Playmaker, kebutuhan primer Arema
A
A
A
Sindonews.com - Arema Cronous belakangan dihubungkan dengan sejumlah pemain dalam upaya menambah kekuatan musim depan. Titus Bonay, Ahmad Bustomi dan sejumlah penggawa tim nasional (Timnas) U-19 diberitakan bakal menjadi target potensial Singo Edan.
Walau banyak pemain dikaitkan dengan Arema, namun klub yang bermarkas di Stadion Kanjuruhan ini tak bisa menutupi fakta bahwa sosok playmaker adalah kebutuhan primer mereka. Pemain berkarakter seperti ini yang tidak dimiliki Arema dalam semusim terakhir.
Memiliki banyak pemain di lapangan tengah, nyatanya tidak ada yang berperan sebagai pengatur serangan. Egi Melgiansyah, Gede Sukadana, Hendro Siswanto, Joko Sasongko, hingga Dedi Kusnandar, lebih sebagai gelandang bertahan atau gelandang serang tanpa memiliki visi sebagai konduktor.
Arema sempat mendatangkan Edmar Garcia untuk menemukan jawaban di lapangan tengah. Alih-alih ingin memiliki playmaker berkelas, Edmar justru memakan gaji buta karena hanya sesekali muncul di tim utama dalam separuh musim di Stadion Kanjuruhan.
Merekam perjalanan musim lalu, bisa dilihat betapa Singo Edan lebih dominan serangan sayap. Itu karena berkreasi dari lini tengah terlalu sulit karena tidak ada pemain yang memiliki naluri mengumpan yang memadai. Pantas jika posisi playmaker menjadi menu wajib bagi Arema.
"Posisi playmaker memang sangat dibutuhkan Arema, karena kebetulan belum ada yang memiliki kriteria seperti itu. Arema berpotensi lebih baik jika ada pemain dengan umpan jitu sekaligus kemampuan mengatur tempao dan serangan di lini tengah," ucap Joko Susilo, Asisten Pelatih Arema Cronous.
Pemain yang sudah masuk pertimbangan manajemen adalah Eric Weeks, pemain tengah Sriwijaya FC. Dengan status bebas transfer, Eric sebenarnya langsung diangkut ke Malang dan tinggal pembicaraan kontrak. Tapi belum ada pergerakan apa pun dari Singo Edan.
Sejatinya Arema juga tinggal tunjuk tangan jika ingin mendatangkan playmaker sekelas Gustavo Lopez. Pemain yang tidak melanjutkan kiprahnya bersama Persela Lamongan itu belum memiliki klub baru dan jauh hari menyatakan kesiapan berkostum Singo Edan. Sekali lagi, Arema masih pasif.
Nama lain yang menjadi pilihan adalah Alan Leandro da Silva, pemain berdarah Brasil yang menjadi skuad tim nasional Timor Leste. Sejauh ini nama Leandro sekadar ditamung tanpa ada pergerakan lebih jauh. Pihak manajemen menyatakan bakal selektif dalam memilih pemain anyar.
"Tentu kami akan sangat selektif dalam mencari playmaker. Ada beberapa nama yang ditawarkan ke Arema, tapi semua masih dipertimbangkan. Kami harus mendapatkan pemain dengan kemampuan yang benar-benar dibutuhkan tim," ujar Media Officer Arema Sudarmaji kepada wartawan.
Walau banyak pemain dikaitkan dengan Arema, namun klub yang bermarkas di Stadion Kanjuruhan ini tak bisa menutupi fakta bahwa sosok playmaker adalah kebutuhan primer mereka. Pemain berkarakter seperti ini yang tidak dimiliki Arema dalam semusim terakhir.
Memiliki banyak pemain di lapangan tengah, nyatanya tidak ada yang berperan sebagai pengatur serangan. Egi Melgiansyah, Gede Sukadana, Hendro Siswanto, Joko Sasongko, hingga Dedi Kusnandar, lebih sebagai gelandang bertahan atau gelandang serang tanpa memiliki visi sebagai konduktor.
Arema sempat mendatangkan Edmar Garcia untuk menemukan jawaban di lapangan tengah. Alih-alih ingin memiliki playmaker berkelas, Edmar justru memakan gaji buta karena hanya sesekali muncul di tim utama dalam separuh musim di Stadion Kanjuruhan.
Merekam perjalanan musim lalu, bisa dilihat betapa Singo Edan lebih dominan serangan sayap. Itu karena berkreasi dari lini tengah terlalu sulit karena tidak ada pemain yang memiliki naluri mengumpan yang memadai. Pantas jika posisi playmaker menjadi menu wajib bagi Arema.
"Posisi playmaker memang sangat dibutuhkan Arema, karena kebetulan belum ada yang memiliki kriteria seperti itu. Arema berpotensi lebih baik jika ada pemain dengan umpan jitu sekaligus kemampuan mengatur tempao dan serangan di lini tengah," ucap Joko Susilo, Asisten Pelatih Arema Cronous.
Pemain yang sudah masuk pertimbangan manajemen adalah Eric Weeks, pemain tengah Sriwijaya FC. Dengan status bebas transfer, Eric sebenarnya langsung diangkut ke Malang dan tinggal pembicaraan kontrak. Tapi belum ada pergerakan apa pun dari Singo Edan.
Sejatinya Arema juga tinggal tunjuk tangan jika ingin mendatangkan playmaker sekelas Gustavo Lopez. Pemain yang tidak melanjutkan kiprahnya bersama Persela Lamongan itu belum memiliki klub baru dan jauh hari menyatakan kesiapan berkostum Singo Edan. Sekali lagi, Arema masih pasif.
Nama lain yang menjadi pilihan adalah Alan Leandro da Silva, pemain berdarah Brasil yang menjadi skuad tim nasional Timor Leste. Sejauh ini nama Leandro sekadar ditamung tanpa ada pergerakan lebih jauh. Pihak manajemen menyatakan bakal selektif dalam memilih pemain anyar.
"Tentu kami akan sangat selektif dalam mencari playmaker. Ada beberapa nama yang ditawarkan ke Arema, tapi semua masih dipertimbangkan. Kami harus mendapatkan pemain dengan kemampuan yang benar-benar dibutuhkan tim," ujar Media Officer Arema Sudarmaji kepada wartawan.
(wbs)