Finansial, tantangan nyata Macan Putih

Sabtu, 28 September 2013 - 17:30 WIB
Finansial, tantangan nyata Macan Putih
Finansial, tantangan nyata Macan Putih
A A A
Sindonews.com — Pesta promosi ke Indonesia Super League (ISL) telah usai. Kini Persik Kediri dituntut bekerja keras menyiapkan berbagai aspek untuk menghadapi musim baru di level kompetisi tertinggi. Ini sebuah tentangan paling besar yang dihadapi Persik.

Aspek finansial menjadi kebutuhan utama yang harus diselesaikan jauh hari sebelum kompetisi bergulir. Manajemen harus menyiapkan pondasi finansial yang memadai jika ingin kompetitif di ISL dengan daya saing yang tentunya jauh lebih berat.

Sekadar mengingatkan, klub berjuluk Macan Putih belum pernah mengelola keuangan secara mandiri di level ISL. Peraturan tidak diperbolehkannya Anggaran Pendapatan Dan Belanja Daerah (APBD) baru diberlakukan ketika Persik sudah terdegradasi ke Divisi Utama.

Artinya, manajemen menghadapi sebuah tantangan yang jauh lebih besar jika dibandingkan dengan Divisi Utama silam. Kebutuhan finansial bakal dua lipat lebih banyak atau mungkin lebih, karena bagaimana pun Persik butuh tambahan banyak pemain memadai untuk ISL.

Aspek ini menjadi titik konsentrasi manajemen paling utama dalam beberapa bulan ke depan. CEO Persik Kediri Sunardi mengakui kondisi sekarang sudah jauh berbeda dengan situasi saat Persik terakhir berlaga di ISL pada 2009-2010 silam ketika dana APBD masih diperbolehkan.

“Tentu sangat berbeda. Sekarang kami harus mengerahkan segala sumber daya di Kediri untuk memenuhi kebutuhan Persik. Kami belum mengalkulasi kebutuhan secara rinci untuk ISL nanti, tapi sudah pasti lebih banyak dibandingkan dengan dana di Divisi Utama lalu,” jelas Sunardi.

Jika melihat peta sumber daya di Kota Tahu, produsen rokok raksasa PT Gudang Garam tentu tidak bisa dilupakan. Sepanjang perjalanan sejarah Persik di kompetisi profesional, Gudang Garam telah memberikan kontribusi luar biasa yang membuat Persik dua kali mengangkat trofi Divisi Utama (sebelum era ISL).

Disinggung soal kelanjutan kerjasama dengan PT Gudang Garam, Sunardi belum bisa memastikan apakah ada kelanjutan sponsorship. Namun dia mengakui Persik berharap banyak pada salah satu perusahaan rokok terbesar di Indonesia itu untuk musim kompetisi mendatang.

“Nanti semuanya akan kami ajak bekerjasama. Semua perusahaan di Kediri kalau bisa ikut berkontribusi,” lanjutnya. PT Gudang Garam dalam musim terakhir telah kembali mensponsori Persik Kediri dan terbukti dengan berhasilnya tim ini kembali ke jajaran klub teratas tanah air.

Menambah pemain serta pelatih menjadi agenda yang paling menyedot banyak dana. Sangat tidak mungkin tim ungu memakai skuad yang sama di ISL nanti dan tentunya butuh tambahan kekuatan agar lebih kompetitif, baik pemain domestic maupun legiun impor.

Sebagai rata-rata kebutuhan untuk tim yang menargetkan posisi 10 besar, idealnya dibutuhkan dana minimal Rp20 miliar. Perkiraan itu diambil dari dana yang sudah dikeluarkan tim di posisi 10 besar pada ISL 2013, macam Persegres Gresik United, Persija Jakarta, Barito Putra, hingga Persisam Samarinda.
(wbs)
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.9740 seconds (0.1#10.140)