Kinerja tim medis Schumi dipertanyakan
A
A
A
Sindonews.com - Hampir tiga pekan sudah Michael Schumacher berada dalam kondisi koma di RS Grenoble, Prancis. Menanggapi hal itu tak sedikit dokter yang angkat bicara soal cedera otak yang dialami Schumi sapaan akrabnya. Salah satunya dari ahli bedah saraf, Andreas Zieger.
Kendati tidak berada dalam tim medis Schumi, namun dokter yang bertugas di Oldenburg Jerman, membuat pernyataan bahwa tak sedikit manusia yang dapat keluar dari masalah cedera otak. Menurutnya, itu hanya tinggal menunggu apakah dia bertahan hidup atau meninggal dunia.
"Kita seharusnya tidak berspekulasi di sini. Tapi pada akhirnya, peluang Schumi bertahan hidup masih terbuka. Cedera otak yang dialaminya merupakan salah satu cedera yang paling rumit dalam tubuh manusia. Prediksi tentang berapa lama seseorang berada dalam kondisi koma sulit diambil kesimpulan," kata Ziegler dilaman News.com.au, Kamis (16/1).
Berbeda dengan Ziegler yang masih ragu mengomentari kondisi kesehatan Schumi. Profesor ahli neurologis Gereon Fink, justru memberikan pendapat pedas terkait usaha tim medis yang membuat pasiennya tetap berada dalam kondisi koma pasca menjalani operasi kedua awal bulan ini.
Kondisi koma, tambah Fink, bakal menambah kerusakan serius pada otak Schumi. "Kondisi Schumacher tampaknya akan jauh lebih buruk dari apa yang diharapkan. Jika cedera otaknya tambah parah, maka itu sangat merugikan kondisi pasien. Pasalnya, tim medis seakan membiarkan pasiennya berada dalam koma lebih lama," timpal Fink.
"Jika ini terus berlangsung selama beberapa pekan ke depan. Maka sudah dipastikan Schumacher akan mengalami kelumpuhan unilateral, terganggu komunikasi atau terjadi perubahan kepribadian," pungkas Fink.
Meski hingga saat ini pewarta berita dengan setia menunggu perkembangan kondisi pria berusia 45 tahun tersebut. Namun pihak keluarga bersikeras bahwa mereka akan memberikan konfirmasi lebih lanjut jika ada perubahan dengan Schumacher.
Kendati tidak berada dalam tim medis Schumi, namun dokter yang bertugas di Oldenburg Jerman, membuat pernyataan bahwa tak sedikit manusia yang dapat keluar dari masalah cedera otak. Menurutnya, itu hanya tinggal menunggu apakah dia bertahan hidup atau meninggal dunia.
"Kita seharusnya tidak berspekulasi di sini. Tapi pada akhirnya, peluang Schumi bertahan hidup masih terbuka. Cedera otak yang dialaminya merupakan salah satu cedera yang paling rumit dalam tubuh manusia. Prediksi tentang berapa lama seseorang berada dalam kondisi koma sulit diambil kesimpulan," kata Ziegler dilaman News.com.au, Kamis (16/1).
Berbeda dengan Ziegler yang masih ragu mengomentari kondisi kesehatan Schumi. Profesor ahli neurologis Gereon Fink, justru memberikan pendapat pedas terkait usaha tim medis yang membuat pasiennya tetap berada dalam kondisi koma pasca menjalani operasi kedua awal bulan ini.
Kondisi koma, tambah Fink, bakal menambah kerusakan serius pada otak Schumi. "Kondisi Schumacher tampaknya akan jauh lebih buruk dari apa yang diharapkan. Jika cedera otaknya tambah parah, maka itu sangat merugikan kondisi pasien. Pasalnya, tim medis seakan membiarkan pasiennya berada dalam koma lebih lama," timpal Fink.
"Jika ini terus berlangsung selama beberapa pekan ke depan. Maka sudah dipastikan Schumacher akan mengalami kelumpuhan unilateral, terganggu komunikasi atau terjadi perubahan kepribadian," pungkas Fink.
Meski hingga saat ini pewarta berita dengan setia menunggu perkembangan kondisi pria berusia 45 tahun tersebut. Namun pihak keluarga bersikeras bahwa mereka akan memberikan konfirmasi lebih lanjut jika ada perubahan dengan Schumacher.
(dka)