Bersatunya dua jenderal di Arema
A
A
A
Sindonews.com --Kedatangan Gustavo Lopez ke Arema Cronous membuat supporter Aremania mulai membayangkan seperti apa kekuatan lini tengah timnya musim ini. Wajar saja karena di Arema sebelumnya sudah ada pemain tengah tim nasional Ahmad Bustomi.
Melihat jam terbang, kemampuan individu, serta grafik permainan, tampaknya Gustavo bakal berduet dengan Bustomi. Menariknya, kedua pemain ini berlabel jenderal di tim sebelumnya. Ahmad Bustomi musim lalu menjadi penguasa lapangan tengah Mitra Kukar.
Sedangkan Gustavo adalah bos di tim Persela Lamongan selama tiga musim terakhir. Dengan keberadaan keduanya, Arema dianggap memiliki kekuatan lapangan tengah terbaik di Indonesia Super League (ISL). Pertanyaannya, apakah keduanya cocok ditandemkan?
Itulah yang masih membutuhkan pembuktian. Tapi melihat karakter keduanya, kemungkinan dipasangkan masih sangat besar. Ahmad Bustomi tidak hanya mampu menjadi midfielder murni, tapi juga bisa difungsikan sebagai gelandang bertahan dengan posisi agak dalam untuk melindungi Gustavo.
Sementara pemain Argentina itu bisa lebih leluasa mengatur serangan dan memasok umpan ke lini depan. Staf pelatih Arema Cronous pun meyakini keduanya bisa bekerjasama dengan baik di lapangan nanti walau sekilas mempunyai kesamaan sebagai playmaker.
"Saya rasa Bustomi dan Gustavo memiliki perbedaan yang bisa saling mengisi. Keduanya pemain bagus dengan skill tinggi dan bisa menjadikan lini tengah Arema sangat solid. Tapi Arema juga memiliki pemain tengah lain yang memiliki kesempatan bermain di tim utama," jelas Joko Susilo, Asisten Pelatih Arema.
Sekilas Gustavo Lopez mengingatkan pada sosok Rodrigo Araya, playmaker Arema di awal 2000-an. Umpan yang presisi, eksekusi bola mati, serta kemampuannya mengatur tempo dan ritme permainan timnya. Sosok inilah yang tidak dimiliki Singo Edan dalam beberapa musim terakhir.
Pemain seperti dia tentu menjadi kabar gembira bagi striker penunggu bola macam Christian Gonzales. Paling tidak, ada harapan dirinya tak hanya menunggu sodoran umpan silang, tapi juga menemukan bola langsung dari lapangan tengah yang selama ini agak langka di Arema.
Konsekuensinya, jika Gustavo dan Bustomi menjadi kekuatan paten di lapangan tengah, maka beberapa pemain harus sabar menunggu di bangku cadangan. Gede Sukadana, Juan Revi dan Hendro Siswanto, berposisi hampir sama dan peluangnya menyempit setelah kedatangan Gustavo.
Ahmad Bustomi meyakini kedatangan Gustavo bakal menyempurnakan skuad Singo Edan di ISL 2014 nanti. "Semua sudah tahu bagaimana kualitas Gustavo di sepakbola Indonesia selama ini. Saya yakin manajemen mengambil keputusan tepat mendatangkan dia," sambut Bustomi.
Setelah teruji di tim medioker seperti Persela Lamongan, kini pemilik nomor punggung 8 akan berkolaborasi dengan pemain nomor-pemain kelas atas. Mampukah Gustavo lebih berkembang dan meningkatkan level permainannya di Arema? Kita tunggu saja.
Melihat jam terbang, kemampuan individu, serta grafik permainan, tampaknya Gustavo bakal berduet dengan Bustomi. Menariknya, kedua pemain ini berlabel jenderal di tim sebelumnya. Ahmad Bustomi musim lalu menjadi penguasa lapangan tengah Mitra Kukar.
Sedangkan Gustavo adalah bos di tim Persela Lamongan selama tiga musim terakhir. Dengan keberadaan keduanya, Arema dianggap memiliki kekuatan lapangan tengah terbaik di Indonesia Super League (ISL). Pertanyaannya, apakah keduanya cocok ditandemkan?
Itulah yang masih membutuhkan pembuktian. Tapi melihat karakter keduanya, kemungkinan dipasangkan masih sangat besar. Ahmad Bustomi tidak hanya mampu menjadi midfielder murni, tapi juga bisa difungsikan sebagai gelandang bertahan dengan posisi agak dalam untuk melindungi Gustavo.
Sementara pemain Argentina itu bisa lebih leluasa mengatur serangan dan memasok umpan ke lini depan. Staf pelatih Arema Cronous pun meyakini keduanya bisa bekerjasama dengan baik di lapangan nanti walau sekilas mempunyai kesamaan sebagai playmaker.
"Saya rasa Bustomi dan Gustavo memiliki perbedaan yang bisa saling mengisi. Keduanya pemain bagus dengan skill tinggi dan bisa menjadikan lini tengah Arema sangat solid. Tapi Arema juga memiliki pemain tengah lain yang memiliki kesempatan bermain di tim utama," jelas Joko Susilo, Asisten Pelatih Arema.
Sekilas Gustavo Lopez mengingatkan pada sosok Rodrigo Araya, playmaker Arema di awal 2000-an. Umpan yang presisi, eksekusi bola mati, serta kemampuannya mengatur tempo dan ritme permainan timnya. Sosok inilah yang tidak dimiliki Singo Edan dalam beberapa musim terakhir.
Pemain seperti dia tentu menjadi kabar gembira bagi striker penunggu bola macam Christian Gonzales. Paling tidak, ada harapan dirinya tak hanya menunggu sodoran umpan silang, tapi juga menemukan bola langsung dari lapangan tengah yang selama ini agak langka di Arema.
Konsekuensinya, jika Gustavo dan Bustomi menjadi kekuatan paten di lapangan tengah, maka beberapa pemain harus sabar menunggu di bangku cadangan. Gede Sukadana, Juan Revi dan Hendro Siswanto, berposisi hampir sama dan peluangnya menyempit setelah kedatangan Gustavo.
Ahmad Bustomi meyakini kedatangan Gustavo bakal menyempurnakan skuad Singo Edan di ISL 2014 nanti. "Semua sudah tahu bagaimana kualitas Gustavo di sepakbola Indonesia selama ini. Saya yakin manajemen mengambil keputusan tepat mendatangkan dia," sambut Bustomi.
Setelah teruji di tim medioker seperti Persela Lamongan, kini pemilik nomor punggung 8 akan berkolaborasi dengan pemain nomor-pemain kelas atas. Mampukah Gustavo lebih berkembang dan meningkatkan level permainannya di Arema? Kita tunggu saja.
(wbs)