Hadapi proses verifikasi, Persela paling terjepit
A
A
A
Sindonews.com —Jelang verifikasi kontestan liga unifikasi 2014, secara mengejutkan Persela Lamongan justru menjadi klub paling terjepit. Dari enam klub Jawa Timur yang bakal mengikuti liga unifikasi, Persela menjadi satu-satunya yang masih menunggak gaji pemain.
Berdasar update Asosiasi Pesepakbola Profesional Indonesia (APPI) per November 2013, Persela Lamongan menjadi salah satu klub yang menunggak gaji pemain selama empat bulan. Sedangkan klub calon kontestan liga unifikasi lainnya di Jawa Timur tidak memiliki tunggakan.
Arema Cronous, Persegres Gresik United, Persepam Madura United, serta dua klub pendatang, Persebaya Surabaya dan Persik Kediri, semuanya sudah menyelesaikan tanggungan gaji musim lalu. Anehnya, sekitar dua pekan lalu Manajer Persela Debby Kurniawan menyatakan Persela tidak mempunyai tunggakan gaji.
“Persela tidak lagi mempunyai tunggakan gaji dan siap mempersiapkan musim depan. Gaji musim lalu sudah dipenuhi semua,” begitu ungkapan meyakinkan Debby Kurniawan pada awal November silam. Nyatanya data yang dirilis APPI pada 19 November menunjukkan perbedaan.
Mana yang benar? Hingga berita ditulis, manajemen Persela masih belum bisa member jawaban gamblang terkait update APPI itu. Sekretaris Persela Muji Santoso meminta mengonfirmasi ke manajer. “Silakan langsung konfirmasi ke Pak Manajer saja terkait hal itu,” ucapnya.
Sayangnya Debby belum bisa dikonfirmasi. Jika memang Persela masih menunggak gaji seperti data APPI, maka klub asal pesisir utara Jawa Timur ini tengah dalam tekanan berat. Sebab klub-klub yang ingin bermain di liga unifikasi nanti diharuskan melunasi tanggungan gaji pemain musim sebelumnya.
Persela harus sudah membereskan tanggungan itu paling lambat akhir November ini ketika PSSI melakukan verifikasi. Jika tidak bisa menunjukkan bahwa Persela bebas tanggungan, konsekuensinya bisa fatal karena Laskar Joko Tingkir bisa terlempar dari kompetisi level atas.
Kondisi Persela ini cukup memprihatinkan karena sebelumnya terlihat menyelesaikan Indonesia Super League (ISL) dengan sehat. Tanda-tanda Persela menunggak gaji terlihat ketika Samsul Arif enggan membicarakan perpanjangan kontrak karena masih ada persoalan gaji musim lalu.
Kondisi Persela kontras dengan klub tetangga terdekat Persegres Gresik United. Persegres yang dikabarkan mengalami masalah keuangan akhir-akhir ini, malah mendapatkan apresiasi dari APPI karena sangat bertanggungjawab terhadap semua hak pemain maupun elemen tim lainnya musim lalu.
“Sejak awal musim lalu kami menempatkan hak pemain sebagai aspek paling penting. Apresiasi dari APPI menjadi motivasi kami untuk mengulang itu musim depan. Semoga pengelolaanj keuangan di Persegres tetap bisa menjamin hak semua yang terlibat di tim,” ujar CEO Persegres Asroin Widiana.
Berdasar update Asosiasi Pesepakbola Profesional Indonesia (APPI) per November 2013, Persela Lamongan menjadi salah satu klub yang menunggak gaji pemain selama empat bulan. Sedangkan klub calon kontestan liga unifikasi lainnya di Jawa Timur tidak memiliki tunggakan.
Arema Cronous, Persegres Gresik United, Persepam Madura United, serta dua klub pendatang, Persebaya Surabaya dan Persik Kediri, semuanya sudah menyelesaikan tanggungan gaji musim lalu. Anehnya, sekitar dua pekan lalu Manajer Persela Debby Kurniawan menyatakan Persela tidak mempunyai tunggakan gaji.
“Persela tidak lagi mempunyai tunggakan gaji dan siap mempersiapkan musim depan. Gaji musim lalu sudah dipenuhi semua,” begitu ungkapan meyakinkan Debby Kurniawan pada awal November silam. Nyatanya data yang dirilis APPI pada 19 November menunjukkan perbedaan.
Mana yang benar? Hingga berita ditulis, manajemen Persela masih belum bisa member jawaban gamblang terkait update APPI itu. Sekretaris Persela Muji Santoso meminta mengonfirmasi ke manajer. “Silakan langsung konfirmasi ke Pak Manajer saja terkait hal itu,” ucapnya.
Sayangnya Debby belum bisa dikonfirmasi. Jika memang Persela masih menunggak gaji seperti data APPI, maka klub asal pesisir utara Jawa Timur ini tengah dalam tekanan berat. Sebab klub-klub yang ingin bermain di liga unifikasi nanti diharuskan melunasi tanggungan gaji pemain musim sebelumnya.
Persela harus sudah membereskan tanggungan itu paling lambat akhir November ini ketika PSSI melakukan verifikasi. Jika tidak bisa menunjukkan bahwa Persela bebas tanggungan, konsekuensinya bisa fatal karena Laskar Joko Tingkir bisa terlempar dari kompetisi level atas.
Kondisi Persela ini cukup memprihatinkan karena sebelumnya terlihat menyelesaikan Indonesia Super League (ISL) dengan sehat. Tanda-tanda Persela menunggak gaji terlihat ketika Samsul Arif enggan membicarakan perpanjangan kontrak karena masih ada persoalan gaji musim lalu.
Kondisi Persela kontras dengan klub tetangga terdekat Persegres Gresik United. Persegres yang dikabarkan mengalami masalah keuangan akhir-akhir ini, malah mendapatkan apresiasi dari APPI karena sangat bertanggungjawab terhadap semua hak pemain maupun elemen tim lainnya musim lalu.
“Sejak awal musim lalu kami menempatkan hak pemain sebagai aspek paling penting. Apresiasi dari APPI menjadi motivasi kami untuk mengulang itu musim depan. Semoga pengelolaanj keuangan di Persegres tetap bisa menjamin hak semua yang terlibat di tim,” ujar CEO Persegres Asroin Widiana.
(wbs)