Prestasi bulu tangkis Indonesia jangan berhenti sampai di sini
A
A
A
Sindonews.com - Indonesia sedang bersuka cita dengan kemenangan yang diraih pasangan ganda putra dan ganda campuran di Kejuaraan Dunia 2013 di Guangzhou, China. Tapi mantan pebulutangkis nasional, Ivana Lie, justru bertolak belakang dengan apa yang sedang dirasakan masyarakat badminton Tanah Air.
Dalam sebuah kesempatan nonton bareng di kediaman dinas Menpora, Roy Suryo, mantan pemain ganda campuran di era 70-an itu mengatakan, kemenangan ini memang patut disyukuri, namun seluruh pengurus PBSI harus bisa memberikan prestasi ke depannya dan tidak berhenti di sini.
“Hasil ini oke dan patut disyukuri. Tapi jangan terlalu senang terlebih dahulu, karena ini belum tentu dapat mengulang sukses dua atau tiga tahun ke depan. Misal di ajang Olimpiade, hal itulah yang harus menjadi prioritas PBSI untuk melakukan pembenahan untuk mencari bibit baru lagi,” terang Ivana, Minggu (11/8/2013).
Kendati begitu, Ivana sendiri tidak memungkiri bahwa hasil ini bisa menjadi pemicu untuk pemain yang lain meraih prestasi di turnamen berikutnya. Tapi dengan catatan pengurus PBSI harus memulai program baru (terobosan) untuk mencari pemain muda. Atau bisa lebih. Pasalnya, hal itu terlihat sulit ketika PBSI sulit menemukan pengganti Tommy Sugiarto di nomor tunggal putra.
“Pencarian bibit muda, tidak ada cara lain selain pelatih terbaik turun ke bawah (junior) maupun remaja untuk mencari pembibitan baru (regenerasi). Itu terlihat ketika era Taufik Hidayat ke Tommy Sugiarto, tapi belum menemukan penerus Tommy. Kalau mereka juga belum menemukan, maka habislah olahraga ini,” tutupnya.
Dalam sebuah kesempatan nonton bareng di kediaman dinas Menpora, Roy Suryo, mantan pemain ganda campuran di era 70-an itu mengatakan, kemenangan ini memang patut disyukuri, namun seluruh pengurus PBSI harus bisa memberikan prestasi ke depannya dan tidak berhenti di sini.
“Hasil ini oke dan patut disyukuri. Tapi jangan terlalu senang terlebih dahulu, karena ini belum tentu dapat mengulang sukses dua atau tiga tahun ke depan. Misal di ajang Olimpiade, hal itulah yang harus menjadi prioritas PBSI untuk melakukan pembenahan untuk mencari bibit baru lagi,” terang Ivana, Minggu (11/8/2013).
Kendati begitu, Ivana sendiri tidak memungkiri bahwa hasil ini bisa menjadi pemicu untuk pemain yang lain meraih prestasi di turnamen berikutnya. Tapi dengan catatan pengurus PBSI harus memulai program baru (terobosan) untuk mencari pemain muda. Atau bisa lebih. Pasalnya, hal itu terlihat sulit ketika PBSI sulit menemukan pengganti Tommy Sugiarto di nomor tunggal putra.
“Pencarian bibit muda, tidak ada cara lain selain pelatih terbaik turun ke bawah (junior) maupun remaja untuk mencari pembibitan baru (regenerasi). Itu terlihat ketika era Taufik Hidayat ke Tommy Sugiarto, tapi belum menemukan penerus Tommy. Kalau mereka juga belum menemukan, maka habislah olahraga ini,” tutupnya.
(nug)