Kata Lahm Jerman Belum Sejajar Spanyol
A
A
A
DUESSELDORF - Mantan kapten timnas Jerman Philipp Lahm mengakui prestasi Der Panzer belum setara Spanyol, meski Jerman merebut trofi Piala Dunia 2014. Masih banyak pekerjaan yang harus dilakukan pasukan Joacim Loew sebelum mereka disejajarkan dengan Spanyol.
Spanyol memenangi tiga turnamen besar berturut-turut antara 2008 dan 2012 sebelum mereka kandas di Piala Dunia 2014 Brasil. Lahm merasa pasukan Vicente del Bosque saat ini tetap menjadi tim yang diincar lawan untuk dikalahkan meskipun mereka tersingkir di babak grup di Brasil.
"Saya tidak berpikir orang-orang sudah bisa membandingkan kami dengan Spanyol. Mereka memenangkan tiga gelar mayor beruntun," kata Lahm dikutip Bild. "Bagi saya, Spanyol tetap tim yang harus dikalahkan saat ini dan juga di Piala Eropa 2016."
Menurut Lahm, orang baru bisa menjadikan Jerman sebagai titik acuan baru jika mampu menyamai prestasi Spanyol. Lahm menggambarkan kinerja Jerman selama dekade terakhir. Menurutnya, kejayaan di Piala Dunia 2014 tidak dihasilkan secara instan, tapi melalui proses panjang.
Dimulai dari hasil mengecewakan di Piala Eropa 2004. Setahap demi tahap, akhirnya menjadi yang terbaik di Brasil. "Jerman telah melalui banyak hal untuk sampai ke prestasi puncak. Saya masih ingat Jerman tereliminasi di fase grup piala Eropa 2004. Itu sebuah kekecewaan besar."
"Dari situ kami belajar banyak, dan kerja keras. Kami membangun tim tahun-tahun berikutnya. Lalu, hasilnya semifinal di Piala Dunia 2006, final di Piala Eropa 2008 dan semifinal di Piala Eropa 2012 dan Piala Dunai 2010," terangnya.
Jerman patut belajar banyak lagi. Dalam laga persahabatan melawan Argentina di Duesseldorf, Rabu (3/9), Der Panzer menyerah 2-4. Tertinggal empat gol melalui Sergio Aguero menit ke-21, Erik Lamela (40), Federico Fernandez (47), dan Angel Di Maria (50), hanya mampu dibalas Andre Schuerrle (52) dan Mario Goetze (48).
Spanyol memenangi tiga turnamen besar berturut-turut antara 2008 dan 2012 sebelum mereka kandas di Piala Dunia 2014 Brasil. Lahm merasa pasukan Vicente del Bosque saat ini tetap menjadi tim yang diincar lawan untuk dikalahkan meskipun mereka tersingkir di babak grup di Brasil.
"Saya tidak berpikir orang-orang sudah bisa membandingkan kami dengan Spanyol. Mereka memenangkan tiga gelar mayor beruntun," kata Lahm dikutip Bild. "Bagi saya, Spanyol tetap tim yang harus dikalahkan saat ini dan juga di Piala Eropa 2016."
Menurut Lahm, orang baru bisa menjadikan Jerman sebagai titik acuan baru jika mampu menyamai prestasi Spanyol. Lahm menggambarkan kinerja Jerman selama dekade terakhir. Menurutnya, kejayaan di Piala Dunia 2014 tidak dihasilkan secara instan, tapi melalui proses panjang.
Dimulai dari hasil mengecewakan di Piala Eropa 2004. Setahap demi tahap, akhirnya menjadi yang terbaik di Brasil. "Jerman telah melalui banyak hal untuk sampai ke prestasi puncak. Saya masih ingat Jerman tereliminasi di fase grup piala Eropa 2004. Itu sebuah kekecewaan besar."
"Dari situ kami belajar banyak, dan kerja keras. Kami membangun tim tahun-tahun berikutnya. Lalu, hasilnya semifinal di Piala Dunia 2006, final di Piala Eropa 2008 dan semifinal di Piala Eropa 2012 dan Piala Dunai 2010," terangnya.
Jerman patut belajar banyak lagi. Dalam laga persahabatan melawan Argentina di Duesseldorf, Rabu (3/9), Der Panzer menyerah 2-4. Tertinggal empat gol melalui Sergio Aguero menit ke-21, Erik Lamela (40), Federico Fernandez (47), dan Angel Di Maria (50), hanya mampu dibalas Andre Schuerrle (52) dan Mario Goetze (48).
(sha)