Bedah kekuatan Arema Cronus
A
A
A
Sindonews.com --Siapa yang meragukan kekuatan Arema Cronus? Tim yang telah mengoleksi tiga gelar pra musim dan menjadi finalis Inter Island Cup 2014 ini menjadi klub dengan sepak terjang paling menonjol selama fase pemanasan. Arema sudah menjadi raksasa sebelum peperangan dibuka.
Bagaimana tidak, selepas musim lalu, Arema belum terkalahkan di berbagai ajang. Menpora Cup 2013, East Java Tournament 2013, Trofeo Persija 2013, semua dihabisi. Itu belum termasuk turnamen Inter Island Cup 2014 yang masih menyisakan laga final kontra Persib Bandung.
Arema menjadi tim yang paling bersinar selama pra musim, bahkan sudah menenggelamkan nama Persipura Jayapura sebagai juara bertahan. Perubahan pelatih dari Rahmad Darmawan ke Suharno justru memdatangkan berkah bagi tim berjuluk Singo Edan.
Suharno belum mencicipi satu pun kekalahan sejak dipercaya sebagai nakhoda tim pada akhir November 2013. Tak berlebihan jika catatan selama pra musim dijadikan referensi untuk mengunggulkan Arema sebagai penakluk terkuat ISL 2014, terutama wilayah barat.
Mengulas internal tim, kemampuan mempertahankan pemain lama dan efektif dalam bursa transfer membuat kekuatan Singo Edan semakin komplit. Kehilangan Greg Nwokolo, Hasim Kipuw, Dedi Kusnandar, serta Egi Melgiansyah, sama sekali bukan masalah.
Arema mendatangkan Samsul Arif, Gustavo Lopez, Arif Suyono, sekaligus dua gelandang berdaya jelajah tinggi, Ahmad Bustomi dan Revi. Semua pemain itu langsung menjadi kekuatan penting bagi Arema, kecuali Arif Suyono yang masih diganggu cedera.
Apa yang membuat Arema sedemikian solid? "Kuncinya keseimbangan. Kami memiliki materi pemain yang berimbang dari belakang ke depan. Semuanya tipe pemain yang ngeyel atau ngotot. Kualitas individu juga merata. Faktor lainnya mungkin karena mayoritas pemain pernah bermain bersama," demikian pendapat Pelatih Arema Suharno.
Ada benarnya. Sebagian pemain yang ada di Stadion Kanjuruhan sekarang adalah mereka yang bermain bersama ketika Arema mencicipi musim terbaik di ISL 2009-2010. Ahmad Bustomi, Sunarto, Juan Revi, Benny Wahyudi, Johan Alfarizi, hingga Kurnia Meiga.
Arif Suyono pernab berkostum Arema saat dilatih Benny Dolo. Samsul Arif juga tak asing dengan Bustomi, Kurnia Meiga atau Victor Igbonefo karena sama-sama berlabel pemain tim nasional. "Intinya secara personal sudah ada kedekatan antar pemain," cetus Suharno.
Pelatih asal Klaten, Jawa Tengah, ini juga mengusung formasi modern 4-3-3 yang berjalan dengan brilian sejauh ini. Melihat sejarah, ini formasi ofensif paling berhasil yang pernah diturunkan Suharno. Beda dengan saat dia melatih tim medioker yang lebih banyak disibukkan urusan bertahan.
Formasi tersebut memang didukung properti yang sangat memadai. Di lini depan ada trio Christian Gonzales, Beto Goncalves dan Samsul Arif. Didukung tiga gelandang di bawahnya yakni Gustavo Lopez, Ahmad Bustomi dan Juan Revi. Enam pemain ini sudah cukup untuk mempertontonkan sepakbola atraktif.
Problem mental yang labil musim lalu juga sedikit demi sedikit mulai terkikis. Paling tidak, jika parameternya adalah trofi Trofeo Persija dan East Java Tournament, maka Arema sudah bisa berbangga karena mengangkat dua gelar itu di luar Malang.
Sayangnya dari 22 laga pra musim, hanya tiga laga yang digelar di luar kandang yakni dua laga Trofeo Persija di Jakarta dan laga final East Java Tournament di Surabaya. Sedangkan pertandingan lainnya digelar di Kanjuruhan. Sangat kentara laga pra musim njomplang jika bicara tandang-kandang.
Berlebihnya jumlah pertandingan pra musim, bahkan melebihi jumlah laga kompetisi reguler, juga memunculkan kekhawatiran antiklimaks. Memang belum ada riset atau bukti yang menunjukkan berlebihnya laga pra musim berpengaruh langsung ke liga sesungguhnya. Namun kekhawatiran itu sangat beralasan.
Terlepas dari semua aspek di atas, memang harus diakui Arema menjadi salah satu kekuatan paling serius di ISL musim ini. Jika Suhano bisa mempertahankan konsistensi, menepis kekhawatiran antiklimaks, tidak terganggu cedera, maka posisi empat besar ISL wilayah barat bukan pekerjaan berat.(kukuh setyawan)
Dream Team Arema Cronus (4-3-3):
Kurnia Meiga (gk), Benny Wahyudi, Victor Igbonefo, Thierry Gathuessy, Johan Alfarizi; Gustavo Lopez, Ahmad Bustomi, Juan Revi; Samsul Arif, Christian Gonzales, Beto Goncalves.
Cadangan:
Ahmad Kurniawan (gk), I Made Wardana (gk), Gilang Ginarsa, Purwaka Yudhi, Munhar, Hendro Siswanto, Gede Sukadana, Arif Suyono, Sunarto, Dendi Santoso, Irsyad Maulana.
Bagaimana tidak, selepas musim lalu, Arema belum terkalahkan di berbagai ajang. Menpora Cup 2013, East Java Tournament 2013, Trofeo Persija 2013, semua dihabisi. Itu belum termasuk turnamen Inter Island Cup 2014 yang masih menyisakan laga final kontra Persib Bandung.
Arema menjadi tim yang paling bersinar selama pra musim, bahkan sudah menenggelamkan nama Persipura Jayapura sebagai juara bertahan. Perubahan pelatih dari Rahmad Darmawan ke Suharno justru memdatangkan berkah bagi tim berjuluk Singo Edan.
Suharno belum mencicipi satu pun kekalahan sejak dipercaya sebagai nakhoda tim pada akhir November 2013. Tak berlebihan jika catatan selama pra musim dijadikan referensi untuk mengunggulkan Arema sebagai penakluk terkuat ISL 2014, terutama wilayah barat.
Mengulas internal tim, kemampuan mempertahankan pemain lama dan efektif dalam bursa transfer membuat kekuatan Singo Edan semakin komplit. Kehilangan Greg Nwokolo, Hasim Kipuw, Dedi Kusnandar, serta Egi Melgiansyah, sama sekali bukan masalah.
Arema mendatangkan Samsul Arif, Gustavo Lopez, Arif Suyono, sekaligus dua gelandang berdaya jelajah tinggi, Ahmad Bustomi dan Revi. Semua pemain itu langsung menjadi kekuatan penting bagi Arema, kecuali Arif Suyono yang masih diganggu cedera.
Apa yang membuat Arema sedemikian solid? "Kuncinya keseimbangan. Kami memiliki materi pemain yang berimbang dari belakang ke depan. Semuanya tipe pemain yang ngeyel atau ngotot. Kualitas individu juga merata. Faktor lainnya mungkin karena mayoritas pemain pernah bermain bersama," demikian pendapat Pelatih Arema Suharno.
Ada benarnya. Sebagian pemain yang ada di Stadion Kanjuruhan sekarang adalah mereka yang bermain bersama ketika Arema mencicipi musim terbaik di ISL 2009-2010. Ahmad Bustomi, Sunarto, Juan Revi, Benny Wahyudi, Johan Alfarizi, hingga Kurnia Meiga.
Arif Suyono pernab berkostum Arema saat dilatih Benny Dolo. Samsul Arif juga tak asing dengan Bustomi, Kurnia Meiga atau Victor Igbonefo karena sama-sama berlabel pemain tim nasional. "Intinya secara personal sudah ada kedekatan antar pemain," cetus Suharno.
Pelatih asal Klaten, Jawa Tengah, ini juga mengusung formasi modern 4-3-3 yang berjalan dengan brilian sejauh ini. Melihat sejarah, ini formasi ofensif paling berhasil yang pernah diturunkan Suharno. Beda dengan saat dia melatih tim medioker yang lebih banyak disibukkan urusan bertahan.
Formasi tersebut memang didukung properti yang sangat memadai. Di lini depan ada trio Christian Gonzales, Beto Goncalves dan Samsul Arif. Didukung tiga gelandang di bawahnya yakni Gustavo Lopez, Ahmad Bustomi dan Juan Revi. Enam pemain ini sudah cukup untuk mempertontonkan sepakbola atraktif.
Problem mental yang labil musim lalu juga sedikit demi sedikit mulai terkikis. Paling tidak, jika parameternya adalah trofi Trofeo Persija dan East Java Tournament, maka Arema sudah bisa berbangga karena mengangkat dua gelar itu di luar Malang.
Sayangnya dari 22 laga pra musim, hanya tiga laga yang digelar di luar kandang yakni dua laga Trofeo Persija di Jakarta dan laga final East Java Tournament di Surabaya. Sedangkan pertandingan lainnya digelar di Kanjuruhan. Sangat kentara laga pra musim njomplang jika bicara tandang-kandang.
Berlebihnya jumlah pertandingan pra musim, bahkan melebihi jumlah laga kompetisi reguler, juga memunculkan kekhawatiran antiklimaks. Memang belum ada riset atau bukti yang menunjukkan berlebihnya laga pra musim berpengaruh langsung ke liga sesungguhnya. Namun kekhawatiran itu sangat beralasan.
Terlepas dari semua aspek di atas, memang harus diakui Arema menjadi salah satu kekuatan paling serius di ISL musim ini. Jika Suhano bisa mempertahankan konsistensi, menepis kekhawatiran antiklimaks, tidak terganggu cedera, maka posisi empat besar ISL wilayah barat bukan pekerjaan berat.(kukuh setyawan)
Dream Team Arema Cronus (4-3-3):
Kurnia Meiga (gk), Benny Wahyudi, Victor Igbonefo, Thierry Gathuessy, Johan Alfarizi; Gustavo Lopez, Ahmad Bustomi, Juan Revi; Samsul Arif, Christian Gonzales, Beto Goncalves.
Cadangan:
Ahmad Kurniawan (gk), I Made Wardana (gk), Gilang Ginarsa, Purwaka Yudhi, Munhar, Hendro Siswanto, Gede Sukadana, Arif Suyono, Sunarto, Dendi Santoso, Irsyad Maulana.
(wbs)