Laskar Mataram Mogok dan Ancam Bubar
A
A
A
YOGYAKARTA - Para pemain PSIM Yogyakarta sepakat untuk tidak meladeni PSS Sleman, jika gaji dua bulan terakhirnya tak ada kejelasan hingga Senin (18/8). Bahkan, Laskar Mataram pun siap membubarkan tim meski nanti risikonya bisa terkena sanksi dari Komisi Disiplin (Komdis) Persatuan Sepak Bola Seluruh Indonesia (PSSI).
Pelatih Kepala PSIM Yogyakarta, Seto Nurdiyantara mengatakan, tim yang saat ini dibesutnya, memang spesial. Kualitas anak-anak asuhannya sudah tak diragukan lagi dalam mengikuti kompetisi Divisi Utama Liga Indonesia. Namun, saat ini hal tersebut tidak diimbangi dengan hak-hak mereka yang belum dipenuhi oleh pihak manajemen.
"Tim yang spesial, namun saat ini berada di posisi yang bingung. Kita makan tidak ada, lapangan juga tidak ada,"kata dia, usai latihan sore di lapangan futsal, Wisma PSIM, Minggu (17/8).
Menurut Seto, ofisial tim kesabarannya sudah habis. Gaji dua bulan yaitu Juli dan Agustus serta bonus sekali tandang saat Laskar Mataram menahan imbang PSBK Blitar akan ditunggu kejelasannya hingga Senin (18/8). "Jika tidak dibayarkan, atau tidak ada kesepakatan yang jelas, maka kami tidak akan main di laga selanjutnya,"ujarnya.
Pertandingan selanjutnya, Laskar Mataram akan berhadapan dengan PSS Sleman pada Selasa (19/8). Kemudian 23 Agustus mendatang, Laskar Mataram ini menerima tantangan dari Persinga Ngawi.
"Jika tidak bermain dengan PSS, kami di pertandingan selanjutnya lawan Ngawi juga tak akan bertanding. Risiko pastinya sudah kita pikirkan, dan para pemain serta pelatih berencana pulang pada Selasa nanti,"ujarnya.
Salah satu pemainnya, Eko Budi Santoso mengatakan, kewajiban tim sudah dilakukan. Selama ini, meski pemberian gaji ditunda pun, para pemain masih terus berjuang. "Kita sudah profesional, tapi kalau kita sudah tidak diperhatikan juga buat apa," ucapnya.
Pelatih Kepala PSIM Yogyakarta, Seto Nurdiyantara mengatakan, tim yang saat ini dibesutnya, memang spesial. Kualitas anak-anak asuhannya sudah tak diragukan lagi dalam mengikuti kompetisi Divisi Utama Liga Indonesia. Namun, saat ini hal tersebut tidak diimbangi dengan hak-hak mereka yang belum dipenuhi oleh pihak manajemen.
"Tim yang spesial, namun saat ini berada di posisi yang bingung. Kita makan tidak ada, lapangan juga tidak ada,"kata dia, usai latihan sore di lapangan futsal, Wisma PSIM, Minggu (17/8).
Menurut Seto, ofisial tim kesabarannya sudah habis. Gaji dua bulan yaitu Juli dan Agustus serta bonus sekali tandang saat Laskar Mataram menahan imbang PSBK Blitar akan ditunggu kejelasannya hingga Senin (18/8). "Jika tidak dibayarkan, atau tidak ada kesepakatan yang jelas, maka kami tidak akan main di laga selanjutnya,"ujarnya.
Pertandingan selanjutnya, Laskar Mataram akan berhadapan dengan PSS Sleman pada Selasa (19/8). Kemudian 23 Agustus mendatang, Laskar Mataram ini menerima tantangan dari Persinga Ngawi.
"Jika tidak bermain dengan PSS, kami di pertandingan selanjutnya lawan Ngawi juga tak akan bertanding. Risiko pastinya sudah kita pikirkan, dan para pemain serta pelatih berencana pulang pada Selasa nanti,"ujarnya.
Salah satu pemainnya, Eko Budi Santoso mengatakan, kewajiban tim sudah dilakukan. Selama ini, meski pemberian gaji ditunda pun, para pemain masih terus berjuang. "Kita sudah profesional, tapi kalau kita sudah tidak diperhatikan juga buat apa," ucapnya.
(aww)