Persela curi perhatian di paruh pertama
A
A
A
Sindonews.com - Persela Lamongan menjadi kekuatan paling mengejutkan hingga berakhirnya putaran pertama Indonesia Super League (ISL). Dibanding kotestan liga dari Jawa Timur lainnya, Persela terbilang paling progresif. Dari berbagai aspek yang bisa dijadikan parameter, tim berjuluk Laskar Joko Tingkir mengungguli tim lainnya.
Memang ada tim yang mungkin lebih dominan, misalnya Arema Cronus, namun masih ada aspek yang membuat Persela harus diakui lebih baik. Persela tidak memiliki kekuatan finansial seperti Arema Cronus dan bahkan Persebaya. Belanja pemain yang dilakukan sangat irit dan tanpa mendatangkan pemain bintang berlabel tim nasional (tim nasional).
Komparasi lainnya, Persela musim ini memulai dari bawah. Artinya banyak pemain yang meninggalkan Lamongan setelah klub dililit krisis finansial musim lalu. Sedangkan tim sekelas Arema lebih banyak mempertahankan komposisi lawasnya. Nyatanya Persela tetap mampu menembus posisi mentereng di klasemen wilayah timur.
Apalagi jika dibandingkan dengan tiga tim lain, seperti Persepam Madura United, Persegres Gresik United, serta Persik Kediri. Ketiga tim tersebut masih sempoyongan hanya untuk sekadar bertahan agar tidak terjebak lagi di zona degradasi. Terpenting, Laskar Joko Tingkir bisa memperbaiki kekurangan musim lalu yakni berganti pelatih di tengah musim.
Musim lalu Persela mengakhiri tugas Gomes de Oliviera bahkan sebelum putaran pertama tuntas yang diteruskan caretaker Didik Ludiyanto. Kali ini kursi kepelatihan yang diduduki Eduard Tjong masih sangat nyaman karena pencapaian yang tentu melebihi target. Sedangkan tiga tim Jawa Timur lainnya sudah mengalami pergeseran posisi pelatih, yakni Persepam, Persik dan Persegres.
Lantas, upaya apa yang dilakukan Persela agar semakin progresif? "Kami fokus dalam pengembangan tim yang ada saat ini," tutur Asisten Manajer Persela Yuhronur Efendi. Maksudnya, Persela tidak akan melakukan perombakan yang justru berpotensi menganggu keseimbangan tim.
Yuhronur menyatakan staf pelatih sejauh ini tidak menyebut perlunya perubahan tim karena kinerja sudah dinilai sangat kompetitif. Dia meminta tim benar-benar fokus pada perbaikan yang merujuk pada evaluasi selama putaran pertama.
"Manajemen senang dengan pencapaian tim di paruh pertama. Tapi tentu tidak bisa langsung puas, karena kenyataannya masih banyak kelemahan. Masih ada banyak pertandingan lagi di putaran dua dan target minimal adalah menambah angka lebih banyak dari putaran pertama," urainya.
Yuhronur percaya staf pelatif pimpinan Eduard Tjong sudah memiliki program khusus untuk perbaikan di putaran dua. Dia berharap putaran kedua nanti dipersiapan dengan baik, bahkan lebih baik dibandingkan persiapan di putaran pertama dulu.
Sementara, Eduard Tjong bakal menekankan pada aspek teknik dan ketahanan fisik secara berimbang sebelum dimulainya fase kedua kompetisi. Sekaligus dia berharap putaran kedua nanti tidak ada cedera pemain secara berombongan yang sempat dialami sepanjang April lalu.
"Satu hal yang menjadi kendala di putaran pertama adalah cedera pemain. Semoga semua fit di putaran dua nanti. Tapi tetap ada program latihan fisik dan teknik secara berimbang. Kami akan menangani segala kekuarangan tim dengan cermat," papar Eduard Tjong.
Memang ada tim yang mungkin lebih dominan, misalnya Arema Cronus, namun masih ada aspek yang membuat Persela harus diakui lebih baik. Persela tidak memiliki kekuatan finansial seperti Arema Cronus dan bahkan Persebaya. Belanja pemain yang dilakukan sangat irit dan tanpa mendatangkan pemain bintang berlabel tim nasional (tim nasional).
Komparasi lainnya, Persela musim ini memulai dari bawah. Artinya banyak pemain yang meninggalkan Lamongan setelah klub dililit krisis finansial musim lalu. Sedangkan tim sekelas Arema lebih banyak mempertahankan komposisi lawasnya. Nyatanya Persela tetap mampu menembus posisi mentereng di klasemen wilayah timur.
Apalagi jika dibandingkan dengan tiga tim lain, seperti Persepam Madura United, Persegres Gresik United, serta Persik Kediri. Ketiga tim tersebut masih sempoyongan hanya untuk sekadar bertahan agar tidak terjebak lagi di zona degradasi. Terpenting, Laskar Joko Tingkir bisa memperbaiki kekurangan musim lalu yakni berganti pelatih di tengah musim.
Musim lalu Persela mengakhiri tugas Gomes de Oliviera bahkan sebelum putaran pertama tuntas yang diteruskan caretaker Didik Ludiyanto. Kali ini kursi kepelatihan yang diduduki Eduard Tjong masih sangat nyaman karena pencapaian yang tentu melebihi target. Sedangkan tiga tim Jawa Timur lainnya sudah mengalami pergeseran posisi pelatih, yakni Persepam, Persik dan Persegres.
Lantas, upaya apa yang dilakukan Persela agar semakin progresif? "Kami fokus dalam pengembangan tim yang ada saat ini," tutur Asisten Manajer Persela Yuhronur Efendi. Maksudnya, Persela tidak akan melakukan perombakan yang justru berpotensi menganggu keseimbangan tim.
Yuhronur menyatakan staf pelatih sejauh ini tidak menyebut perlunya perubahan tim karena kinerja sudah dinilai sangat kompetitif. Dia meminta tim benar-benar fokus pada perbaikan yang merujuk pada evaluasi selama putaran pertama.
"Manajemen senang dengan pencapaian tim di paruh pertama. Tapi tentu tidak bisa langsung puas, karena kenyataannya masih banyak kelemahan. Masih ada banyak pertandingan lagi di putaran dua dan target minimal adalah menambah angka lebih banyak dari putaran pertama," urainya.
Yuhronur percaya staf pelatif pimpinan Eduard Tjong sudah memiliki program khusus untuk perbaikan di putaran dua. Dia berharap putaran kedua nanti dipersiapan dengan baik, bahkan lebih baik dibandingkan persiapan di putaran pertama dulu.
Sementara, Eduard Tjong bakal menekankan pada aspek teknik dan ketahanan fisik secara berimbang sebelum dimulainya fase kedua kompetisi. Sekaligus dia berharap putaran kedua nanti tidak ada cedera pemain secara berombongan yang sempat dialami sepanjang April lalu.
"Satu hal yang menjadi kendala di putaran pertama adalah cedera pemain. Semoga semua fit di putaran dua nanti. Tapi tetap ada program latihan fisik dan teknik secara berimbang. Kami akan menangani segala kekuarangan tim dengan cermat," papar Eduard Tjong.
(akr)