Habis Marussia Siapa Menyusul ?
A
A
A
LONDON - Ibarat pepatah sudah jatuh tertimpa tangga. Kata-kata itu pas untuk menggambarkan kondisi tim Formula 1, Marussia. Mereka menjadi tim kedua yang menyatakan diri bangkrut setelah Caterham.
Buat Marussia yang saham utamanya dimiliki pengusaha asal Rusia, Andrey Cheglakov kondisi sekarang ini jelas pukulan telak. Mereka bukan hanya berkutat menyelematkan tim yang tengah tergerus masalah finansial, namun mereka pun dituntut tanggung jawab atas nahas yang dialami pembalapnya, Jules Bianchi. Saat itu pembalap asal Prancis itu masih melawan maut usai mengalami kecelakaan tragis di Suzuka, Jepang beberapa waktu lalu.
Walaupun kembang kempis, Marussia memastikan tidak akan memecat karyawannya. Mereka tetap akan menggaji para karyawan dan kru sampai akhir bulan ini. Pihak restrukturisasi dan recovery perusahaan Marussia, FRP Advisory LLP, dilansir BBC, Selasa (28/10), walau tidak ada pemecatan pihaknya tidak menjamin para karyawan ini tetap akan bekerja. "Posisi staf akan tergantung pada apakah perusahaan bisa menjamin untuk mendapat investasi baru dalam batasan waktu yang tersedia."
Sebenarnya ada kabar segar menghampiri Marussia. Dua taipan India yang bermukim di Inggris telah bersedia menyuntikan dana segar. Pihak Marussia konon bersedia melepaskan timnya asal Baljinder Sohi dan Sonny Kaushal mau membayar 70 Juta Poundsterling atau setara dengan Rp 1,3 Triliun.
Kakak beradik yang basis bisnisnya di pengolahan baja tersebut dikabarkan hanya bersedia membayar Rp 195 Miliar. Pihak F1 sendiri sudah memberikan sedikit keleluasaan pada Marussia. Bos F1, Bernie Ecclestone, memberikan dispensasi untuk tidak ikut GP Amerika Serikat dan Brasil.
Sebelumnya, Caterham pekan lalu, Jumat 24 Oktober. Kedua tim ini masuk F1 pada musim balap 2010 di bawah tekad Presiden FIA saat itu, Max Mosley, untuk memberlakukan pembatasan jumlah anggaran.
Buat Marussia yang saham utamanya dimiliki pengusaha asal Rusia, Andrey Cheglakov kondisi sekarang ini jelas pukulan telak. Mereka bukan hanya berkutat menyelematkan tim yang tengah tergerus masalah finansial, namun mereka pun dituntut tanggung jawab atas nahas yang dialami pembalapnya, Jules Bianchi. Saat itu pembalap asal Prancis itu masih melawan maut usai mengalami kecelakaan tragis di Suzuka, Jepang beberapa waktu lalu.
Walaupun kembang kempis, Marussia memastikan tidak akan memecat karyawannya. Mereka tetap akan menggaji para karyawan dan kru sampai akhir bulan ini. Pihak restrukturisasi dan recovery perusahaan Marussia, FRP Advisory LLP, dilansir BBC, Selasa (28/10), walau tidak ada pemecatan pihaknya tidak menjamin para karyawan ini tetap akan bekerja. "Posisi staf akan tergantung pada apakah perusahaan bisa menjamin untuk mendapat investasi baru dalam batasan waktu yang tersedia."
Sebenarnya ada kabar segar menghampiri Marussia. Dua taipan India yang bermukim di Inggris telah bersedia menyuntikan dana segar. Pihak Marussia konon bersedia melepaskan timnya asal Baljinder Sohi dan Sonny Kaushal mau membayar 70 Juta Poundsterling atau setara dengan Rp 1,3 Triliun.
Kakak beradik yang basis bisnisnya di pengolahan baja tersebut dikabarkan hanya bersedia membayar Rp 195 Miliar. Pihak F1 sendiri sudah memberikan sedikit keleluasaan pada Marussia. Bos F1, Bernie Ecclestone, memberikan dispensasi untuk tidak ikut GP Amerika Serikat dan Brasil.
Sebelumnya, Caterham pekan lalu, Jumat 24 Oktober. Kedua tim ini masuk F1 pada musim balap 2010 di bawah tekad Presiden FIA saat itu, Max Mosley, untuk memberlakukan pembatasan jumlah anggaran.
(bbk)