Apa pun caranya Persik harus eksis
A
A
A
Sindonews.com - Problem finansial yang melanda Persik Kediri sebelum kompetisi Indonesia Super League (ISL) 2014 dimulai, memantik keprihatinan internal tim. Mereka tidak ingin perjuangan susah payah untuk mendapatkan tiket promosi harus terbuang percuma karena tidak adanya dana.
Pelatih Persik Kediri Aris Budi Sulistyo menyatakan dirinya tidak ingin Persik gagal berkompetisi di liga unifikasi 2014. Sebab selama ini tim sudah bersusah payah untuk kembali ke kompetisi level tertinggi dan bahkan menunggu hingga bertahun-tahun.
"Saya paham persoalan yang dihadapi manajemen. Tapi saya pribadi ingin Persik Kediri harus tetap eksis di ISL bagaimana pun caranya. Kami sudah berjuang dengan seluruh kemampuan dan berhasil meraih promosi. Jelas rugi besar kalau Persik tidak ikut kompetisi musim depan," tutur Aris Budi.
Aris adalah pelatih yang sanggup melambungkan Macan Putih menempati peringkat tiga Divisi Utama 2013. Dia bahkan mencatat prestasi lebih baik dibanding pelatih lebih berpengalaman seperti Jaya Hartono dan Joko Malis yang sempat menangani Persik di Divisi Utama sebelumnya.
Dalam semusim di Divisi Utama, klub kebangaan Persikmania hanya menelan dua kekalahan yakni dari PSCS Cilacap serta Perseru Serui. Persik mengunci tiket promosi ke liga unifikasi 2014 setelah menumbangkan Persikabo Bogor di perebutan posisi tiga.
Sayang catatan manis itu di ambang runtuh setelah manajemen menyatakan tidak mampu mencukupi kebutuhan klub. Melalui Sekretaris Barnadi, manajemen melelang pengelolaan tim dengan nilai Rp15 miliar. Eksistensi Persik Kediri pun dalam pertanyaan besar. Aris tidak mau menyalahkan pihak tertentu terkait kondisi Macan Putih sekarang ini.
"Yang penting bagi Persik sekarang ini adalah solusi. Bukan saling menyalahkan pihak tertentu," tegasnya.
Pelatih kiper yang telah 10 tahun berada di Persik Kediri ini sangat sedih melihat kondisi Persik sekarang ini. Walau dirinya pernah merasakan masa-masa buruk di Stadion Brawijaya sebelumnya, namun krisis finansial di saat tim baru saja mendapat promosi sangat sulit diterima.
"Semua pasti sedih dan berharap ada keajaiban untuk Persik Kediri. Saya bisa memahami kondisi ini karena mencari dana secara mandiri memang tidak mudah. Harapan saya cuma satu, Persik tetap bisa main di liga unifikasi musim depan," kata Andi.
Dewa penolong yang dibutuhkan Macan Putih saat ini adalah investor yang bersedia menggerojok uang miliaran rupiah. Sebab selama ini Persik terlalu tergantung pada PT Gudang Garam, sehingga klub akhirnya limbung ketika produsen rokok itu tak memberikan bantuan.
Pelatih Persik Kediri Aris Budi Sulistyo menyatakan dirinya tidak ingin Persik gagal berkompetisi di liga unifikasi 2014. Sebab selama ini tim sudah bersusah payah untuk kembali ke kompetisi level tertinggi dan bahkan menunggu hingga bertahun-tahun.
"Saya paham persoalan yang dihadapi manajemen. Tapi saya pribadi ingin Persik Kediri harus tetap eksis di ISL bagaimana pun caranya. Kami sudah berjuang dengan seluruh kemampuan dan berhasil meraih promosi. Jelas rugi besar kalau Persik tidak ikut kompetisi musim depan," tutur Aris Budi.
Aris adalah pelatih yang sanggup melambungkan Macan Putih menempati peringkat tiga Divisi Utama 2013. Dia bahkan mencatat prestasi lebih baik dibanding pelatih lebih berpengalaman seperti Jaya Hartono dan Joko Malis yang sempat menangani Persik di Divisi Utama sebelumnya.
Dalam semusim di Divisi Utama, klub kebangaan Persikmania hanya menelan dua kekalahan yakni dari PSCS Cilacap serta Perseru Serui. Persik mengunci tiket promosi ke liga unifikasi 2014 setelah menumbangkan Persikabo Bogor di perebutan posisi tiga.
Sayang catatan manis itu di ambang runtuh setelah manajemen menyatakan tidak mampu mencukupi kebutuhan klub. Melalui Sekretaris Barnadi, manajemen melelang pengelolaan tim dengan nilai Rp15 miliar. Eksistensi Persik Kediri pun dalam pertanyaan besar. Aris tidak mau menyalahkan pihak tertentu terkait kondisi Macan Putih sekarang ini.
"Yang penting bagi Persik sekarang ini adalah solusi. Bukan saling menyalahkan pihak tertentu," tegasnya.
Pelatih kiper yang telah 10 tahun berada di Persik Kediri ini sangat sedih melihat kondisi Persik sekarang ini. Walau dirinya pernah merasakan masa-masa buruk di Stadion Brawijaya sebelumnya, namun krisis finansial di saat tim baru saja mendapat promosi sangat sulit diterima.
"Semua pasti sedih dan berharap ada keajaiban untuk Persik Kediri. Saya bisa memahami kondisi ini karena mencari dana secara mandiri memang tidak mudah. Harapan saya cuma satu, Persik tetap bisa main di liga unifikasi musim depan," kata Andi.
Dewa penolong yang dibutuhkan Macan Putih saat ini adalah investor yang bersedia menggerojok uang miliaran rupiah. Sebab selama ini Persik terlalu tergantung pada PT Gudang Garam, sehingga klub akhirnya limbung ketika produsen rokok itu tak memberikan bantuan.
(aww)