Persik pilih pelatih murah meriah
A
A
A
Sindonews.com - Posisi pelatih Persik Kediri di liga unifikasi musim depan masih misteri. Belum terbentuknya manajemen baru membuat Persik masih sulit menentukan nakhoda tim musim depan sekaligus penambahan skuad. Namun manajemen sudah memberikan spesifikasi pelatih yang dibutuhkan.
Proyeksi awal, klub berjuluk Macan Putih ternyata tidak terlalu muluk dalam mencarti pelatih musim depan. Kemungkinan besar cukup mencari pelatih lokal yang berpengalaman di pentas Indonesia Super League (ISL). Sebab faktor finansial menjadi pertimbangan terpenting.
Persik menyadari bekal dana untuk musim depan belum bisa dipastikan sehingga alokasi untuk kontrak pelatih juga belum dirinci. Karena kondisi itu, manajemen menyatakan bakal merekrut pelatih dengan nilai kontrak yang tidak tinggi walau tetap berhitung soal kemampuan.
"Kami belum bisa memastikan berapa alokasi untuk kontrak pelatih, karena tergantung dana yang tersedia nantinya. Yang pasti Persik tidak akan membebani keuangan klub dan lebih memprioritaskan pelatih dengan nilai kontrak tak begitu tinggi," ungkap Sekretaris Persik Barnadi.
Dari pernyataan itu sekilas bisa diasumsikan Macan Putih tidak terlalu muluk dalam memburu pelatih. Kemungkinan besar pelatih lokal menjadi pilihan jika ingin menekan pengeluaran dari aspek nominal kontrak. Untuk mendapat pelatih lokal juga bukan perkara sulit.
Hingga sekarang ini ada sejumlah pelatih yang sudah menyatakan tertarik melatih Persik Kediri. Setidaknya empat pelatih siap berkarir di Stadion Brawijaya musim depan, yakni Suharno, M Basri, Yusack Sutanto dan Agus Yuwono.
Keempatnya sudah menanyakan kemungkinan lowongan di Kediri.
Itu membuktikan Persik masih memiliki daya tarik bagi pelatih lokal untuk menjajal kemampuan di Stadion Brawijaya. Sederet pelatih di atas, serta banyak lagi pelatih lokal, masih belum mendapatkan klub sehingga Persik bisa lebih leluasa memilih.
"Ada sejumlah pelatih yang menanyakan langsung kemungkinan melatih Persik. Bahkan Pak Suharno sudah sering berkomunikasi dengan manajemen. Tapi sampai sekarang kami belum bisa memutuskan karena susunan manajemen juga belum terbentuk," papar Barnadi.
Sedangkan pelatih Aris Budi Sulistyo yang membawa Persik promosi ke liga unifikasi, masih tetap dipertahankan. Hanya saja Aris harus menerima konsekuensi turun derajat menjadi asisten pelatih, karena belum memiliki lisensi kepelatihan yang sesuai aturan untuk berkarir di level tertinggi.
Sementara, untuk skuad tim Macan Putih, rencananya mayoritas pemain musim lalu bakal dipertahankan. Itu juga terkait dengan kemampuan finansial yang belum pasti. Jika bisa mempertahankan skuad sebelumnya, maka otomatis Persik hanya mencari beberapa pemain tambahan tanpa banyak mengobral duit.
Proyeksi awal, klub berjuluk Macan Putih ternyata tidak terlalu muluk dalam mencarti pelatih musim depan. Kemungkinan besar cukup mencari pelatih lokal yang berpengalaman di pentas Indonesia Super League (ISL). Sebab faktor finansial menjadi pertimbangan terpenting.
Persik menyadari bekal dana untuk musim depan belum bisa dipastikan sehingga alokasi untuk kontrak pelatih juga belum dirinci. Karena kondisi itu, manajemen menyatakan bakal merekrut pelatih dengan nilai kontrak yang tidak tinggi walau tetap berhitung soal kemampuan.
"Kami belum bisa memastikan berapa alokasi untuk kontrak pelatih, karena tergantung dana yang tersedia nantinya. Yang pasti Persik tidak akan membebani keuangan klub dan lebih memprioritaskan pelatih dengan nilai kontrak tak begitu tinggi," ungkap Sekretaris Persik Barnadi.
Dari pernyataan itu sekilas bisa diasumsikan Macan Putih tidak terlalu muluk dalam memburu pelatih. Kemungkinan besar pelatih lokal menjadi pilihan jika ingin menekan pengeluaran dari aspek nominal kontrak. Untuk mendapat pelatih lokal juga bukan perkara sulit.
Hingga sekarang ini ada sejumlah pelatih yang sudah menyatakan tertarik melatih Persik Kediri. Setidaknya empat pelatih siap berkarir di Stadion Brawijaya musim depan, yakni Suharno, M Basri, Yusack Sutanto dan Agus Yuwono.
Keempatnya sudah menanyakan kemungkinan lowongan di Kediri.
Itu membuktikan Persik masih memiliki daya tarik bagi pelatih lokal untuk menjajal kemampuan di Stadion Brawijaya. Sederet pelatih di atas, serta banyak lagi pelatih lokal, masih belum mendapatkan klub sehingga Persik bisa lebih leluasa memilih.
"Ada sejumlah pelatih yang menanyakan langsung kemungkinan melatih Persik. Bahkan Pak Suharno sudah sering berkomunikasi dengan manajemen. Tapi sampai sekarang kami belum bisa memutuskan karena susunan manajemen juga belum terbentuk," papar Barnadi.
Sedangkan pelatih Aris Budi Sulistyo yang membawa Persik promosi ke liga unifikasi, masih tetap dipertahankan. Hanya saja Aris harus menerima konsekuensi turun derajat menjadi asisten pelatih, karena belum memiliki lisensi kepelatihan yang sesuai aturan untuk berkarir di level tertinggi.
Sementara, untuk skuad tim Macan Putih, rencananya mayoritas pemain musim lalu bakal dipertahankan. Itu juga terkait dengan kemampuan finansial yang belum pasti. Jika bisa mempertahankan skuad sebelumnya, maka otomatis Persik hanya mencari beberapa pemain tambahan tanpa banyak mengobral duit.
(aww)