Aroma Balas Dendam Les Bleus

Jum'at, 04 Juli 2014 - 15:53 WIB
Aroma Balas Dendam Les...
Aroma Balas Dendam Les Bleus
A A A
RIO DE JANEIRO - Publik Prancis paham betul bagaimana istimewanya pertemuan antara timnas mereka dengan timnas Jerman pada babak delapan besar Piala Dunia 2014 di Brazil. Ya, aroma balas dendam kental sekali dalam laga yang akan digelar di Estadio do Maracana, Rio de Janeiro, Jumat (4/7) malam WIB.

Bagaimana tidak, Prancis disingkirkan Jerman dua kali beruntun di Piala Dunia 1982 dan 1986. Di semifinal Piala Dunia Spanyol 1982, Prancis yang dipimpin Michel Platini takluk adu penalti 5-4 dari Jerman yang dikomandoi Manfred Kaltz.

Empat tahun berselang, tepatnya Piala Dunia Meksiko 1986, Prancis yang masih dipimpin Platini harus mengakui keunggulan Karl-Heinz Rummenigge dkk. dengan skor 2-0.

Kini, 24 tahun berselang, pelatih Prancis, Didier Deschamps punya kesempatan untuk menuntaskan rasa penasaran para pendahulunya tersebut. Mantan pelatih Juventus ini antusias menghadapi laga klasik tersebut.

"Kami tidak takut. Kami telah mempersiapkan diri untuk pertandingan ini dan yang terbaik akan kami dapatkan," kata Deschamps di Soccer Way.

Tak hanya Deschamps yang merasakan aroma dendam tersebut. Kapten Prancis, Hugo Lloris pun bertekad memangkan laga ini demi seluruh masyarakat Prancis.

"Kami ingin memenangkan pertandingan ini untuk teman-teman, keluarga dan masyarakat Prancis. Tim Prancis hidup di saat ini. Jelas ada sejarah panjang antara kedua negara, tapi sejauh ini kita masih prihatin bahwa kita hidup saat ini dan belum memberikan apa pun. Karenanya, kita ingin menulis sejarah kita sendiri di Piala Dunia ini," jelasnya.

Dari komposisi tim, Prancis tak mengalami masalah. Bek andalan, Mamadou Sakho yang sempat cedera sudah fit dan bisa diturunkan. Trio, Benzema, Valbuena dan Pogba pun dalam kondisi fit untuk membongkar solidnya permainan Jerman. Prancis lebih difavoritkan pada laga kali ini.

Sementara itu, nada sedikit merendah dilontarkan pelatih Jerman, Joachim Loew. Tanpa sungkan, ia memuji capaian Prancis di bawah asuhan Deschamps sembari mengaku tak sabar melakoni duel tersebut.

"Deschamps telah mengubah Prancis sejak 2010 dan kami menantikan untuk sebuah partai klasik," kata Loew di situs FIFA.

Perasaan sedikit merendah Loew bukan tanpa alasan. Die National Mannschaft, julukan Jerman, tampil kurang impresif usai menggebuk Portugal 4-0 pada partai pertama babak grup.

Philipp Lahm dkk. imbang dengan Ghana 2-2, hanya menang tipis 1-0 dengan Amerika Serikat pada partai terakhir grup, dan harus melakoni babak perpanjangan waktu untuk menang tipis 2-1 atas Aljazair di babak 16 besar.

Kendati demikian, bukan Jerman namanya jika tak memiliki mentalitas pantang menyerah khas Bavaria. Gelandang Andre Schurrle menyebut, Prancis memang tim berkualitas namun Jerman bukan tim kacangan yang mudah dikalahkan.

"Kami tahu kekuatan mereka, tetapi kami juga tahu kekuatan kami," paparnya.

Menghadapi laga ini, Loew membuat perubahan. Lahm yang di beberapa laga sebelumnya berperan sebagai gelandang, dikembalikan ke pos bek kanan. Bukan tanpa alasan mengingat Prancis punya Antoine Griezmann yang berbahaya di sisi sayap.

Sementara, duet bek tengah Mats Hummels dan Per Mertesacker tampaknya akan menjadi pilihan utama Loew untuk mengawal pertahanan.

Prakiraan formasi


Prancis (4-3-3): Lloris; Evra, Sakho. Varane, Debuchy; Matuidi, Cabaye, Pogba; Griezmann, Benzema, Valbuena.

Jerman (4-3-3): Neuer; Lahm, Mertesacker, Hummels, Howedes; Kroos, Khedira, Schweinsteiger; Ozil, Muller, Gotze.
(nug)
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.1048 seconds (0.1#10.140)