Sergio trauma jadi korban vandalisme
A
A
A
Sindonews.com - Kekerasan antarsuporter sepak bola di Indonesia yang kembali mencuat dalam dua pekan terakhir, cukup membuat striker Persib Bandung, Sergio Van Dijk mengerutkan dahi. Sergio tak habis pikir jika fanatisme suporter di Negeri Ibundanya tersebut tergolong sudah kelewat batas.
Kejadian terakhir yang cukup membuat banyak pihak terkejut adalah kerusuhan yang terjadi di Stadion Manahan, Solo. Suporter tuan rumah Persis Solo dan sejumlah suporter yang diduga pendukung PSS Sleman terlibat bentrok pada pertandingan Divisi Utama versi Liga Prima Indonesia Sportindo (LPIS).
Peristiwa vandalisme yang sampai saat ini masih sangat membekas di benak striker berusia 31 tahun tersebut adalah saat ia bersama rekan-rekannya menjadi korban aksi brutal oknum suporter Persija Jakarta yang melakukan penyerangan terhadap bus Persib pada 22 Juni lalu.
Menurut Sergio kekerasan antar suporter dari sudut manapun tidak memberikan keuntungan. Ia melihat justru hal itu, sangat merugikan terhadap perkembangan sepak bola Indonesia. Terutama buat pemain, sebab peristiwa-peristiwa kericuhan suporter kerap membuatnya merasa terganggu konsentrasinya.
''Sepanjang karir saya, baru kali saya merasakan suasana dan situasi buruk saat Persib melawan Persija. Saya dua kali merasakan pengalaman tersebut, pertama ketika bus tim dilempari di Jakarta dan kejadiannya sampai ke Belanda,” ungkap Sergio.
Pemain yang pernah membela klub Eredivisie, FC Groningen tersebut, mengungkapkan kini merasa takut. ''Kejadian-kejadian tersebut cukup membuat saya merasa takut dan mengganggu konsentrasi di lapangan. Buat sepak bola Indonesia itu sangat merugikan,” tandasnya
Kejadian terakhir yang cukup membuat banyak pihak terkejut adalah kerusuhan yang terjadi di Stadion Manahan, Solo. Suporter tuan rumah Persis Solo dan sejumlah suporter yang diduga pendukung PSS Sleman terlibat bentrok pada pertandingan Divisi Utama versi Liga Prima Indonesia Sportindo (LPIS).
Peristiwa vandalisme yang sampai saat ini masih sangat membekas di benak striker berusia 31 tahun tersebut adalah saat ia bersama rekan-rekannya menjadi korban aksi brutal oknum suporter Persija Jakarta yang melakukan penyerangan terhadap bus Persib pada 22 Juni lalu.
Menurut Sergio kekerasan antar suporter dari sudut manapun tidak memberikan keuntungan. Ia melihat justru hal itu, sangat merugikan terhadap perkembangan sepak bola Indonesia. Terutama buat pemain, sebab peristiwa-peristiwa kericuhan suporter kerap membuatnya merasa terganggu konsentrasinya.
''Sepanjang karir saya, baru kali saya merasakan suasana dan situasi buruk saat Persib melawan Persija. Saya dua kali merasakan pengalaman tersebut, pertama ketika bus tim dilempari di Jakarta dan kejadiannya sampai ke Belanda,” ungkap Sergio.
Pemain yang pernah membela klub Eredivisie, FC Groningen tersebut, mengungkapkan kini merasa takut. ''Kejadian-kejadian tersebut cukup membuat saya merasa takut dan mengganggu konsentrasi di lapangan. Buat sepak bola Indonesia itu sangat merugikan,” tandasnya
(aww)