Manajemen Juku Eja harus pagari pemain
A
A
A
Sindonews.com -Jeda kompetisi Indonesian Premier League (IPL) musim ini menjadi saat klub-klub berburu pemain dalam bursa transfer. Manajemen Juku Eja pun harus siaga untuk memagari pemainnya dari rayuan klub lain.
Sejumlah klub yang telah keluar dari persoalan krisis fiansial, sudah menargetkan untuk mendatangkan beberapa pemain anyar. Apalagi di skuad Juku Eja PSM, terdapat beberapa pemain anyar yang memiliki kemampuan hebat. Sebut saja Andi Oddang, Syamsul Chaeruddin, dan pemain yang selalu dipanggil tim nasional Rasyid Assyahid Bakri.
Mantan pemain PSM Makassar, Abdullah Rowa mengatakan, pihak manajemen harus lebih memerhatikan lagi para pemainnya. Pasalnya, jangan sampai ada tawaran yang menjanjikan dari klub lain, hingga mereka memilih hengkang membela skuad Juku Eja. "Ini harus menjadi perhatian manajemen, karena jika terjadi pasti PSM akan rugi besar," kata dia.
Bukan hanya itu, dirinya menjelaskan, saat ini di PSM memang kondisinya tidak terlalu maksimal, seperti persoalan kesejahteraan para pemainnya, sampai hari ini masih tertunggak. Hal ini lanjutnya, bisa menjadi pemicu buat para pemain untuk tidak lagi membela klub kebanggaan masyarakat Sulawesi Selatan tersebut. "Jadi seharusnya manajer tim, atau mungkin ketua umum PSM jika memiliki waktu, bisalah pergi melihat latihan para pemain sebagai bentuk perhatian mereka," ungkapnya.
Dia juga menjelaskan, memang para pemain sepak bola sudah menggantungkan hidupnya di dunia tersebut, untuk itu mereka pasti akan melakukan hal yang baik untuk kesejahteraan mereka ke depannya. "Tapi biasanya pemain senior bisa hengkang, karena sudah bisa keluar masuk klub lain. Kalau pemain masih muda pasti masih enggan membela klub lain selain PSM," jelasnya.
Di skuad Juku Eja, saat ini gaji para pemain belum dibayarkan hampir dua bulan setengah lamanya. Bahkan, para penggawa Laskar Ayam Jantan dari Timur tersebut, mengisi waktu liburnya untuk membela klub amatir di liga Ramadan, dengan selain menjaga kondisi tubuh, juka untuk menambah pemasukan finansial mereka.
Sementara itu, media officer PSM Andi Widya Syadzwina yang dikonfirmasi mengenai hal tersebut, tidak bisa berkomentar banyak, meski demikain dirinya menyebut pihak managemen terus berusaha untuk membayar hal para pemain.
"Intinya kan sebenarnya bagaimana hak mereka dibayar oleh klub. Hanya saja klub yang bergantung pada sponsor berharap agar sponsor membayar hak pemain," jelasnya.
Wina saapaan akrabnya yang juga kandidat Master Komunikasi Universitas Hasanuddin ini juga menjelaskan, saat ini banyak klub yang berkompetisi di IPL bermasalah dengan gaji pemain. "Tetapi di klub lain menggaji pemainnya tidak sebesar di PSM, kecuali beberapa klub yang sudah matang secara finansial, dengan kondisi seperti ini keputusan ada di tangan pemain," ungkapnya.
Sejumlah klub yang telah keluar dari persoalan krisis fiansial, sudah menargetkan untuk mendatangkan beberapa pemain anyar. Apalagi di skuad Juku Eja PSM, terdapat beberapa pemain anyar yang memiliki kemampuan hebat. Sebut saja Andi Oddang, Syamsul Chaeruddin, dan pemain yang selalu dipanggil tim nasional Rasyid Assyahid Bakri.
Mantan pemain PSM Makassar, Abdullah Rowa mengatakan, pihak manajemen harus lebih memerhatikan lagi para pemainnya. Pasalnya, jangan sampai ada tawaran yang menjanjikan dari klub lain, hingga mereka memilih hengkang membela skuad Juku Eja. "Ini harus menjadi perhatian manajemen, karena jika terjadi pasti PSM akan rugi besar," kata dia.
Bukan hanya itu, dirinya menjelaskan, saat ini di PSM memang kondisinya tidak terlalu maksimal, seperti persoalan kesejahteraan para pemainnya, sampai hari ini masih tertunggak. Hal ini lanjutnya, bisa menjadi pemicu buat para pemain untuk tidak lagi membela klub kebanggaan masyarakat Sulawesi Selatan tersebut. "Jadi seharusnya manajer tim, atau mungkin ketua umum PSM jika memiliki waktu, bisalah pergi melihat latihan para pemain sebagai bentuk perhatian mereka," ungkapnya.
Dia juga menjelaskan, memang para pemain sepak bola sudah menggantungkan hidupnya di dunia tersebut, untuk itu mereka pasti akan melakukan hal yang baik untuk kesejahteraan mereka ke depannya. "Tapi biasanya pemain senior bisa hengkang, karena sudah bisa keluar masuk klub lain. Kalau pemain masih muda pasti masih enggan membela klub lain selain PSM," jelasnya.
Di skuad Juku Eja, saat ini gaji para pemain belum dibayarkan hampir dua bulan setengah lamanya. Bahkan, para penggawa Laskar Ayam Jantan dari Timur tersebut, mengisi waktu liburnya untuk membela klub amatir di liga Ramadan, dengan selain menjaga kondisi tubuh, juka untuk menambah pemasukan finansial mereka.
Sementara itu, media officer PSM Andi Widya Syadzwina yang dikonfirmasi mengenai hal tersebut, tidak bisa berkomentar banyak, meski demikain dirinya menyebut pihak managemen terus berusaha untuk membayar hal para pemain.
"Intinya kan sebenarnya bagaimana hak mereka dibayar oleh klub. Hanya saja klub yang bergantung pada sponsor berharap agar sponsor membayar hak pemain," jelasnya.
Wina saapaan akrabnya yang juga kandidat Master Komunikasi Universitas Hasanuddin ini juga menjelaskan, saat ini banyak klub yang berkompetisi di IPL bermasalah dengan gaji pemain. "Tetapi di klub lain menggaji pemainnya tidak sebesar di PSM, kecuali beberapa klub yang sudah matang secara finansial, dengan kondisi seperti ini keputusan ada di tangan pemain," ungkapnya.
(aww)