Kejuaran Bupati Nabire diikuti 84 petinju
A
A
A
Sindonews.com - Kerusuhan final pertandingan tinju dalam rangka memperebutkan Piala Bupati Nabire di Gelanggang Olah Raga Kota Lama Nabire Minggu (14/7) yang menewaskan 17 orang, ternyata diikuti puluhan petinju amatir.
Menteri Pemuda dan Olahraga Roy Suryo mengatakan para korban, 11 diantaranya perempuan, terinjak-injak tewas setelah sekitar 1.500 penonton berusaha keluar dari stadion yang penuh sesak untuk menghindari kericuhan yang terjadi tak berapa lama setelah Minggu tengah malam.
Menurut Roy Suryo, stadion Olahraga Kota Lama hanya memiliki kapasitas 500 sampai 600 orang. Polisi mengatakan ada dua pintu keluar di tempat itu. Sebanyak 32 orang dirawat di rumah sakit karena luka-luka.
"Ada 84 petinju yang ikut serta dalam Kejuaraan Piala Bupati yang dimulai 9 Juli di Nabire," kata Roy seperti dilansir voasport.
Kerusuhan terjadi setelah final kelas 58 kilogram antara Alvius Rumkorem dan Yulianus Pigome, yang menurut Roy datang dari suku yang berbeda.
Para pendukung Yulianus kemudian melempar kursi pada dewan juri dan pendukung pemenang membalasnya dengan melempar botol dan kursi rusak, membuat orang-orang di stadion panik, ujar juru bicara Kepolisian Daerah Papua, Kombes. Pol. I Gede Sumerta Jaya.
Polisi dan tentara kemudian dikerahkan untuk menghentikan perkelahian, ujar Sumerta, dengan menambahkan bahwa polisi sedang menyelidiki kasus tersebut dan telah menanyai 12 orang, lima orang dari panitia penyelenggara dan tujuh orang saksi.
Menteri Pemuda dan Olahraga Roy Suryo mengatakan para korban, 11 diantaranya perempuan, terinjak-injak tewas setelah sekitar 1.500 penonton berusaha keluar dari stadion yang penuh sesak untuk menghindari kericuhan yang terjadi tak berapa lama setelah Minggu tengah malam.
Menurut Roy Suryo, stadion Olahraga Kota Lama hanya memiliki kapasitas 500 sampai 600 orang. Polisi mengatakan ada dua pintu keluar di tempat itu. Sebanyak 32 orang dirawat di rumah sakit karena luka-luka.
"Ada 84 petinju yang ikut serta dalam Kejuaraan Piala Bupati yang dimulai 9 Juli di Nabire," kata Roy seperti dilansir voasport.
Kerusuhan terjadi setelah final kelas 58 kilogram antara Alvius Rumkorem dan Yulianus Pigome, yang menurut Roy datang dari suku yang berbeda.
Para pendukung Yulianus kemudian melempar kursi pada dewan juri dan pendukung pemenang membalasnya dengan melempar botol dan kursi rusak, membuat orang-orang di stadion panik, ujar juru bicara Kepolisian Daerah Papua, Kombes. Pol. I Gede Sumerta Jaya.
Polisi dan tentara kemudian dikerahkan untuk menghentikan perkelahian, ujar Sumerta, dengan menambahkan bahwa polisi sedang menyelidiki kasus tersebut dan telah menanyai 12 orang, lima orang dari panitia penyelenggara dan tujuh orang saksi.
(wbs)