Publik Inggris pengaruhi keputusan The Cobra
A
A
A
Sindonews.com - Pertandingan tinju profesional kelas menengah super yang melibatkan dua pertinju Inggris, yakni juara WBA/IBF, Carl Froch, dan George Groves tampaknya akan kembali digelar. Duel ulang tersebut ditargetkan berlangsung pada 31 Mei mendatang.
Setelah pertemuan pertama pada November lalu, kedua petinju terlibat perang urat saraf. Bahkan Groves, yang tidak mau menerima kekalahan kontroversialnya dari The Cobra, mendatangi kantor IBF di Amerika Serikat, untuk menuntut pertarungan ulang. Dan IBF pun merestui keinginan Groves.
Seperti diketahui, laga pertama Groves versus Froch dihentikan oleh wasit di ronde kesembilan, ketika itu Froch tengah berada di atas angin. Namun, publik tinju Inggris menilai keputusan tersebut terlalu dini, terlebih pada ronde-ronde sebelumnya, Groves tampak lebih mendominasi pertarungan.
Sementara itu, mengenai lokasi pertarungan kedua, promotor kenamaan Inggris, Eddie Hearn, mengusulkan agar kontes itu digelar di luar ruangan, dan dia mempertimbangkan beberapa stadion sepakbola, seperti Old Trafford (kandang Manchester United), Twickenham Stadion di London, Stadion Millennium Cardiff dan City Ground (Nottingham Forest).
"Kami sedang berbicara dengan sekitar enam atau tujuh stadion sepak bola di seluruh negeri (Inggris) dan stadion besar. Ini adalah peristiwa besar," ujar Hearn, dikutip The Mirror, Jumat (14/2). "Saya percaya ini adalah laga terbesar dalam sejarah tinju Inggris dan kami akan melihat riuh penonton hingga 80.000 orang di laga ini."
Froch, yang sebelumnya ngotot ogah bertarung lagi dengan Groves, berkilah jika dia akhirnya bersedia bertemu lagi dengan Saint George (julukan Groves), karena itu merupakan keinginan para penggemar. "Setelah laga pertama, dia banyak merengek dan mengerang," imbuh petinju berusia 36 tahun itu.
"Publik Inggris yang ada di balik ini semua, itu satu-satunya pertandingan yang saya cukup mampu untuk melakukannya dan terbesar bagi saya, yang itu ingin disaksikan oleh semua orang."
"Saya dengan senang hati akan melawan dia, melakukan bisnis dengannya dan membuatnya diam dan untuk segalanya, dan setiap tanda tanya terkait laga pertama akan dimasukkan ke tempat tidur. Saya tidak sabar untuk membungkam Georgey Boy."
Di sudut lain, Groves sangat murka dengan keputusan wasit Howard Foster yang menghentikan pertarungan di ronde kesembilan, ketika dia sedang unggul dalam perolehan poin yang dicatat oleh tiga hakim pertandingan. Namun, Groves menegaskan jika dia akan membalas kekalahan profesional pertamnya dari Froch tersebut.
"Saya sistematis dalam mengalahkan dia dari ronde pertama hingga kesembilan, dan dia tahu itu," ucap petinju 25 tahun itu. "Tidak ada yang bisa dia ambil secara positif dari laga pertama. Ini akan mudah (buat saya). Dia memiliki nol kesempatan untuk menang."
Setelah pertemuan pertama pada November lalu, kedua petinju terlibat perang urat saraf. Bahkan Groves, yang tidak mau menerima kekalahan kontroversialnya dari The Cobra, mendatangi kantor IBF di Amerika Serikat, untuk menuntut pertarungan ulang. Dan IBF pun merestui keinginan Groves.
Seperti diketahui, laga pertama Groves versus Froch dihentikan oleh wasit di ronde kesembilan, ketika itu Froch tengah berada di atas angin. Namun, publik tinju Inggris menilai keputusan tersebut terlalu dini, terlebih pada ronde-ronde sebelumnya, Groves tampak lebih mendominasi pertarungan.
Sementara itu, mengenai lokasi pertarungan kedua, promotor kenamaan Inggris, Eddie Hearn, mengusulkan agar kontes itu digelar di luar ruangan, dan dia mempertimbangkan beberapa stadion sepakbola, seperti Old Trafford (kandang Manchester United), Twickenham Stadion di London, Stadion Millennium Cardiff dan City Ground (Nottingham Forest).
"Kami sedang berbicara dengan sekitar enam atau tujuh stadion sepak bola di seluruh negeri (Inggris) dan stadion besar. Ini adalah peristiwa besar," ujar Hearn, dikutip The Mirror, Jumat (14/2). "Saya percaya ini adalah laga terbesar dalam sejarah tinju Inggris dan kami akan melihat riuh penonton hingga 80.000 orang di laga ini."
Froch, yang sebelumnya ngotot ogah bertarung lagi dengan Groves, berkilah jika dia akhirnya bersedia bertemu lagi dengan Saint George (julukan Groves), karena itu merupakan keinginan para penggemar. "Setelah laga pertama, dia banyak merengek dan mengerang," imbuh petinju berusia 36 tahun itu.
"Publik Inggris yang ada di balik ini semua, itu satu-satunya pertandingan yang saya cukup mampu untuk melakukannya dan terbesar bagi saya, yang itu ingin disaksikan oleh semua orang."
"Saya dengan senang hati akan melawan dia, melakukan bisnis dengannya dan membuatnya diam dan untuk segalanya, dan setiap tanda tanya terkait laga pertama akan dimasukkan ke tempat tidur. Saya tidak sabar untuk membungkam Georgey Boy."
Di sudut lain, Groves sangat murka dengan keputusan wasit Howard Foster yang menghentikan pertarungan di ronde kesembilan, ketika dia sedang unggul dalam perolehan poin yang dicatat oleh tiga hakim pertandingan. Namun, Groves menegaskan jika dia akan membalas kekalahan profesional pertamnya dari Froch tersebut.
"Saya sistematis dalam mengalahkan dia dari ronde pertama hingga kesembilan, dan dia tahu itu," ucap petinju 25 tahun itu. "Tidak ada yang bisa dia ambil secara positif dari laga pertama. Ini akan mudah (buat saya). Dia memiliki nol kesempatan untuk menang."
(nug)