PB PASI puas raihan emas atletik di ISG
A
A
A
Sindonews.com - Kontingen atletik Indonesia hanya mampu meraih 2 emas, 3 perak dan 2 perunggu pada ajang 3rd Islamic Solidarity Games 2013. Namun Pengurus Besar (PB) Persatuan Atletik Seluruh Indonesia (PASI) menilai jika pencapaian yang diperoleh oleh atlet Indonesia di ISG kali ini cukup maksimal.
Ketua Komisi Bidang Perlombaan Pengurus Besar (PB) Persatuan Atletik Seluruh Indonesia (PASI), Dwi Priyono menyatakan, hasil yang dicapai Indonesia ini sudah cukup memuaskan, mengingat lawan-lawan yang dihadapi memang atlet-atlet kelas dunia.
Dia mengatakan, Maroko, Turki, Iran dan Arab Saudi sendiri memang sudah dikenal sebagai negara yang memiliki sejumlah atlet-atlet kelas dunia. Tidak heran kalau Indonesia yang levelnya masih bersaing dengan negara-negara Asia Tenggara kalah kelas dibandingkan lawan-lawannya itu. Apalagi mengingat tim yang diturunkan pun tidak full team karena hanya sebagian nomor saja yang diikuti.
''Sebagian atlet kita yang lain tengah fokus persiapan menuju SEA Games Myanmar pada Desember mendatang, terutama untuk nomor-nomor jarak jauh. Sebab, kalau kita ikut sertakan dalam ajang ini kita khawatir akan terjadi apa-apa (cedera) dan pemulihannya membutuhkan waktu yang lama,” jelas Dwi.
Dia melanjutkan, memang dalam ajang ISG kemarin tidak seluruh atlet terbaik yang diturunkan. Karena pihaknya juga harus mempertimbangkan persiapan menuju SEA Games XXVII Myanmar pada Desember mendatang, sehingga khusus untuk atlet nomor-nomor jarak jauh sengaja disimpan dan fokus latihan di Pengalengan, Jawa Barat.
"Pada ISG kemarin total atlet kita (Indonesia) yang diturunkan sebanyak 27 orang, mereka mengikuti 20 nomor dari 42 nomor yang dipertandingkan. Jadi bisa dibilang kita hanya mengikuti setengah nomor saja dari seluruh nomor yang dipertandingkan,”ujarnya.
Ketua Pelaksana Cabor Atletik ISG ini menambahkan, sebenarnya atlet-atlet yang diturunkan pada ajang antar negara-negara Islam peserta Organisasi Konfrensi Islam (OKI) kemarin merupakan andalan Indonesia. Namun apabila dilihat dari peserta yang ikut pun kebanyakan dari atlet-atlet kelas dunia, sehingga mereka kalah bersaing.
''Lawannya memang habat-hebat, seperti untuk nomor lempar cakram peserta dari Iran (Ehsan Hadidi) berhasil melakukan lemparan sejauh 66.03 meter. Jarak itu sudah kelas dunia, kalah jauh dibandingkan atlet kita Taufik (Nurrohman) yang rata-rata melakukan lemparan di bawah 50 meter,” ungkapnya.
Sementara salah satu Pelatih Atletik Indonesia, Maspaitelella Heni, mengungkapkan memang untuk nomor-nomor jarak jauh seperti 10.000 meter dan 5000 meter, sengaja tidak diikutsertakan karena difokuskan untuk SEA Games mendatang. Pihaknya, memikirkan masa recovery yang masih harus dijalani atlet jika memaksakan untuk ikut serta di ajang ISG kali ini, sementara SEA Games Myanmar Desember nanti sudah dimulai.
''Kita takut atlet ini cedera dan terjadi apa-apa. Makanya khusus untuk atlet-atlet pelatnas yang berada di Pangalengan, Jawa Barat tidak ikut serta,”pungkasnya.
Ketua Komisi Bidang Perlombaan Pengurus Besar (PB) Persatuan Atletik Seluruh Indonesia (PASI), Dwi Priyono menyatakan, hasil yang dicapai Indonesia ini sudah cukup memuaskan, mengingat lawan-lawan yang dihadapi memang atlet-atlet kelas dunia.
Dia mengatakan, Maroko, Turki, Iran dan Arab Saudi sendiri memang sudah dikenal sebagai negara yang memiliki sejumlah atlet-atlet kelas dunia. Tidak heran kalau Indonesia yang levelnya masih bersaing dengan negara-negara Asia Tenggara kalah kelas dibandingkan lawan-lawannya itu. Apalagi mengingat tim yang diturunkan pun tidak full team karena hanya sebagian nomor saja yang diikuti.
''Sebagian atlet kita yang lain tengah fokus persiapan menuju SEA Games Myanmar pada Desember mendatang, terutama untuk nomor-nomor jarak jauh. Sebab, kalau kita ikut sertakan dalam ajang ini kita khawatir akan terjadi apa-apa (cedera) dan pemulihannya membutuhkan waktu yang lama,” jelas Dwi.
Dia melanjutkan, memang dalam ajang ISG kemarin tidak seluruh atlet terbaik yang diturunkan. Karena pihaknya juga harus mempertimbangkan persiapan menuju SEA Games XXVII Myanmar pada Desember mendatang, sehingga khusus untuk atlet nomor-nomor jarak jauh sengaja disimpan dan fokus latihan di Pengalengan, Jawa Barat.
"Pada ISG kemarin total atlet kita (Indonesia) yang diturunkan sebanyak 27 orang, mereka mengikuti 20 nomor dari 42 nomor yang dipertandingkan. Jadi bisa dibilang kita hanya mengikuti setengah nomor saja dari seluruh nomor yang dipertandingkan,”ujarnya.
Ketua Pelaksana Cabor Atletik ISG ini menambahkan, sebenarnya atlet-atlet yang diturunkan pada ajang antar negara-negara Islam peserta Organisasi Konfrensi Islam (OKI) kemarin merupakan andalan Indonesia. Namun apabila dilihat dari peserta yang ikut pun kebanyakan dari atlet-atlet kelas dunia, sehingga mereka kalah bersaing.
''Lawannya memang habat-hebat, seperti untuk nomor lempar cakram peserta dari Iran (Ehsan Hadidi) berhasil melakukan lemparan sejauh 66.03 meter. Jarak itu sudah kelas dunia, kalah jauh dibandingkan atlet kita Taufik (Nurrohman) yang rata-rata melakukan lemparan di bawah 50 meter,” ungkapnya.
Sementara salah satu Pelatih Atletik Indonesia, Maspaitelella Heni, mengungkapkan memang untuk nomor-nomor jarak jauh seperti 10.000 meter dan 5000 meter, sengaja tidak diikutsertakan karena difokuskan untuk SEA Games mendatang. Pihaknya, memikirkan masa recovery yang masih harus dijalani atlet jika memaksakan untuk ikut serta di ajang ISG kali ini, sementara SEA Games Myanmar Desember nanti sudah dimulai.
''Kita takut atlet ini cedera dan terjadi apa-apa. Makanya khusus untuk atlet-atlet pelatnas yang berada di Pangalengan, Jawa Barat tidak ikut serta,”pungkasnya.
(aww)