Tomsak Back-to-Back Champion
A
A
A
YOGYAKARTA - Sukses back-to-back champion digenggam Tomang Sakti Mighty Bees Jakarta. Tim polesan Raoul Miguel Hadinoto tersebut berhasil meraihnya, setelah bersusah payah menaklukkan Sahabat Wisma Sehati Semarang, 56-54, dalam grand final Speedy Women's National Basketball League (WNBL) Indonesia 2013-2014 Championship Series di GOR UNY Jogjakarta, Kamis (12/6).
Sejak kuarter pertama, pertandingan berjalan sengit. Tomang Sakti yang tak ingin kehilangan gelar, berupaya sekuat ternaga bermain ofensif. Namun, Sahabat cukup tangguh dalam defense. Kuarter pertama berakhir untuk keunggulan tipis Sahabat 15-13.
Memasuki kuarter kedua, Sahabat lebih menguasai jalannya pertandingan. Meski field goal menurun dibandingkan kuarter pertama, Sahabat masih tetap memimpin jalannya pertandingan. Kuarter kedua, masih menjadi milik Sahabat yang unggul tiga bola, 29-23 dari Tomsak.
Yuni Anggraeni, punya pengaruh penting dalam menambah poin Sahabat. Sepanjang first half, Yuni membukukan 15 poin dengan akurasi free throw mencapai 92 persen dari 12 kali kesempatan.
Selepas jeda kuarter, persaingan menjadi lebih panas. Kedua tim bermain lebih terbuka. Tomsak pun berbalik memimpin pada akhir kuarter ketiga 46-45 atas Sahabat.
Kuarter keempat, kejar-mengejar poin saling terjadi. Tertinggal dua poin, Sahabat selalu mampu mengejar. Begitupun ketika Tomsak tertinggal dua poin, Wulan Ayu Ningrum dkk selalu mampu mengejar angka.
Sahabat kehilangan momentum di menit terakhir pertandingan. Tomsak pun menyelesaikan pertandingan ini dengan kemengan tipis. Jacklien Ibo tampil impresif dengan torehan 15 poin dan 8 rebound. Rookie Agustin Elya Gradita Retong menyumbang tambahan 10 poin dan 5 rebound. Sementara dari Sahabat, Yuni Anggraeni sukses membukukan double-double lewat kombinasi 24 poin dan 20 rebound.
Keberhasilan Tomang Sakti meraih gelar bergengsi dua musim berturut-turut itu menunjukkan bahwa Wulan Ayuningrum dkk memiliki mental juara lebih baik. Pasalnya, sepanjang musim reguler hingga championship series, mereka nyaris tak bisa tampil full team.
Tomang Sakti tak bisa memakai tenaga Fanny Kalumata pada dua seri awal musim reguler karena harus menjalani pemulihan cedera. Small forward bertinggi 171 cm itu baru kembali turun lapangan sejak Seri III di Bandung.
Menjelang championship series, Tomsak mendapat masalah karena sejumlah pemain cedera. Antara lain, dua shooting guard Sarce Nensi Buaim dan Cecilia Dwi Maya. Keduanya hanya bisa menjadi penonton dari pinggir lapangan. Praktis, di babak perebutan gelar tersebut Tomang Sakti hanya memiliki 10 pemain dalam roster.
Dengan jumlah pemain yang pas-pasan, serta badai cedera yang datang silih-berganti, mental juara Tomang Sakti benar-benar teruji. Sebelum menaklukkan Sahabat di grand final, Wulan Ayuningrum dkk terlebih dahulu melibas Sritex Dragons Enduro Solo, 65-36, pada semifinal yang berlangsung Selasa (10/6).
Raoul Miguel Hadinoto, head coach Tomsak mengungkapkan bahwa skuadnya bermain sesuai yang dia harapkan. ”Saya selalu menginstruksikan pemain untuk tenang dan lepas. Saya juga ingatkan mereka untuk tidak bermain individu pada detik-detik terakhir pertandingan,” ujar pelatih yang akrab disapa Ebos itu.
Keberhasilan penyelenggaraan Speedy WNBL Indonesia 2013-2014, membuat Azrul Ananda, commissioner WNBL Indonesia kagum. ”Pada pertandingan ini, Tomsak memang menang tapi itu tidak mudah. Hal ini menujukkan liga ini semakin kompetitif di tahun ketiga. Ini bukan berarti tahun depan Tomsak akan mudah meraih juara. Sebab, beberapa tim dengan banyak pemain muda pasti akan lebih matang,” paparnya.
Sejak kuarter pertama, pertandingan berjalan sengit. Tomang Sakti yang tak ingin kehilangan gelar, berupaya sekuat ternaga bermain ofensif. Namun, Sahabat cukup tangguh dalam defense. Kuarter pertama berakhir untuk keunggulan tipis Sahabat 15-13.
Memasuki kuarter kedua, Sahabat lebih menguasai jalannya pertandingan. Meski field goal menurun dibandingkan kuarter pertama, Sahabat masih tetap memimpin jalannya pertandingan. Kuarter kedua, masih menjadi milik Sahabat yang unggul tiga bola, 29-23 dari Tomsak.
Yuni Anggraeni, punya pengaruh penting dalam menambah poin Sahabat. Sepanjang first half, Yuni membukukan 15 poin dengan akurasi free throw mencapai 92 persen dari 12 kali kesempatan.
Selepas jeda kuarter, persaingan menjadi lebih panas. Kedua tim bermain lebih terbuka. Tomsak pun berbalik memimpin pada akhir kuarter ketiga 46-45 atas Sahabat.
Kuarter keempat, kejar-mengejar poin saling terjadi. Tertinggal dua poin, Sahabat selalu mampu mengejar. Begitupun ketika Tomsak tertinggal dua poin, Wulan Ayu Ningrum dkk selalu mampu mengejar angka.
Sahabat kehilangan momentum di menit terakhir pertandingan. Tomsak pun menyelesaikan pertandingan ini dengan kemengan tipis. Jacklien Ibo tampil impresif dengan torehan 15 poin dan 8 rebound. Rookie Agustin Elya Gradita Retong menyumbang tambahan 10 poin dan 5 rebound. Sementara dari Sahabat, Yuni Anggraeni sukses membukukan double-double lewat kombinasi 24 poin dan 20 rebound.
Keberhasilan Tomang Sakti meraih gelar bergengsi dua musim berturut-turut itu menunjukkan bahwa Wulan Ayuningrum dkk memiliki mental juara lebih baik. Pasalnya, sepanjang musim reguler hingga championship series, mereka nyaris tak bisa tampil full team.
Tomang Sakti tak bisa memakai tenaga Fanny Kalumata pada dua seri awal musim reguler karena harus menjalani pemulihan cedera. Small forward bertinggi 171 cm itu baru kembali turun lapangan sejak Seri III di Bandung.
Menjelang championship series, Tomsak mendapat masalah karena sejumlah pemain cedera. Antara lain, dua shooting guard Sarce Nensi Buaim dan Cecilia Dwi Maya. Keduanya hanya bisa menjadi penonton dari pinggir lapangan. Praktis, di babak perebutan gelar tersebut Tomang Sakti hanya memiliki 10 pemain dalam roster.
Dengan jumlah pemain yang pas-pasan, serta badai cedera yang datang silih-berganti, mental juara Tomang Sakti benar-benar teruji. Sebelum menaklukkan Sahabat di grand final, Wulan Ayuningrum dkk terlebih dahulu melibas Sritex Dragons Enduro Solo, 65-36, pada semifinal yang berlangsung Selasa (10/6).
Raoul Miguel Hadinoto, head coach Tomsak mengungkapkan bahwa skuadnya bermain sesuai yang dia harapkan. ”Saya selalu menginstruksikan pemain untuk tenang dan lepas. Saya juga ingatkan mereka untuk tidak bermain individu pada detik-detik terakhir pertandingan,” ujar pelatih yang akrab disapa Ebos itu.
Keberhasilan penyelenggaraan Speedy WNBL Indonesia 2013-2014, membuat Azrul Ananda, commissioner WNBL Indonesia kagum. ”Pada pertandingan ini, Tomsak memang menang tapi itu tidak mudah. Hal ini menujukkan liga ini semakin kompetitif di tahun ketiga. Ini bukan berarti tahun depan Tomsak akan mudah meraih juara. Sebab, beberapa tim dengan banyak pemain muda pasti akan lebih matang,” paparnya.
(dka)