Minimalisasi kebobolan, maksimalkan serangan balasan

Rabu, 21 Agustus 2013 - 17:50 WIB
Minimalisasi kebobolan,...
Minimalisasi kebobolan, maksimalkan serangan balasan
A A A
Sindonews.com - Armada Pro Duta melakoni laga pemungkas tur tiga negara di Eropa bertajuk Dare to Dream menghadapi Jong Ajax Amsterdam, sore ini waktu setempat atau Pukul 22.30 WIB. Meraih hasil kurang baik di empat laga sebelumnya, tim berjuluk Kuda Pegasus bertekad tampil lebih maksimal di laga penutup ini.

Sama seperti saat menghadapi tim senior dan U-23 Hamburg SV, menghadapi Jong Ajax yang saat ini dibesut pelatih Alfons Groenendijk bukanlah lakon mudah. Kualitas tim Ajax, kendati yang dihadapi adalah pemain mudanya, Ajax merupakan salah satu yang terbaik di Belanda yang juga diperhitungkan di Eropa.

Laga ini menuntut kerja ekstra keras Faisal Azmi dkk agar bombardir gol ke gawang bisa lebih minim.
Hal itu disadari trio pelatih Slamet Riyadi-Ansyari Lubis-Muhammad Halim. Tidak hanya meminimalisasi gol tim lawan, Pro Duta juga bertekad bisa memberikan gol-gol balasan ke gawang tim yang juga biasa disebut Ajax II itu. Perubahan formasi pun sepertinya bakal kembali dilakoni.

Pro Duta yang kerap menggunakan formasi 4-3-3 di kompetisi lokal dan empat laga uji coba awal menghadapi tim Eripa, mengubah formasi menjadi 3-4-3 di babak II laga menghadapi tim amatir Italia, AS Pro Cisterna, di Roma, Itala, Senin (19/8) lalu, Pro Duta menang 2-1 setelah mengganti seluruh pemain. Di babak I, Pro Duta kalah 2-0.

Ansyari Lubis mengatakan, hal itu dilakukan untuk memaksimalkan penyerangan. Empat gelandang dan tiga striker diharapkan lebih bisa bereksplorasi dalam menyerang, dan tiga pemain bertahan dipasang untuk menjaga satu lawan satu pemain lawan. "Perubahan itu dilakukan sebagai upaya untuk bisa cetak gol dari open play dan terbukti di babak kedua bisa cetak gol menghadapi Cisterna," ujarnya.

Namun, menurutnya, pola 3-4-3 bukanlah formasi baku yang bakal dipakemkan Pro Duta, tetapi selain untuk memaksimalkan penyerangan, pola itu bisa berubah ketika bertahan. "Itu formasi awal dan akan berubah saat tim diserang, bisa saja pola berubah menjadi lima pemain bertahan," ucap salah satu legenda sepakbola Indonesia itu.

Diakuinya, menghadapi tim-tim sebelumnya terutama empat tim terakhir, Pro Duta masih lemah dalam bertahan. Absennya dua tembok pertahanan, sang kapten Suyatno dan Agus Nova membuat tim pelatih harus memanfaatkan pemain yang ada yang posisi sebenarnya bukan stoper atau
libero.

Namun pada laga menghadapi Jong Ajax, Pro Duta yang telah melakukan evaluasi berharap, kesalahan itu bisa diminimalisir. "Kelemahan di lini belakang masih terlihat. Pro Duta juga kurang berani keluar menyerang. Sekali menyerang, lupa dengan pertahanan. Seharusnya pemain harus bisa berani keluar menyerang tanpa melupakan pertahanan," beber mantan gelandang timnas yang terkenal dengan umpan akurat itu.

Pro Duta bukan tanpa progres. Menurut Ansyari, pada laga lawan Tiscerna sudah ada peningkatan. Pemain sudah bisa melakukan prinsip cover dan penjagaan lawan satu lawan satu yang kuat karena perubahan pola yang dipakai dengan tiga pemain belakang.

Di sisi lain, pada laga sebelumnya, Kiper Pro Duta asal Latvia, Dennis Romanovs yang turun di empat pertandingan awal tur Dare to Dream Pro Duta, tidak diturunkan menghadapi Tiscerna. Selain karena alasan strategi, diprediksi, banyaknya kebobolan ke gawang yang dikawalnya, yakni 12 gol membuat perannya digantikan Yudha Andika. Tetapi menurut Ansyari, Dennis dipersiapkan menghadapi Jong Ajax.

"Rotasi itu hal yang lumrah terjadi. Kami memberikan kesempatan kepada Yudha dan Dennis dipersiapkan untuk lawan Ajax," pungkasnya.

Sementara itu Slamet Riyadi menyatakan, tur Dare to Dream yang dilakoni Pro Duta memberikan segudang pengalaman bagi pemain dan juga pelatih. "Ya, ini pengalaman berharga bagi pelatih dan tentunya pemain. Kami berharap bisa tampil lebih baik di kompetisi nantinya,"
ucap pelatih 38 tahun itu
(aww)
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.0632 seconds (0.1#10.140)