Rastra Patria Lima Kali Naik Podium
A
A
A
BANYUWANGI - Pembalap lokal unjuk gigi di etape terpendek International Tour de Banyuwangi Ijen (ITdBI) 2014 yang dihelat Jumat (17/10). Rastra Patria dari Pegasus Continental Team melindas garis finish pertama dengan catatan waktu 2 jam, 23 menit, 48 detik.
Di belakangnya menyusul Ali Agung Sahbana dari BRCC Banyuwangi dengan jeda sepersekian detik dari Rasta. Catatan waktu yang nyaris sama juga dicatat peringkat ketiga Felipe Marcelo dari Team 7 Eleven (Filipina). Posisi keempat Nakane Hideto dari Aisan Team (Jepang) juga terpaut sangat tipis.
Khusus Rastra Patria, tak hanya finish tercepat di etape Jajag-Genteng, tapi juga menyabet empat gelar lain, yakni sebagai Sportif Stage Sprint Poin, Best Indonesian Rider (Red and White Jersey), Best Sprint Classification (Green Jersey), serta General Individual Calssification (Yellow Jersey). Rastra pun lima kali naik podium.
Pembalap asing yang mencuat di hari kedua adalah Felipe Marcelo dari Team 7 Eleven. Dia menyabet raja tanjakan alias King of Mountain dengan 4 poin. Selain Felipe, tidak ada pembalap asing yang mendapat gelar di etape terpendek ini.
Etape II hanya menempuh jarak 100 km dari Kecamatan Jajag ke Kecamatan Genteng. Rute juga melewati medan menanjak di wilayah Songgon yang menjadi satu-satunya tantangan bagi para spesialis King of Mountain. Selain itu medan relatif datar.
Pada awal lomba meski beberapa pembalap, termasuk juara etape pertama Kyosuke Takei asal Singha Infinite Cycling Team Thailand, sempat melakukan break away. Namun mereka tak mampu membuat gap yang terlampau jauh. Alhasil para pembalap tersebut akhirnya ditangkap kembali oleh rombongan besar.
Rastra Patria asal tim Pegasus Continental nampaknya sangat berambisi untuk meraih Green Jersey, simbol raja sprint. Bersama Anders Dreyer Frost (Denmark National Team) dan Nicholas Magnan (Singha Infinite Thailand), mereka coba membuat manuver sejak di wilayah Karangdoro.
Setelah Frost dan Magnan tertangkap rombongan besar, Rastra bersama rekan se-tim di Pegasus, Dadi Suryadi, mencuri momentum untuk melaju ke depan. Bahkan duet Pegasus ini berhasil mencatat gap hingga lebih dari empat menit. Rastra pun menjadi yang tercepat di intermediate sprint pertama. Disusul Marcelo Felipe (7 Eleven) dan Dadi Suryadi.
Selepas intermediate sprint, tepatnya di Rogojampi, komposisi pembalap mulai berubah. Terdapat empat pembalap yang memimpin. Disusul rombongan kedua dengan 23 pembalap. Lalu dibelakangnya ada main group. Menjelang tanjakan King of Mountain di daerah Songgon, para pembalap kian mengencangkan kecepatan.
Marcelo Felipe keluar sebagai yang tercepat di tanjakan. Di belakangnya ada Dadi Suryadi dan Tonton Susanto. Keduanya perupakan pembalap Pegasus Continental. Lepas tanjakan, para pembalap disuguhi dengan jalanan menurun, berkelok dengan tikungan yang cukup tajam.
Posisi pembalap kian sulit menyalip pembalap lain dengan jalan yang tak terlampau lebar. Hingga 500 meter menjelang garis finish, Rastra, Marcelo dan Agung terlibat adu sprint. Rastra lah yang akhirnya keluar sebagai yang tercepat.
"Saya sebenarnya berencana mengejar gelar sprint untuk melanjutkan catatan di etape sebelumnya. Ternyata saya melihat peluang untuk sekaligus memenangkan etape karena dibantu rekan setim, dan akhirnya bisa finish pertama. Pesaing relatif kuat dan tidak mudah," kata Rastra Patria.
Sementara pembalap Indonesia yang memenangi Best Climber Classification Herwin Jaya dari Team Jatim mengatakan tantangan terberat ada di Etape III pada Sabtu (18/10). "Tanjakan ke Ijen akan lebih tajam dan menjadi tentangan terberat. Semoga saya siap mempertahankannya" tutur Herwin.
Di belakangnya menyusul Ali Agung Sahbana dari BRCC Banyuwangi dengan jeda sepersekian detik dari Rasta. Catatan waktu yang nyaris sama juga dicatat peringkat ketiga Felipe Marcelo dari Team 7 Eleven (Filipina). Posisi keempat Nakane Hideto dari Aisan Team (Jepang) juga terpaut sangat tipis.
Khusus Rastra Patria, tak hanya finish tercepat di etape Jajag-Genteng, tapi juga menyabet empat gelar lain, yakni sebagai Sportif Stage Sprint Poin, Best Indonesian Rider (Red and White Jersey), Best Sprint Classification (Green Jersey), serta General Individual Calssification (Yellow Jersey). Rastra pun lima kali naik podium.
Pembalap asing yang mencuat di hari kedua adalah Felipe Marcelo dari Team 7 Eleven. Dia menyabet raja tanjakan alias King of Mountain dengan 4 poin. Selain Felipe, tidak ada pembalap asing yang mendapat gelar di etape terpendek ini.
Etape II hanya menempuh jarak 100 km dari Kecamatan Jajag ke Kecamatan Genteng. Rute juga melewati medan menanjak di wilayah Songgon yang menjadi satu-satunya tantangan bagi para spesialis King of Mountain. Selain itu medan relatif datar.
Pada awal lomba meski beberapa pembalap, termasuk juara etape pertama Kyosuke Takei asal Singha Infinite Cycling Team Thailand, sempat melakukan break away. Namun mereka tak mampu membuat gap yang terlampau jauh. Alhasil para pembalap tersebut akhirnya ditangkap kembali oleh rombongan besar.
Rastra Patria asal tim Pegasus Continental nampaknya sangat berambisi untuk meraih Green Jersey, simbol raja sprint. Bersama Anders Dreyer Frost (Denmark National Team) dan Nicholas Magnan (Singha Infinite Thailand), mereka coba membuat manuver sejak di wilayah Karangdoro.
Setelah Frost dan Magnan tertangkap rombongan besar, Rastra bersama rekan se-tim di Pegasus, Dadi Suryadi, mencuri momentum untuk melaju ke depan. Bahkan duet Pegasus ini berhasil mencatat gap hingga lebih dari empat menit. Rastra pun menjadi yang tercepat di intermediate sprint pertama. Disusul Marcelo Felipe (7 Eleven) dan Dadi Suryadi.
Selepas intermediate sprint, tepatnya di Rogojampi, komposisi pembalap mulai berubah. Terdapat empat pembalap yang memimpin. Disusul rombongan kedua dengan 23 pembalap. Lalu dibelakangnya ada main group. Menjelang tanjakan King of Mountain di daerah Songgon, para pembalap kian mengencangkan kecepatan.
Marcelo Felipe keluar sebagai yang tercepat di tanjakan. Di belakangnya ada Dadi Suryadi dan Tonton Susanto. Keduanya perupakan pembalap Pegasus Continental. Lepas tanjakan, para pembalap disuguhi dengan jalanan menurun, berkelok dengan tikungan yang cukup tajam.
Posisi pembalap kian sulit menyalip pembalap lain dengan jalan yang tak terlampau lebar. Hingga 500 meter menjelang garis finish, Rastra, Marcelo dan Agung terlibat adu sprint. Rastra lah yang akhirnya keluar sebagai yang tercepat.
"Saya sebenarnya berencana mengejar gelar sprint untuk melanjutkan catatan di etape sebelumnya. Ternyata saya melihat peluang untuk sekaligus memenangkan etape karena dibantu rekan setim, dan akhirnya bisa finish pertama. Pesaing relatif kuat dan tidak mudah," kata Rastra Patria.
Sementara pembalap Indonesia yang memenangi Best Climber Classification Herwin Jaya dari Team Jatim mengatakan tantangan terberat ada di Etape III pada Sabtu (18/10). "Tanjakan ke Ijen akan lebih tajam dan menjadi tentangan terberat. Semoga saya siap mempertahankannya" tutur Herwin.
(bbk)