Singo Edan berencana guncangkan Asia
A
A
A
Sindonews.com--Setelah absen semusim, Arema Cronous melanjutkan tradisi Malang sebagai spesialis kompetisi level Asia. Itu setelah PSSI menunjuk Persipura Jayapura dan Arema Cronous sebagai wakil Indonesia di AFC Cup 2014. Ini merupakan keterlibatan ketiga kalinya Arema di level Asia dalam tiga musim terakhir.
Arema pernah merasakan Liga Champion Asia pada 2011 dan AFC Cup 2012. Pada 2012 saat diwakili Arema IPL, berhasil menembus babak perempatfinal di bawah asuhan pelatih Dejan Antonic. Klub berjuluk Singo Edan absen pada 2013 karena baik Arema IPL maupun Arema Cronous meraih hasil mengecewakan di kompetisi domestik.
Setelah berhasil mengunci posisi runner up Indonesia Super League (ISL) 2012-2013, akhirnya tradisi AFC Cup berlanjut. Ditunjuknya Singo Edan sesuai prediksi manajemen yang telah mempersiapkan berbagai hal, salah satunya penunjukan pelatih Suharno yang lisensinya sudah memadai untuk level Asia.
"Bermain di AFC Cup memang harapan Arema. Ini sebagai penghargaan karena bekerja keras di ISL musim lalu. Semoga kekuatan Arema bisa kompetitif menghadapi tim-tim dari negara lain," ujar CEO Arema Cronous Iwan Budianto. Namun hingga Sabtu (30/11) belum ada surat resmi dari PSSI atau AFC soal penunjukan tersebut.
Level AFC Cup tampaknya memang lebih ideal bagi klub-klub Indonesia, termasuk Arema Cronous. Dari dua keikutsertaan sebelunya, terlihat jelas bagaimana perbedaan prestasi di Liga Champion Asia (LCA) dan AFC Cup. Kala bermain di LCA, klub biru hancur lebur dan tak mampu menghadapi persaingan fase grup.
Pada 2007 dan 2011, sama-sama ditangani mendiang pelatih Miroslav Janu, klub ini tak mampu bersaing dengan klub-klub papan atas Asia. Sedangkan ketika Arema IPL mewakili Indonesia di AFC Cup 2011, hasilnya justru jauh lebih bagus dan mampu menembus babak perempatfinal.
Kondisi tersebut juga dirasakan Persipura Jayapura yang juga menembus fase sama kala bertarung di AFC Cup. "Bermain di AFC Cup, target awal jelas lolos dari fase grup dulu. Tapi rasanya masih terlalu dini memikirkan itu karena yang terpenting sekarang Arema bisa mewakili Indonesia," lanjut Iwan Budianto.
Beruntungnya, Arema bakal mengandalkan pemain-pemain yang sudah pernah berjibaku di level Asia. Pemain yang datang musim ini, Ahmad Bustomi sebelumnya pernah merasakan LCA bersama Arema di musim 2011. Sedangkan Arif Suyono pernah terlibat di Arema saat bertanding di LCA 2007.
Pemain lain yang pernah mencicipi persaingan di LCA antara lain Kurnia Meiga, Benny Wahyudi, Purwaka Yudhi, hingga Sunarto dan Dendi Santoso. Dari aspek pengalaman, terlihat tak ada yang perlu dikhawatirkan karena pemain-pemain itu justru pernah berlaga di level yang setingkat lebih tinggi dibanding AFC Cup.
Sementara itu, kabar terkini dari Malang, Arema sudah menjalin kesepakatan verbal dengan Gustavo Fabian Lopez dan tinggal menunggu tandatangan kontrak. Kemungkinan perjanjian kontrak antara Gustavo dan Arema baru terjadi pertengahan Desember, setelah mantan pemain Persela Lamongan itu datang dari Argentina.
Tak seperti dua pemain asing lainnya yang harus terlebih dulu menjalani seleksi, transfer Gustavo bakal dilakukan secara langsung. Itu karena Arema merasa sudah mengetahui kualitas pemain yang musim lalu menawarkan dirinya untuk bergabung ke Stadion Kanjuruhan
Arema pernah merasakan Liga Champion Asia pada 2011 dan AFC Cup 2012. Pada 2012 saat diwakili Arema IPL, berhasil menembus babak perempatfinal di bawah asuhan pelatih Dejan Antonic. Klub berjuluk Singo Edan absen pada 2013 karena baik Arema IPL maupun Arema Cronous meraih hasil mengecewakan di kompetisi domestik.
Setelah berhasil mengunci posisi runner up Indonesia Super League (ISL) 2012-2013, akhirnya tradisi AFC Cup berlanjut. Ditunjuknya Singo Edan sesuai prediksi manajemen yang telah mempersiapkan berbagai hal, salah satunya penunjukan pelatih Suharno yang lisensinya sudah memadai untuk level Asia.
"Bermain di AFC Cup memang harapan Arema. Ini sebagai penghargaan karena bekerja keras di ISL musim lalu. Semoga kekuatan Arema bisa kompetitif menghadapi tim-tim dari negara lain," ujar CEO Arema Cronous Iwan Budianto. Namun hingga Sabtu (30/11) belum ada surat resmi dari PSSI atau AFC soal penunjukan tersebut.
Level AFC Cup tampaknya memang lebih ideal bagi klub-klub Indonesia, termasuk Arema Cronous. Dari dua keikutsertaan sebelunya, terlihat jelas bagaimana perbedaan prestasi di Liga Champion Asia (LCA) dan AFC Cup. Kala bermain di LCA, klub biru hancur lebur dan tak mampu menghadapi persaingan fase grup.
Pada 2007 dan 2011, sama-sama ditangani mendiang pelatih Miroslav Janu, klub ini tak mampu bersaing dengan klub-klub papan atas Asia. Sedangkan ketika Arema IPL mewakili Indonesia di AFC Cup 2011, hasilnya justru jauh lebih bagus dan mampu menembus babak perempatfinal.
Kondisi tersebut juga dirasakan Persipura Jayapura yang juga menembus fase sama kala bertarung di AFC Cup. "Bermain di AFC Cup, target awal jelas lolos dari fase grup dulu. Tapi rasanya masih terlalu dini memikirkan itu karena yang terpenting sekarang Arema bisa mewakili Indonesia," lanjut Iwan Budianto.
Beruntungnya, Arema bakal mengandalkan pemain-pemain yang sudah pernah berjibaku di level Asia. Pemain yang datang musim ini, Ahmad Bustomi sebelumnya pernah merasakan LCA bersama Arema di musim 2011. Sedangkan Arif Suyono pernah terlibat di Arema saat bertanding di LCA 2007.
Pemain lain yang pernah mencicipi persaingan di LCA antara lain Kurnia Meiga, Benny Wahyudi, Purwaka Yudhi, hingga Sunarto dan Dendi Santoso. Dari aspek pengalaman, terlihat tak ada yang perlu dikhawatirkan karena pemain-pemain itu justru pernah berlaga di level yang setingkat lebih tinggi dibanding AFC Cup.
Sementara itu, kabar terkini dari Malang, Arema sudah menjalin kesepakatan verbal dengan Gustavo Fabian Lopez dan tinggal menunggu tandatangan kontrak. Kemungkinan perjanjian kontrak antara Gustavo dan Arema baru terjadi pertengahan Desember, setelah mantan pemain Persela Lamongan itu datang dari Argentina.
Tak seperti dua pemain asing lainnya yang harus terlebih dulu menjalani seleksi, transfer Gustavo bakal dilakukan secara langsung. Itu karena Arema merasa sudah mengetahui kualitas pemain yang musim lalu menawarkan dirinya untuk bergabung ke Stadion Kanjuruhan
(wbs)