Ditaklukkan Hanoi, Arema gagal juara grup
A
A
A
Sindonews.com - Arema Cronus gagal mewujudkan ambisi menjadi juara Grup F AFC Cup sekaligus membalas kekalahan di Malang. Meski begitu skuat berjuluk Singo Edan itu tetap lolos ke babak 16 besar Piala AFC dengan status runner-up grup F usai takluk dengan skor 2-1.
Bermain di kandang Hanoi T&T, Hang Dai Stadium, Rabu (23/4) Arema sempat berada di atas angin ketika babak pertama unggul lebih dulu via Christian Gonzales menit 15. Sayang di babak kedua Arema digempur habis-habisan oleh Hanoi yang bermain sangat dominan dan kecolongan dua gol oleh pinalti Ngoc Duy menit 66 dan 74. Menjadi runner up Grup F, Arema Cronus bakal menghadapi wakil Hongkong Kitchee FC pada 14 Mei mendatang.
Sebuah kejutan, sebab bisa dibilang ini 'de ja vu' Arema di pentas AFC Cup. Bagaimana tidak, pada AFC 2012 silam Arema juga menghadapi Kitchee FC di fase knock out. Tapi bukan Arema Cronus yang saat itu bertarung, melainkan Arema IPL kala ditangani Dejan Antonic. Ketika itu Arema IPL sukses menumbangkan Kitchee dengan skor 0-2 di Hongkong dan lolos ke perdelapan besar.
Pada fase ini memang hanya digelar satu kali pertandingan dan bukan sistem home-away. Kembali ke laga di Hanoi, Arema sesungguhnya sudah bermain sesuai rencana di babak pertama. Unggul lebih dulu kemudian bertahan untuk mengamankan keunggulan. Sayang skenario ini tidak benar-benar aman bagi Singo Edan karena tuan rumah bermain seperti kesetanan.
Memakai strategi 'parkir bus' alias bertahan total di babak kedua, Arema justru melakukan kesalahan yang menyebabkan Hanoi mendapat pinalti. Walau mampu menyamakan skor via Ngoc Duy, nyatanya Hanoi belum juga puas dan tak peduli kendati hasil imbang sudah cukup aman. Pada 20 menit akhir pertandingan benar-benar menjadi fase kritis bagi tim asuhan Suharno.
Tekanan berat yang menyulitkan untuk kembali bangkit, membuat Arema harus menelan gol kedua pada menit 74. Pertarungan pun sepertinya sudah berakhir setelah gol kedua tuan rumah. "Pemain sudah bekerja keras dan memberikan kemampuan terbaiknya. Lawan sangat berat dan kami sulit untuk keluar dari tekanan. Bagaimana pun ini hasil maksimal dan Arema akan langsung fokus pada babak knock out Mei nanti," tutur Suharno, Pelatih Arema Cronus.
Arema turun dengan aset terbaiknya di Hang Dai Stadium, mengandalkan trio striker Christian Gonzales, Beto Goncalves dan Samsul Arif. Sedangkan lapangan tengah dihuni Ahmad Bustomi, Gustavo Lopez dan gelandang bertahan Gede Sukadana.
Tidak ada yang salah dengan formasi 4-3-3 yang diturunkan Arema karena itulah komposisi terbaik. Hanoi T&T yang berperingkat juara Liga Vietnam musim lalu harus diakui memiliki kelas di atas Singo Edan, hingga mampu mencatat kemenangan di dua pertemuan.
Bermain di kandang Hanoi T&T, Hang Dai Stadium, Rabu (23/4) Arema sempat berada di atas angin ketika babak pertama unggul lebih dulu via Christian Gonzales menit 15. Sayang di babak kedua Arema digempur habis-habisan oleh Hanoi yang bermain sangat dominan dan kecolongan dua gol oleh pinalti Ngoc Duy menit 66 dan 74. Menjadi runner up Grup F, Arema Cronus bakal menghadapi wakil Hongkong Kitchee FC pada 14 Mei mendatang.
Sebuah kejutan, sebab bisa dibilang ini 'de ja vu' Arema di pentas AFC Cup. Bagaimana tidak, pada AFC 2012 silam Arema juga menghadapi Kitchee FC di fase knock out. Tapi bukan Arema Cronus yang saat itu bertarung, melainkan Arema IPL kala ditangani Dejan Antonic. Ketika itu Arema IPL sukses menumbangkan Kitchee dengan skor 0-2 di Hongkong dan lolos ke perdelapan besar.
Pada fase ini memang hanya digelar satu kali pertandingan dan bukan sistem home-away. Kembali ke laga di Hanoi, Arema sesungguhnya sudah bermain sesuai rencana di babak pertama. Unggul lebih dulu kemudian bertahan untuk mengamankan keunggulan. Sayang skenario ini tidak benar-benar aman bagi Singo Edan karena tuan rumah bermain seperti kesetanan.
Memakai strategi 'parkir bus' alias bertahan total di babak kedua, Arema justru melakukan kesalahan yang menyebabkan Hanoi mendapat pinalti. Walau mampu menyamakan skor via Ngoc Duy, nyatanya Hanoi belum juga puas dan tak peduli kendati hasil imbang sudah cukup aman. Pada 20 menit akhir pertandingan benar-benar menjadi fase kritis bagi tim asuhan Suharno.
Tekanan berat yang menyulitkan untuk kembali bangkit, membuat Arema harus menelan gol kedua pada menit 74. Pertarungan pun sepertinya sudah berakhir setelah gol kedua tuan rumah. "Pemain sudah bekerja keras dan memberikan kemampuan terbaiknya. Lawan sangat berat dan kami sulit untuk keluar dari tekanan. Bagaimana pun ini hasil maksimal dan Arema akan langsung fokus pada babak knock out Mei nanti," tutur Suharno, Pelatih Arema Cronus.
Arema turun dengan aset terbaiknya di Hang Dai Stadium, mengandalkan trio striker Christian Gonzales, Beto Goncalves dan Samsul Arif. Sedangkan lapangan tengah dihuni Ahmad Bustomi, Gustavo Lopez dan gelandang bertahan Gede Sukadana.
Tidak ada yang salah dengan formasi 4-3-3 yang diturunkan Arema karena itulah komposisi terbaik. Hanoi T&T yang berperingkat juara Liga Vietnam musim lalu harus diakui memiliki kelas di atas Singo Edan, hingga mampu mencatat kemenangan di dua pertemuan.
(akr)