Mantan bintang sepak bola ramaikan bursa Capres
A
A
A
Sindonews.com - Mantan pemain terbaik dunia, George Weah, legenda hidup sepakbola Liberia. Setelah pensiun dari lapangan hijau terjun ke kancah politik. Sudah dua kali ikut pemilihan umum (pemilu) di negaranya, dua kali itu pula George Weah gagal.
Weah ingin mencoba lagi peruntungannya pada pemilu 2017 mendatang. Pencalonan Weah telah mengejutkan kalangan elite politik negara Afrika tersebut. Namun kemampuannya berbicara telah memikat rakyat negeri tersebut.
“ "Kalian dapat mempercayai saya karena saya tahu anda dan kalian tahu saya. Dalam hidup, tak ada yang sulit buat semua orang yang ingin sukses. Ketika saya bilang ingin jadi pesepakbola profesional, banyak orang yang mengira saya akan gagal,” tutur Weah kepada ESPN,
“Tapi saya percaya pada diri sendiri dan saya pun mendominasi sepakbola Kamerun (di klub Tonnerre Yaoundé). Lalu saya pindah ke Monaco dan Italia di mana terdapat kompetisi terkuat di dunia. Saya pun pernah memenangkan Ballon d’Or (1995),” lanjutnya.
Tentu karier emasnya di sepakbola jadi motivasi tersendiri buat Weah untuk menjumput sukses berikutnya dalam karier perpolitikannya. Weah masih pede bahwa dia bisa mewujudkan keinginannya memimpin negara Afrika Barat itu.
Weah dilahirkan pada 1966 dari keluarga dengan 12 anak dan tumbuh di lingkungan kumuh di Monrovia. Ia kemudian memilih menjadi pemain sepakbola dan pergi ke Prancis untuk bermain di Paris St Germain sebelum pindah ke AC Milan dan menemukan kejayaannya di klub tersebut.
Para pendukungnya kebanyakan anak-anak muda yang mengenakan celana jeans serta seragam bola basket. Sebanyak enam puluh persen dari populasi pemilih adalah kaum muda di bawah usia 29 tahun.
Weah ingin mencoba lagi peruntungannya pada pemilu 2017 mendatang. Pencalonan Weah telah mengejutkan kalangan elite politik negara Afrika tersebut. Namun kemampuannya berbicara telah memikat rakyat negeri tersebut.
“ "Kalian dapat mempercayai saya karena saya tahu anda dan kalian tahu saya. Dalam hidup, tak ada yang sulit buat semua orang yang ingin sukses. Ketika saya bilang ingin jadi pesepakbola profesional, banyak orang yang mengira saya akan gagal,” tutur Weah kepada ESPN,
“Tapi saya percaya pada diri sendiri dan saya pun mendominasi sepakbola Kamerun (di klub Tonnerre Yaoundé). Lalu saya pindah ke Monaco dan Italia di mana terdapat kompetisi terkuat di dunia. Saya pun pernah memenangkan Ballon d’Or (1995),” lanjutnya.
Tentu karier emasnya di sepakbola jadi motivasi tersendiri buat Weah untuk menjumput sukses berikutnya dalam karier perpolitikannya. Weah masih pede bahwa dia bisa mewujudkan keinginannya memimpin negara Afrika Barat itu.
Weah dilahirkan pada 1966 dari keluarga dengan 12 anak dan tumbuh di lingkungan kumuh di Monrovia. Ia kemudian memilih menjadi pemain sepakbola dan pergi ke Prancis untuk bermain di Paris St Germain sebelum pindah ke AC Milan dan menemukan kejayaannya di klub tersebut.
Para pendukungnya kebanyakan anak-anak muda yang mengenakan celana jeans serta seragam bola basket. Sebanyak enam puluh persen dari populasi pemilih adalah kaum muda di bawah usia 29 tahun.
(wbs)