkan skor menjadi 1-2 sebelum akhirnya disamakan pinalti Ponaryo Astaman.

Perubahan skema yang dilakukan Didik cukup jarang dilakukan di Persela yang selama ini identik dengan pola 4-4-2. Apakah strategi itu bakal diteruskan di Papua nanti? Didik belum bisa memastikan. Menurutnya strategi tetap disesuaikan dengan kondisi dan kekuatan calon lawan.

Setelah melewati laga tandang ke Palembang dengan hasil yang membanggakan, ujian selanjutnya adalah menaklukkan tanah Papua. Pada 19 Juli mendatang, tim Biru Laut menantang Persiram Raja Ampat yang dilanjut Persidafon Dafonsoro di laga berikutnya. Sama dengan di Palembang, laga juga digelar larut malam.

Kubu Persela juga telah membuktikan bermain lebih larut bukan kendala bagi mereka. Kala menahan Sriwijaya FC, justru tuan rumah yang bermain sangat buruk walau tampil di kandang sendiri. Persela sangat enjoy di pertandingan yang dimulai sekitar pukul 21.00 WIB.

Kala bermain di Papua nanti, kekuatan Persela sekaligus sudah berangsur pulih. Gustavo Lopez sudah bisa kembali setelah menjalani skorsing akumulasi kartu kuning, sedangkan pemain yang sebelumnya sempat belum fit seperti Samsul Arif dan Fandi Eko Utomo diprediksi lebih bugar. Hanya saja centre back Han Sang Min masih harus memulihkan cederanya
(wbs)
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.7902 seconds (0.1#10.140)