Tibbs Cerita Tentang Watson
A
A
A
LONDON - Mantan petinju kelas berat ringan Jimmy Tibbs meluncurkan kisah perjalanan hidupnya selama menjalani karir di atas ring tinju. Dalam buku yang baru diluncurkan baru-baru ini, ada sedikit cerita yang mengisahkan pertarungannya dengan Michael Watson.
Bukan hanya perjalanan karirnya yang mengesankan di atas ring. Tibbs juga memiliki latar belakang yang buruk dan itu terjadi sewaktu adu jotos dengan Muhammad Ali di London. Akibatnya dia dikenai hukuman 10 tahun penjara.
Itu merupakan salah satu peristiwa yang mungkin paling dikenangnya, namun tak ada yang bisa menghapus pengalaman saat menjalani duel dengan Watson pada 1991 lalu. Saat itu, Tibbs sangat terkejut ketika lawannya bersandar dipangkuannya.
"Saya memeluk Michael dan berusaha menghiburnya. Kepalanya bersandar di bahu saya dan sama seperti saya hendak berteriak pada wasit untuk menghentikan itu, saya merasa dia runtuh dalam pelukanku. Saat saya memegang Michael, perkelahian tengah dihentikan dan seluruh isi di stadion ingin mendapatkan informasi tentang kehidupannya," tulis Tibbs dalam bukunya dikutip Mirror, Minggu (27/7).
"Saya sekarang menyadari situasi saat Michael serius (kritis). Saat kekacauan terjadi di sekitar kita, saya tidak bisa mendapatkan seorang dokter dan itu terpaksa membutuhkan waktu tujuh menit untuk mendapatkan itu. Saat mereka tiba, mereka tidak tahu apa yang harus dilakukan. Mereka menyadari bahwa ia harus pergi ke rumah sakit, tetapi mereka tidak tahu mereka hanya membuang momen berharga. Dan, tim media akhirnya langsung mengambil tindakan dengan menginduksi koma medis," tukasnya.
Bukan hanya perjalanan karirnya yang mengesankan di atas ring. Tibbs juga memiliki latar belakang yang buruk dan itu terjadi sewaktu adu jotos dengan Muhammad Ali di London. Akibatnya dia dikenai hukuman 10 tahun penjara.
Itu merupakan salah satu peristiwa yang mungkin paling dikenangnya, namun tak ada yang bisa menghapus pengalaman saat menjalani duel dengan Watson pada 1991 lalu. Saat itu, Tibbs sangat terkejut ketika lawannya bersandar dipangkuannya.
"Saya memeluk Michael dan berusaha menghiburnya. Kepalanya bersandar di bahu saya dan sama seperti saya hendak berteriak pada wasit untuk menghentikan itu, saya merasa dia runtuh dalam pelukanku. Saat saya memegang Michael, perkelahian tengah dihentikan dan seluruh isi di stadion ingin mendapatkan informasi tentang kehidupannya," tulis Tibbs dalam bukunya dikutip Mirror, Minggu (27/7).
"Saya sekarang menyadari situasi saat Michael serius (kritis). Saat kekacauan terjadi di sekitar kita, saya tidak bisa mendapatkan seorang dokter dan itu terpaksa membutuhkan waktu tujuh menit untuk mendapatkan itu. Saat mereka tiba, mereka tidak tahu apa yang harus dilakukan. Mereka menyadari bahwa ia harus pergi ke rumah sakit, tetapi mereka tidak tahu mereka hanya membuang momen berharga. Dan, tim media akhirnya langsung mengambil tindakan dengan menginduksi koma medis," tukasnya.
(wbs)