Djokovic Waspadai Rekan Seperguruan
Djokovic Waspadai Rekan Seperguruan
A
A
A
PARIS - Berhadapan dengan Ernests Gulbis di semifinal Prancis Terbuka 2014 menjadi tantangan yang cukup besar buat mantan raja tenis dunia, Novak Djokovic. Pasalnya, mereka sama-sama lulusan akademi tenis Niki Pilic.
Namun, meski menimba ilmu tenis di tempat yang sama, namun tidak membuat mereka memiliki kemampuan yang sama. Djokovic lebih berkembang ketimbang Gulbis, karena Djokovic dikenal sebagai sosok yang rajin dan disiplin, sementara Gulbis lebih banyak berhura-hura walau memiliki antusias yang tinggi.
"Dia selalu menjadi seseorang yang sangat antusias tentang segala sesuatu dalam hidup, Anda bisa melihat dia ingin menikmatinya dengan tangan terbuka," ucap Djokovic ketika mengingat masa remaja mereka, seperti dikutip Reuters.
Sejauh ini, Djokovic sudah mampu merebut enam gelar grand slam, sedangkan Gulbis belum pernah mengangkat trofi grand slam. Tapi itu bukan berarti petenis asal Latvia tersebut benar-benar buruk. Menurut Djokovic, sekarang semuanya sudah berubah.
"Dia tidak benar-benar berkomitmen untuk bekerja keras. Tapi sekarang itu berubah baginya. (Dalam dua babak terakhir) dia telah menang melawan Roger (Federer), menang melawan Tomas (Berdych)," ungkap petenis nomor dua dunia.
"Dia bermain dengan sangat bagus. Dia memiliki servis hebat jika dia melakukannya, itu bisa memberinya banyak keuntungan atas lawannya," imbuhnya. "Dia pasti akan menjadi agresif dan akan mengeluarkan tembakannya terhadap saya."
Sementara itu, Gulbis tidak mau terus dipandang sebagai playboy, dia ingin membuktikan bahwa dirinya bisa bermain tenis dengan baik. Kerja kerasnya selama di Roland Garros pun mengantarkannya hingga ke babak empat besar.
"Saya harus membuktikan kepada diri sendiri bahwa saya bisa menjadi yang terbaik yang saya bisa dalam bermain tenis, dan kemudian saya akan memiliki pikiran yang jernih dan mudah ketika saya berusia 35 tahun duduk di pantai dengan sebuah...," ucap petenis 25 tahun itu sambil berpura-pura minum sedikit demi sedikit sampanye.
Namun, meski menimba ilmu tenis di tempat yang sama, namun tidak membuat mereka memiliki kemampuan yang sama. Djokovic lebih berkembang ketimbang Gulbis, karena Djokovic dikenal sebagai sosok yang rajin dan disiplin, sementara Gulbis lebih banyak berhura-hura walau memiliki antusias yang tinggi.
"Dia selalu menjadi seseorang yang sangat antusias tentang segala sesuatu dalam hidup, Anda bisa melihat dia ingin menikmatinya dengan tangan terbuka," ucap Djokovic ketika mengingat masa remaja mereka, seperti dikutip Reuters.
Sejauh ini, Djokovic sudah mampu merebut enam gelar grand slam, sedangkan Gulbis belum pernah mengangkat trofi grand slam. Tapi itu bukan berarti petenis asal Latvia tersebut benar-benar buruk. Menurut Djokovic, sekarang semuanya sudah berubah.
"Dia tidak benar-benar berkomitmen untuk bekerja keras. Tapi sekarang itu berubah baginya. (Dalam dua babak terakhir) dia telah menang melawan Roger (Federer), menang melawan Tomas (Berdych)," ungkap petenis nomor dua dunia.
"Dia bermain dengan sangat bagus. Dia memiliki servis hebat jika dia melakukannya, itu bisa memberinya banyak keuntungan atas lawannya," imbuhnya. "Dia pasti akan menjadi agresif dan akan mengeluarkan tembakannya terhadap saya."
Sementara itu, Gulbis tidak mau terus dipandang sebagai playboy, dia ingin membuktikan bahwa dirinya bisa bermain tenis dengan baik. Kerja kerasnya selama di Roland Garros pun mengantarkannya hingga ke babak empat besar.
"Saya harus membuktikan kepada diri sendiri bahwa saya bisa menjadi yang terbaik yang saya bisa dalam bermain tenis, dan kemudian saya akan memiliki pikiran yang jernih dan mudah ketika saya berusia 35 tahun duduk di pantai dengan sebuah...," ucap petenis 25 tahun itu sambil berpura-pura minum sedikit demi sedikit sampanye.
(nug)
Explore More