Ingin dirikan laboratorium doping, Jamaika butuh dana besar
A
A
A
Sindonews.com - Melihat banyaknya atlet Jamaika yang terbukti mengkonsumsi doping, membuat negara tersebut mulai memikirkan akan membangun laboratorium. Hal ini dimaksudkan untuk mengantisipasi atlet agar tidak tercemar dari zat terlarang ini. Namun, upaya itu nampaknya sulit ketika masalah keuangan menjadi faktor penting dalam pembangunan itu.
Menteri olahraga Jamaika, Natalie Neita Headley mengatakan mendirikan laboratorium seperti itu akan memerlukan modal yang besar dan dukungan dari negara lain.
"Doping jelas menjadi masalah besar bagi negera kami (Jamaika). Saya belum bisa memastikan apakah kami mampu menemukan tambahan modal atau tidak. Karena tidak mudah bagi kami, untuk meyakinkan seluruh dunia bahwa kita memiliki semua persyaratan bagi mereka untuk mengirim atletnya melakukan tes doping ke Jamaika," tutur Neita Headley dilansir ZeeNews Sport, Minggu (28/7/2013).
"Kecuali dukungan yang signifikan diberikan ke Jamaika sebagai lokasi digelarnya tes doping para atlet dunia. Kendati demikian, kami akan tetap melakukan perencanaan ke depannya untuk mewujudkan impian tersebut. Karena kami selalu menganggap tidak ada yang tidak mungkin terjadi," tambahnya.
Senada dengan Neita Headley, presiden Asosiasi Atletik Jamaika, Warren Blake, mengatakan memenuhi standar internasional untuk mendirikan laboratorium memang sangat membutuhkan pengeluaran besar. Pasalnya, laboratorium itu harus bisa menguji zat terlarang dengan baik.
"Tingkat pengeluaran modal jelas sangat besar. Sebab Laboratorium harus dapat menguji zat baik dikenal maupun tidak dikenal," tegas Blake.
Menteri olahraga Jamaika, Natalie Neita Headley mengatakan mendirikan laboratorium seperti itu akan memerlukan modal yang besar dan dukungan dari negara lain.
"Doping jelas menjadi masalah besar bagi negera kami (Jamaika). Saya belum bisa memastikan apakah kami mampu menemukan tambahan modal atau tidak. Karena tidak mudah bagi kami, untuk meyakinkan seluruh dunia bahwa kita memiliki semua persyaratan bagi mereka untuk mengirim atletnya melakukan tes doping ke Jamaika," tutur Neita Headley dilansir ZeeNews Sport, Minggu (28/7/2013).
"Kecuali dukungan yang signifikan diberikan ke Jamaika sebagai lokasi digelarnya tes doping para atlet dunia. Kendati demikian, kami akan tetap melakukan perencanaan ke depannya untuk mewujudkan impian tersebut. Karena kami selalu menganggap tidak ada yang tidak mungkin terjadi," tambahnya.
Senada dengan Neita Headley, presiden Asosiasi Atletik Jamaika, Warren Blake, mengatakan memenuhi standar internasional untuk mendirikan laboratorium memang sangat membutuhkan pengeluaran besar. Pasalnya, laboratorium itu harus bisa menguji zat terlarang dengan baik.
"Tingkat pengeluaran modal jelas sangat besar. Sebab Laboratorium harus dapat menguji zat baik dikenal maupun tidak dikenal," tegas Blake.
(dka)