Polisi tak beri izin, klub dipaksa 'mengungsi'
A
A
A
Sindonews.com - Klub-klub Indonesia Super League (ISL) Jawa Timur harus terimbas kegiatan politik, yakni Pemilihan Gubernur (Pilgub) Jawa Timur yang rencananya digelar 29 Agustus mendatang. Polda Jawa Timur tidak akan memberikan izin pertandingan sepak bola di wilayah Jawa Timur selama bulan Agustus.
Empat klub ISL Jawa Timur, yakni Arema Cronous, Persegres Gresik United, Persela Lamongan, serta Persepam Madura United, kebetulan bakal menggelar laga kandang di akhir Agustus. Arema dan Persegres secara bergantian akan menghadapi duo Kalimantan, Barito Putra dan Persiba Balikpapan pada 21 dan 25.
Sedangkan Persela dan Persepam Madura United dijadwalkan menjamu Persipura dan Persiwa Wamena pada 22 dan 26 Agustus. Praktis, keempat klub tersebut dipastikan bakal mencari 'tempat pengungsian' untuk menggelar pertandingan home dan itu jelas bukan kabar yang menggembirakan.
Hingga berita ditulis, belum ada keputusan di mana keempat klub itu akan mengalihkan pertandingan home mereka. Semuanya masih menunggu kebijakan dari PT Liga Indonesia terkait venue baru. "Kami sudah mengirim surat ke PT LI. Masih menunggu bagaimana solusinya," ujar Ketua Panitia Pelaksana (Panpel) Pertandingan Persegres Gresik United Khoirul Anam.
Arema Cronous pun belum bisa memberikan sikap pasti soal venue alternatif walau siap menerima keputusan Polda Jawa Timur terkait tidak adanya izin pertandingan. "Arema sudah menerima pemberitahuan soal tak adanya izin pertandingan. Ini masih akan dibicarakan lebih lanjut soal langkah selanjutnya," ucap Ruddy Widodo, General Manager Arema Cronous.
Persela Lamongan yang sebelumnya sempat 'mengungsi' ke Stadion Wilis, Madiun, karena Stadion Surajaya masih direnovasi, dipastikan tak bisa menggelar di sana lagi karena masih dalam wilayah Jawa Timur. Diperkirakan Stadion Manahan, Solo, bakal menjadi solusi paling praktis bagi keempat klub ISL.
Selain hampir semua klub Jawa Timur pernah bermain di Manahan, secara geografis juga lebih dekat dan bisa ditempuh dengan perjalanan darat. Tak heran stadion itu selalu menjadi solusi ketika klub-klub Jawa Timur mengalami problem venue. Supporter juga tak jarang datang langsung ke Solo ketika timnya bertanding di sana.
Dari aspek tim, sebenarnya keputusan itu sangat merugikan bagi keempat klub. Bagaimana tidak, masing-masing menyimpan ambisi bisa memanfaatkan pertandingan kandang untuk memperbaiki posisi di papan klasemen akhir nanti. Arema masih berjuang demi mendapatkan posisi runner up.
Dua laga kandang lawan Barito Putra dan Persiba Balikpapan sebelumnya dirancang sebagai ladang poin di Kanjuruhan. Persegres juga memiliki misi mengamankan posisi di 10 besar karena dua pertandingan akhir ISL mereka bakal bertarung di kandang Persiram Raja Ampat dan Persidafon Dafonsoro.
Persela dan Persepam setali tiga uang. Laga kontra Persipura Jayapura dan Persiwa Wamena kadung dijadikan kesempatan menuai poin absolut demi menyelamatkan posisi keduanya agar tidak melorot ke papan bawah di klasemen akhir, mengingat posisi mereka masih rawan.
Empat klub ISL Jawa Timur, yakni Arema Cronous, Persegres Gresik United, Persela Lamongan, serta Persepam Madura United, kebetulan bakal menggelar laga kandang di akhir Agustus. Arema dan Persegres secara bergantian akan menghadapi duo Kalimantan, Barito Putra dan Persiba Balikpapan pada 21 dan 25.
Sedangkan Persela dan Persepam Madura United dijadwalkan menjamu Persipura dan Persiwa Wamena pada 22 dan 26 Agustus. Praktis, keempat klub tersebut dipastikan bakal mencari 'tempat pengungsian' untuk menggelar pertandingan home dan itu jelas bukan kabar yang menggembirakan.
Hingga berita ditulis, belum ada keputusan di mana keempat klub itu akan mengalihkan pertandingan home mereka. Semuanya masih menunggu kebijakan dari PT Liga Indonesia terkait venue baru. "Kami sudah mengirim surat ke PT LI. Masih menunggu bagaimana solusinya," ujar Ketua Panitia Pelaksana (Panpel) Pertandingan Persegres Gresik United Khoirul Anam.
Arema Cronous pun belum bisa memberikan sikap pasti soal venue alternatif walau siap menerima keputusan Polda Jawa Timur terkait tidak adanya izin pertandingan. "Arema sudah menerima pemberitahuan soal tak adanya izin pertandingan. Ini masih akan dibicarakan lebih lanjut soal langkah selanjutnya," ucap Ruddy Widodo, General Manager Arema Cronous.
Persela Lamongan yang sebelumnya sempat 'mengungsi' ke Stadion Wilis, Madiun, karena Stadion Surajaya masih direnovasi, dipastikan tak bisa menggelar di sana lagi karena masih dalam wilayah Jawa Timur. Diperkirakan Stadion Manahan, Solo, bakal menjadi solusi paling praktis bagi keempat klub ISL.
Selain hampir semua klub Jawa Timur pernah bermain di Manahan, secara geografis juga lebih dekat dan bisa ditempuh dengan perjalanan darat. Tak heran stadion itu selalu menjadi solusi ketika klub-klub Jawa Timur mengalami problem venue. Supporter juga tak jarang datang langsung ke Solo ketika timnya bertanding di sana.
Dari aspek tim, sebenarnya keputusan itu sangat merugikan bagi keempat klub. Bagaimana tidak, masing-masing menyimpan ambisi bisa memanfaatkan pertandingan kandang untuk memperbaiki posisi di papan klasemen akhir nanti. Arema masih berjuang demi mendapatkan posisi runner up.
Dua laga kandang lawan Barito Putra dan Persiba Balikpapan sebelumnya dirancang sebagai ladang poin di Kanjuruhan. Persegres juga memiliki misi mengamankan posisi di 10 besar karena dua pertandingan akhir ISL mereka bakal bertarung di kandang Persiram Raja Ampat dan Persidafon Dafonsoro.
Persela dan Persepam setali tiga uang. Laga kontra Persipura Jayapura dan Persiwa Wamena kadung dijadikan kesempatan menuai poin absolut demi menyelamatkan posisi keduanya agar tidak melorot ke papan bawah di klasemen akhir, mengingat posisi mereka masih rawan.
(wbs)