Langkah ringan menuju Vietnam
A
A
A
Sindonews.com -- Arema Cronus telah membuktikan bisa 'move on' setelah kalah dari Persib Bandung pekan lalu. Setelah kekalahan itu, Arema sukses melewati dua pertandingan dengan gemilang yakni mengalahkan Selangor FA di AFC Cup, kemudian menggebuk Pelita Bandung Raya (PBR).
Setelah kembali ke jalur kemenangan, tim bermaskot Singa melangkah lebih ringan ke Vietnam untuk melakoni laga kontra Hanoi T&T, Rabu (23/4). Walau masih didera kelelahan dan krisis di pertahanan, Arema bernafsu membalas kekalahan di pertemuan pertama silam.
Berangkat ke ibukota Vietnam, Arema tidak membawa dua centre back yakni Purwaka Yudhi dan Munhar. Purwaka masih proses pemulihan cedera, sedangkan Munhar baru mengalami kecelakaan. Praktis lini pertahanan menjadi posisi paling kritis.
Arema tidak memiliki centre back lain kecuali Victor Igbonefo dan Thierry Gathuessy. Kedua pemain ini bakal menjalani empat pertandingan berturut-turut dalam 10 hari. Tentu Singo Edan berharap keduanya tidak mengalami gangguan kebugaran.
Walau kekuatan tak komplit, Arema tetap tak mengubah misinya menjadi juara grup. "Target Arema adalah memenangkan pertandingan lawan Hanoi dan menjadi juara grup. Menjadi juara grup tentu lebih menguntungkan," kata Asisten Pelatih Arema Joko Susilo.
Keuntungan yang dimaksud adalah status menjadi tuan rumah di fase knock out jika bisa lolos sebagai juara grup. AFC Cup memang unik, pada fase ini hanya mempertandingkan satu pertandingan, tanpa memakai sistem home-away. Baru di babak perdelapan final sistem tersebut diberlakukan lagi.
Klub yang menjadi juara grup otomatis menjadi tuan rumah, tentu saja dengan lawan lebih ringan yakni tim yang berstatus runner up grup lain. "Jadi ada misi ganda pada pertandingan di Vietnam nanti. Arema membawa 18 pemain," tambah Joko Susilo.
Diakuinya kemenangan beruntun lawan Selangor FA dan PBR memberikan power tersendiri bagi Ahmad Bustomi dkk. Joko optimistis Arema bisa menampilkan performa terbaik dan memberikan kejutan untuk Hanoi yang pernah memberi mimpi buruk untuk Arema di Stadion Kanjuruhan.
Apalagi saat melawan PBR beberapa pemain diistirahatkan seperti Gustavo Lopez dan Benny Wahyudi. Rotasi yang dilakukan di dua laga kandang terakhir disebut sangat penting agar Singo Edan bisa bermain dengan stamina terbaik di laga lawan Hanoi T&T.
Hanoi T&T hingga kini berpredikat juara Grup F dengan 12 angka, disusul Arema di peringkat dua dengan 10 angka. Hanya kemenangan yang menjadi pilihan Arema jika ingin menjadi juara Grup F. Misi yang berat karena Hanoi belum pernah kalah di kandangnya.
Setelah kembali ke jalur kemenangan, tim bermaskot Singa melangkah lebih ringan ke Vietnam untuk melakoni laga kontra Hanoi T&T, Rabu (23/4). Walau masih didera kelelahan dan krisis di pertahanan, Arema bernafsu membalas kekalahan di pertemuan pertama silam.
Berangkat ke ibukota Vietnam, Arema tidak membawa dua centre back yakni Purwaka Yudhi dan Munhar. Purwaka masih proses pemulihan cedera, sedangkan Munhar baru mengalami kecelakaan. Praktis lini pertahanan menjadi posisi paling kritis.
Arema tidak memiliki centre back lain kecuali Victor Igbonefo dan Thierry Gathuessy. Kedua pemain ini bakal menjalani empat pertandingan berturut-turut dalam 10 hari. Tentu Singo Edan berharap keduanya tidak mengalami gangguan kebugaran.
Walau kekuatan tak komplit, Arema tetap tak mengubah misinya menjadi juara grup. "Target Arema adalah memenangkan pertandingan lawan Hanoi dan menjadi juara grup. Menjadi juara grup tentu lebih menguntungkan," kata Asisten Pelatih Arema Joko Susilo.
Keuntungan yang dimaksud adalah status menjadi tuan rumah di fase knock out jika bisa lolos sebagai juara grup. AFC Cup memang unik, pada fase ini hanya mempertandingkan satu pertandingan, tanpa memakai sistem home-away. Baru di babak perdelapan final sistem tersebut diberlakukan lagi.
Klub yang menjadi juara grup otomatis menjadi tuan rumah, tentu saja dengan lawan lebih ringan yakni tim yang berstatus runner up grup lain. "Jadi ada misi ganda pada pertandingan di Vietnam nanti. Arema membawa 18 pemain," tambah Joko Susilo.
Diakuinya kemenangan beruntun lawan Selangor FA dan PBR memberikan power tersendiri bagi Ahmad Bustomi dkk. Joko optimistis Arema bisa menampilkan performa terbaik dan memberikan kejutan untuk Hanoi yang pernah memberi mimpi buruk untuk Arema di Stadion Kanjuruhan.
Apalagi saat melawan PBR beberapa pemain diistirahatkan seperti Gustavo Lopez dan Benny Wahyudi. Rotasi yang dilakukan di dua laga kandang terakhir disebut sangat penting agar Singo Edan bisa bermain dengan stamina terbaik di laga lawan Hanoi T&T.
Hanoi T&T hingga kini berpredikat juara Grup F dengan 12 angka, disusul Arema di peringkat dua dengan 10 angka. Hanya kemenangan yang menjadi pilihan Arema jika ingin menjadi juara Grup F. Misi yang berat karena Hanoi belum pernah kalah di kandangnya.
(wbs)